"Aku harus ke detention center."

"Tidak mau sarapan dulu? Pancakenya sudah jadi?"

Jimin diam saja, sibuk pakai sepatu dan menelepon asistennya.

"Tunggu sebentar!" ucap Sera, meski dia tahu Jimin tidak akan mendengarnya.

Sera segera menyambar dua kotak bekal, menjejalkan pancake sama banyak lalu menuang selai. Dia terdengar mengeluh setelah sadar salah menuang selai, dua-duanya selai stroberi, padahal Jimin request pakai sirup maple.

"Sera, bisa cepat sedikit?"

"Iya!"

Di antara kepanikan salah tuang selai, Sera menambahkan sirup maple di atasnya dan mengapit kedua kotak pakai tangan kanan. Dia menyambar tas kerja dengan tangan yang bebas dari kotak, terpincang-pincang pakai sepatu karena setengah berlari. Jimin menunggu di dalam lift dengan ekspresi tidak sabaran.

"Ini, sarapanmu." Sera menyerahkan kotak bekal. "Bisa kau makan di kantor," tukasnya.

Jimin tersenyum. "Terima kasih, sirup maple 'kan?"

"Ketuang sedikit selai stroberi, tapi sudah kutambahkan sirup maple juga."

"Aku tidak suka stroberi, Taehyung yang suka stroberi."

Mendadak suasana lift terasa lebih dingin, saat Jimin mengembalikan kotak bekal pada Sera.

"Ternyata kau masih mengingat kebiasaannya," kata Jimin, penuh tuduhan.

"Bukan begitu. Aku benar-benar tidak sengaja salah tuang, bukan karena mengingat kebiasaan Taehyung."

Denting pintu lift menjeda obrolan kaku mereka pagi itu. Jimin buru-buru keluar begitu pintu lift terbuka, tanpa memberikan tanggapan apa-apa atas pembelaan Sera.

Sepanjang perjalanan cepat membelah jalanan kota yang ramai lancar, Jimin sibuk menerima telepon Jungkook, membicarakan banyak hal yang tidak dipahami Sera. Sera sempat melirik Jimin sekali, sebelum mengecek surel tim produksi pakai ponselnya. Hari ini majalah mereka naik cetak, memakai Taehyung sebagai cover. Menurut informasi dari tim penjualan, Pre Order cetakan pertama sudah mencapai angka ratusan ribu.

Satu pesan dari Ibu mertua membuat Sera menoleh pada Jimin, mobil mereka tengah berhenti di pemberhentian lampu merah terakhir sebelum sampai di gedung HEUR Magazine.

"Oppa, ingatkan, jam lima nanti kita harus—"

Kalimat Sera berjeda, Jimin lebih dulu mengangkat tangan kanan; perintah untuk diam, sebelum dia menerima telepon. Lagi-lagi ponsel Jimin berdering, lagi-lagi pria itu sibuk menelepon sampai mereka tiba di pelataran gedung kantor.

Sera menunggu Jimin selesai menelepon, ragu-ragu ingin menyerahkan kotak bekal lagi pada Jimin. Pria itu tampak tidak bersahabat pagi ini, memandang kelewat lurus sambil melirik jam tangan saat dia belum juga turun dari mobil.

"Aku selesai jam empat, jangan telat. Hari ini—"

"Kau pulang dengan Sunghoon," sela Jimin. "Aku pulang malam, tengah malam. Kalau hari ini aku tidak sempat mengangkat telepon atau membalas pesan, berarti aku masih di detention center. Jangan berpikir yang macam-macam, oke?"

Sera mengangguk, menunda kalimatnya, membatalkan niat memberikan sarapan pada Jimin. Padahal sudah dua hari dia belajar membuat pancake dari video youtube, dia juga bertanya cara pembuatan pada Ibunya. Sera tidak bisa masak, kali pertama membuat pancake dengan hasil sempurna, tapi Jimin justru tidak bisa memakannya karena dia salah tuang topping.

The CovenantNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ