"Lo bisa kutuk gue sekarang. Ganjaran karena menyentuh lo tanpa izin."

Mata Sarina terbelalak. Dia tidak menduga, bahwa Yolai serius dengan ucapannya.

"Lo yakin?" Sarina memastikan dan Yolai mengganguk takzim.

"Sebagai seorang pria. Gue sangat memegang teguh pada apa yang gue ucapkan."

Jantung Sarina tersentak. Entah bagaimana itu bisa terjadi. Sarina tidak tahu. Dia masih menatap Yolai lamat-lamat. Jujur saja, Sarina tidak pernah bertemu pria sejujur ini.

"Lupakan dan terima kasih atas kejujuran lo," ucap Sarina tanpa langsung menatap ke mata Yolai. Dia tampak tidak nyaman dan merasa bersalah telah berpikiran buruk sebelumnya.

"Kutukannya?" Yolai masih menuntut. "Lo harus mengutuk gue."

"Apaan sih? Gue udah bilang terima kasih. Dan gue percaya sama lo."

"Lo serius?"

"Apa wajah gue sedang tertawa?"

"Aneh."

Alis Sarina bertaut. "Lo bilang gue aneh?"

"Ya, lo bilang mau mengutuk gue. Tapi, sekarang malah enggak."

"Ya, gue udah jelaskan tadi. Gue pikir lo sengaja. Maksud gue berpura-pura menjadi pria baik padahal bajingan."

Ujung bibir Yolai tertarik tipis dan senyum itu membuat jantung Sarina terasa tidak nyaman.

"Lo bisa minggir tidak? Gue enggak mau lihat wajah lo."

Yolai mengganguk. Lalu berjalan pergi ke kursi gerbong lain yang kosong. Sarina mengalihkan pandangan ke luar jendela. Tidak terlalu peduli pada keberadaan sesaat Yolai.

...

Lambat laut, kecepatan Senayan Express mulai melaju pelan. Dari balik jendela, Sarina bisa melihat pinggiran sungai yang penuh dengan rumah-rumah penduduk.

Senayan Express pun terus melaju memecah air sungai, karena letak stasiunnya berada di dermaga. Lebih tepatnya dermaga kereta. Alih-alih dermaga kapal.

Puluhan orang pun berjalan keluar dari tiap pintu gerbong yang terbuka. Kendati demikian, nuansa peron di tepi sungai Kaapuas ini tidak berbeda jauh dengan stasiun Bendungan Hilir.

Belum sempat Sarina menarik keluar surat izin kunjungan. Beberapa anak-anak berlarian sambil mengangkat daun pisang seperti selebaran kertas.

"Tragedi kembali terjadi! Langit Jakarta kembali bocor. Sekarang, selain Ahool yang keluar merusuh ke dunia Sudra. Muncul Orang Bati yang menculik anak-anak! Apakah ini tandanya Ahool dan Orang Bati beraliansi?"

Wajah Yolai pucat pasi. Dia buru-buru menyambar koran yang terbuat dari daun pisang tersebut. Mata Yolai membulat besar. Di daun tersebut, ada lukisan hitam putih yang bergerak dan menampilkan potret situasi dari Ahool dan Orang Bati yang menyerang para manusia di tengah jalan.

"M- Mustshil," lirih Yolai tidak percaya. "Ahool dari daerah mana ini? Gue tidak pernah menurunkan titah."

Sejauh ini, Yolai adalah Pejantan yang memimpin sebagian besar Ahool di Kemaharajaan Jawa. Memang, di sana tidak hanya satu perkampungan. Ada beberapa perkampungan Ahool lain. Akan tetapi, mereka biasanya bertindak dalam keputusan bersama.

Yolai bimbang. Dia harus melanjutkan mencari Kafin atau pulang melihat situasi. Saat ia menoleh ke belakang. Senayan Express telah melaju meninggalkan sungai Kaapuas.

"Sialan!" Yolai mengumpat frustasi. Tanpa Senayan Express, dia tidak bisa kembali ke Kemaharajaan Jawa.

"Hey!"

Yolai menoleh, mendapati Sarina sedang menatapnya tajam.

"Lo Manusia Ahool?"

Sarina ingin memastikan apa yang ia dengar dan dari genggaman tangan Yolai yang menguat pada koran daun pisang. Sarina sudah menyimpulkan jawabannya.

Ia pun melemparkan kerang laut berbentuk kalung ke leher Yolai dengan cepat sambil membisikkan sebuah mantra. "Anjana Anggasta Abimantrana."

Anjana Anggasta Abimantrana merupakan sihir yang diciptakan Sarina untuk mengikat seseorang agar patuh padanya. Ini merupakan sihir terlarang dan akan dijatuhi hukuman, jika diketahui oleh kemaharajaan.

"Apa- apaan ini?!" Yolai marah dan berusaha melepaskan kalung kerang yang terpasang di lehernya. Akan tetapi, kalung tersebut tidak bisa dilepaskan begitu saja.

"Jawab dengan jujur. Apa lo pemimpin kawanan Ahool Kemaharajaan Jawa?"

Tanpa bisa dicegah, kepala Yolai mengganguk patuh.

"Ck. Dasar makhluk sialan. Ikut gue!"

__//___/___
Tbc

The Heroes Bhayangkara Onde histórias criam vida. Descubra agora