40. Pergilah Kasih

Start from the beginning
                                    

"Good boy" Jihan mengacak gemas surai rambut milik calon adik iparnya itu.

Lafran menarik tangan Neil detik itu juga. Memeluk kelincinya itu posesif hingga membuat Neil tak dapat bernapas.

"Huff yang ini atos, enakan yang tadi empuk..," batinnya yang hanya bisa berpasrah terbenam di dada keras Lafran.

Detik ketiga Neil teringat kembali akan sesuatu, melepaskan dari dekapan Lafran, menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu.

"Cari siapa?" tanya Lafran sembari merapikan rambut kekasihnya.

Neil gelagapan bingung harus menjawab apa, ditambah bagaimana cara dia meminta izin pada Lafran untuk berbicara empat mata dengan Erlan nantinya.

"Eerm.. gua boleh ketemu Erlan?" tanya Neil ragu-ragu.

Ekspresi Lafran berubah dingin dan terkesan muak.

"Ga–"

"Selamat datang"

Kalimat Lafran terpotong sesaat Erlan datang menyambut kedatangan Neil.

"Pergi sana," titah Lafran pada Erlan dan semakin mengeratkan tubuh Neil padanya.

Emran, Azura dan Jihan yang tak paham dengan hubungan mereka bertiga, kebingungan hanya dapat menatap satu sama lain.

Neil membawa Lafran ke arah pojok ruangan dan membisikan sesuatu.

"Plis Hyung! Kali ini aja! Cuma ngobrol kok! Habis itu nggak lagi sumpah!"

"Gak!"

"Kalo ga boleh, gak tak kasih jatah selama setaun!"

"......"

Neil berhasil membujuk Lafran dengan ancamannya itu. Kini dirinya dan Erlan sedang duduk bersampingan di kursi taman yang ada di pekarangan mansion.

Tentu Lafran memantau mereka dari jauh, memperingatkan Erlan untuk berjaga jarak minimal satu meter dan dilarang keras menyentuh Neil.

Neil canggung bukan main, dan rasa bersalah menyelimutinya. Sedangkan Erlan hanya menunggunya membuka obrolan.

"Anu.. sumpah maaf banget ini lo ya. Gue sangat amat berterima kasih waktu itu udah nolongin gua dan nemenin jalan-jalan juga. Maaf juga udah bikin lo nungguin lama.. Umm soal perasaan lo, gue ga bisa balas, maaf ya.. sumpah gue gak enak, padahal lo anak baek-baek.. maaf ya, Lan. Gue harap lo bisa bahagia sama pasangan lo sendiri."

Erlan tersenyum hangat dan mengangguk satu kali.

"Aku mengerti, terimakasih juga sudah hadir di hidupku. Meski cuma sekilas, aku senang bisa mencintai seorang sepertimu. Semoga Kak Neil bahagia sama Bang Fran. Aku akan terus dukung Kakak."

Neil terenyuh dan matanya mulai berkaca-kaca.

Dia sangat terharu sekaligus heran, bagaimana bisa masih ada anak berhati bersih nan mulia di era modern ini, dimana anak-anak seumurannya bermulut penuh toxic dan pemain epep merajalela.

Singkat cerita waktu makan malam tiba. Dekorasi ruang makan benar-benar ditata dengan meriah, penuh dengan balon dan bunga, foto Neil berukuran super besar dan tambahan badut kelinci menjadi penghibur di sana.

Tak hanya itu seluruh hidangan yang tersaji merupakan makanan favorit Neil. Bahkan terdapat puluhan kardus berisikan jajanan nyam nyam di sudut ruangan.

"Perasaan gue ga lagi ultah.." batin Neil yang kini memakai selempang bertuliskan 'Neil Aditama' melingkar di tubuhnya.

"Welcome to the club, Neil! Semoga betah jadi bagian dari keluarga sengklek ini ya!" heboh Emran seraya menebarkan kelopak bunga ke tubuh Neil.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now