District 8269 : 9

342 67 58
                                    

Asli, ini cuman fiksi ya guys. Jangan sampai dipikirin dan dijadiin beban karena buku ini bermaksud menghibur aja wkwk. Alur ceritanya emang pusing, soalnya aku terinspirasi dari drama Blind. hehew.

Jangan lupa kasih dukungan kalian, ya <3

.

.

.

Hari ketika pembantaian di Distrik 8269 terjadi.

Beomgyu membuka pintu gedung serba guna yang ada di dalam distrik. Kakinya berpacu melewati setiap mayat yang bertebaran di bawah kakinya. Harum danur menyeruak masuk ke hidung, indra penciumannya tak mampu menampung bau yang memenuhi ruangan. Pria itu berhenti melangkah, menatap sekitaran dengan wajah yang sulit diartikan.

"Kau telah membuat 'neraka' yang sesungguhnya," monolog Beomgyu sambil berjalan ke depan.

Tap.

Tap.

Tap.

Tak ada takut dari wajahnya saat itu, hanya sebuah kekecewaan yang mendalam yang terus masuk ke dalam raga ketika mengingat beberapa memori yang tenggelam dalam pikirannya.

"Kalau begitu biarkan aku mengabdi padamu," ucap Beomgyu mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya ; sebuah foto kusam, seorang wanita berambut panjang sedang tersenyum menghadap kamera. "Atas segala dendammu selama ini, atas rasa sakit yang selama ini kau sembunyikan." Dia terjongkok pada salah satu mayat, menggores lengan mayat itu dan menyapunya dengan satu tangan. Beomgyu segera berjalan ke atas panggung untuk menerima sorotan khalayak penonton yang hilang.

Kini benda itu menjadi bukti kuat, kenapa Choi Beomgyu menjadi tersangka utama.

"Tempat ini adalah neraka yang sesungguhnya," Beomgyu mengusap pelan mic di depan dengan tangan yang bercampur darah mayat barusan. "Dan kau berhak untuk mengambil keadilan atas sodaramu yang sudah mati."

Mic ternyata masih menyala saat itu. Dan kata terakhirnya pada khalayak mayat di dalam gedung adalah, "Selamat datang...di sebuah keadilan yang sebenarnya. Kalian berhak mati atas apa yang seharusnya tidak pergi."

Kini lembar foto gadis bersurai hitam itu berada di tangan Karina sebagai bukti. Wanita itu menemukannya dahulu sebelum yang lain. Dengan hati-hati, dia menaruh foto itu di saku mantelnya tanpa diketahui siapa pun.

***

"Detektif Kim!" seru Karina ketika melihat siapa yang datang pagi-pagi buta begini ke kantor. Dia berdiri dari duduknya dan mempersilahkan pria itu untuk duduk, "Rekaman kamera mobil Shuhua yang anda berikan, saya sudah menemukan'nya'."

Karina memperlihatkan video lewat laptopnya pada Sunwoo, "Pria yang memakai pakaian hitam yang melewat itu kemungkinan besar adalah Choi Beomgyu."

Sunwoo memperbesar rekaman itu dan memincingkan matanya.

"Rekaman ini berlangsung ketika Shuhua pergi dari Distrik untuk pulang, dan pria ini muncul di pinggir jalan bersama beberapa orang yang mencurigakan di belakang," kata Karina lagi.

Sunwoo nampak berfikir, "Apakah kau menemukan sesuatu yang lain?"

"Sebenarnya," kata Karina. "Jujur saya belum yakin dengan hal ini ; tentang orang di dalam pelaku itu adalah Beomgyu. Untuk itu, saya meminta
beberapa orang untuk melakukan pengecekan CCTV di daerah sana. Jadi, kita hanya menunggu saja."

Sunwoo mengangguk pertanda mengerti, dia membaca sekilas berkas-berkas di atas meja.

"Oh ya," kata Karina. "Soal Shuhua, saya dengar ada orang yang membuntutinya akhir-akhir ini. Apakah benar?"

Detective Kim | Kim Sunwoo (on going for Case #2)Where stories live. Discover now