District 8269 : 11

378 55 36
                                    

Boleh isi secreto di bio? :D makasih!

.
.
.

Langkahnya berderap berpacu di atas lantai dingin, menuju lorong panjang tak berujung dan keluar dari kantornya. Yeonjun meraih ponsel di saku lalu mengusap permukaan benda pipih itu setelah mendapatkan sebuah notifikasi sebuah pesan suara dari nomor asing.

"Detektif Choi, jangan lupa simpan nomor saya," ternyata itu Karina. "Anda selalu lupa menyimpannya, dan itu sangat menyebalkan."

Yeonjun tertawa kecil mendengar itu. Ia segera menambahkan kontak Karina ke ponselnya sebelum kembali mendengarkan kembali pesan suara dari Karina.

"Saya hanya ingin memberi kabar. Saya sudah pulang dengan selamat, dan semoga anda juga, ya. Jangan terlalu bekerja keras, jangan terlalu memaksakan dirimu sendiri, entah itu soal pekerjaanmu atau hal yang lain. Semua keputusan anda, entah apa pun itu saya akan selalu berusaha menghargainya.

"Malam ini saya akan langsung tidur cepat," Karina menghembuskan nafasnya. "Entah kenapa rasanya melelahkan sekali akhir-akhir ini. Mungkin bagi anda sendiri juga sama, dan Chaeri, dan Detektif Kim. Semua ini terasa rumit bagi kita. Saya hanya berharap banyak semoga kasus ini benar-benar selesai.

"Ah, ya! Saya hampir melupakan sesuatu! Kalau suatu hari saya pergi, anda bisa mengambil beberapa barang di kantor NS. Entah hanya sekedar perasaan saya saja atau bukan, rasanya saya harus mengatakan ini pada anda. Semua bukti baru yang ditemukan di Distrik 8269 ada di laci saya. Katakan juga pada Chaeri dan Detektif Kim, terkadang pun saya lupa untuk memberitahu mereka.

"Mungkin itu saja yang ingin saya katakan, selamat malam Detektif Choi."

Rekaman berakhir begitu saja.

Yeonjun melihat layar ponselnya dengan lamat, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak setelah mendengar suara Karina. Apakah sesuatu telah terjadi padanya?

Merasakan perang batin yang tak kunjung selesai, Yeonjun memutuskan untuk menancap gas menuju rumah Karina. Berkali-kali Yeonjun menelpon wanita itu namun tak kunjung mendapat jawaban. Yeonjun berdecak kesal sambil memutar setirnya. Kakinya terus menancap gas tanpa henti.

Sampai di tempat tujuan, pria itu malah terdiam. Kenapa dia mendengar sirine polisi di depan rumah Karina? Pria itu turun dari mobil untuk memastikan.

Kaki menyentuh jalanan yang dingin, udara saat itu menusuk ke kulitnya begitu saja ketika pintu mobil dibanting dari luar. Netra tajam itu menyapu pandang ke arah depan, melihat dengan seksama detail bangunan yang menjulang ke atas. Garis polisi terlihat menutupi pagarnya, dan jangan lupakan beberapa mobil polisi yang terparkir sempurna di depan mobilnya.

Yeonjun menghampiri salah satu polisi di sana sambil memperlihatkan kartu namanya, "Ada apa ini?"

Polisi itu menatapnya, "Detektif Choi, anda belum mendengar kabar ini, ya? Seorang gadis bunuh di dalam rumahnya. Dia menyayat nadinya sendiri di kamarnya."

Yeonjun membeku di tempat, tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Siapa nama gadis itu?" kata Yeonjun pelan, ekspresinya terlihat tegang.

"Bawa saja mayatnya langsung ke tempat otopsi," kata pria itu pada temannya yang lain. Dia kembali berbalik pada Yeonjun sebelum akhirnya benar-benar pergi, "Yoo Jimin."

Punggung itu menjauhi Yeonjun yang masih diam. Sakit rasanya Yeonjun mendengar nama itu, dia bahkan meremas tangannya sendiri.

Beberapa petugas lain terlihat sibuk membawa kantung kuning berisi mayat menuju mobil ambulan yang baru saja datang. Yeonjun yang melihat itu langsung berlari menuju mereka.

Detective Kim | Kim Sunwoo (on going for Case #2)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें