"Oh, teman-teman, kumohon! Kalian sudah terlalu jauh membahas ini! Aku menceritakan perkenalanku dengan Rama kepada kalian supaya kalian bisa menyimpulkan hal-hal yang bisa saja luput dariku. Kalian masih harus menuntunku dalam misi pencarian teman, dan misi penyembuhan hati ini. Jangan berlebihan! Aku bahkan belum merasa tertarik dengan dia," sungutku menimpali mereka.

"Aku setuju dengan Raina," sela Angel setelah mengembalikan ponselku. "Aku sudah selesai membaca obrolan mereka, dan satu hal yang kusimpulkan adalah ... Raina sepertinya agak terbawa, sedangkan Rama mungkin saja secara kebetulan sedang memiliki waktu yang cukup luang untuk menanggapi Raina. Ini murni hanya sebuah percakapan tengah malam di mana setiap orang tanpa sadar akan menjadi terlalu terbuka. Tidak ada ketertarikan. Aku hanya ingin kau berhati-hati, Na."

"Berhati-hati untuk apa? Jangan katakan padaku bahwa menurutmu dia orang yang jahat, kau bahkan belum tau wujudnya seperti apa. Kau hanya tau namanya."

"Bukan begitu, bodoh!" Angel memperbaiki posisi duduknya, meraih bantal di ujung kasur untuk selanjutnya dia letakkan ke pangkuan. "Aku memerhatikan setiap teks yang kau kirim kepada Rama. Terlalu banyak mengandung rasa, kau benar-benar bicara pakai hati. Sedangkan kita belum tau apakah semalam itu dia benar-benar menganggap percakapan itu berarti, atau dia sekadar tengah berusaha mengisi waktu luangnya? Ya, walaupun sejujurnya, sekilas aku bisa melihat bahwa interaksi kalian berdua terlalu intim untuk ukuran sepasang manusia yang baru saling mengenal."

Kirei mengangguk paham, sebelum kemudian turut mengeluarkan isi kepalanya perihal ini semua. "Jadi, bagaimana? Setidaknya Raina berhasil, kan, mendapatkan teman di kampusnya? Kita tidak perlu khawatir lagi untuk merantau ke luar kota jika perkuliahan sudah tidak daring lagi. Kita tidak perlu mengkhawatirkan anak ini akan kesepian di Cavvarta."

Angel terlihat berpikir sejenak, lalu memanyunkan bibirnya seraya dengan bahunya yang terangkat. "Bisa jadi. Tapi satu hal yang perlu kutekankan padamu, Raina. Kau jangan sampai terlalu jauh terbawa, kau harus betul-betul menghargai dia jika memang dia hanya ingin berteman. Beberapa pertemanan bisa saja hancur karena sebuah perasaan. Aku takut jika kau salah menerjemahkan sikapnya."

Sekali lagi, mereka memang berlebihan. Aku baru saja punya sedikit interaksi dengan Rama, tapi kenapa seolah-olah mereka sedang menjagaku karena tengah melakukan pendekatan dengan seorang lelaki? Ini gila. Aku bahkan belum bisa melupakan Julian jika harus jujur. Aku sama sekali tidak punya tenaga untuk menaruh rasa suka kepada orang baru.

Tapi omong-omong soal Rama, aku semakin berpikir bahwa dia tipikal orang yang menarik. Menarik dalam artian; dia punya watak yang lebih baik dari manusia manapun yang kukenal. Lihat saja, aku sudah satu tahun sekelas dengan dia, tapi sampai sekarang aku tidak pernah melihat dia membanggakan status sosialnya. Ini bisa saja karena aku yang memang jarang menyimak pembicaraan yang ada di grup mereka, atau Rama memang tipe manusia dermawan yang low profile. Menurutku ini menarik untuk kutahu, terlebih setelah Anisa memberitahu bahwa ayahnya Rama adalah Wali Kota Luminata.

Luminata adalah salah satu kota madya yang ada di Provinsi Maliakia. Masih berada di provinsi yang sama dengan kota tempat tinggalku; Cavvarta. Jika Cavvarta adalah ibukota dari provinsi ini, maka Luminata adalah kota kedua terbesar setelah Cavvarta.

Setahuku, untuk bisa sampai ke sana harus melewati penyeberangan laut yang akan memakan waktu hampir 11 jam—itu pun masih tergantung dengan kondisi ombak. Jangan tanyakan apakah aku pernah ke sana atau tidak, aku hanya mencari tau lewat google.

Hal lain yang menarik perhatianku tentang Luminata ini adalah namanya. Aku baru tau bahwa Luminata adalah singkatan dari empat pulau besar di tengah laut lepas yang membentuk kota ini—yakni Pulau Luinta (Lu), Pulau Mika (Mi), Pulai Namoi (Na) dan Pulau Tako (Ta). Keempat pulau ini terpisah, menjadi alasan mengapa Luminata ini disebut sebagai kota bahari—dan sedang gencar-gencarnya dipersiapkan sebagai salah satu calon situs warisan dunia. Mungkin suatu hari aku akan ke sana, entahlah. Aku tertarik dengan kekayaan lautnya, konon di sana adalah salah satu daerah terbaik untuk berlibur di daerah pesisir yang jauh dari hiruk pikuk kota.

FWB: Friends With BittersweetWhere stories live. Discover now