1. Hujan

84.8K 956 19
                                    

Anna Caroline, seorang remaja berusia 20 tahun yang kini duduk di bangku perkuliahan. Dia memiliki sahabat bernama Marie, dan pacar bernama Reno yang merupakan seniornya di kampus.

Hubungan Anna dan Reno sudah berlangsung selama dua tahun. Dan akhir-akhir ini mereka sering bertengkar karena masalah sepele.

Seperti sekarang, Anna bertanya kepada Reno yang seharian kemarin tak menghubunginya. Anna merasa tak ada yang salah dengan pertanyaan yang dia lontarkan. Tapi respon Reno membuat Anna ikutan kesal jadinya.

"Akhir-akhir ini kamu sering menghilang. Jangankan untuk bertemu, balas chat aku saja susah sekali. Memangnya kamu ada urusan apa sih?" Anna bertanya dengan kesal pada pacarnya tersebut. Mereka kini sedang berada di dalam mobil Reno. Berniat pergi ke mall untuk nonton bersama.

"Aku banyak urusan, Anna. Tugas, keluarga, temanku. Kamu bukan satu-satunya hal yang harus aku prioritaskan terus." Reno menjawab dengan nada tinggi. Anna tersinggung jelas.

"Ya kamu kan bisa beri kabar aku bilang sesuatu kek. Bukan malah hilang seharian," ujar Anna. Secara tak terduga, Reno langsung mengerem mendadak membuat Anna terkejut.

"Kamu itu ribet sekali. Hal sepele begini saja terus kamu permasalahkan. Aku capek, Anna!" Reno membentak Anna. Setelahnya dia memukul setir dengan kuat.

Anna terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Jelas dia sakit hati karena Reno membentaknya.

"Nangis aja kerjaanmu. Kelakuanmu itu bikin aku tambah pusing." Reno berucap lagi. Anna memalingkan wajah dan menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya. Sekarang dia sadar, perubahan sikap Reno sangat drastis. Setelah membentaknya pun, laki-laki itu tak merasa bersalah dan tak mengucapkan maaf.

"Sepertinya kita tak bisa lanjut pergi. Aku harus pulang dan menenangkan diri." Reno berkata. Anna langsung menoleh dan menatap laki-laki itu dengan tatapan tak percaya. Kemudian Anna melihat keluar, di mana keadaan sedang hujan cukup deras. Tanpa bicara lagi, Anna melepaskan sabuk pengaman dan mengambil tasnya. Dia lalu keluar dari dalam mobil Reno. Tak disangka, pria itu langsung pergi begitu saja dan membiarkan Anna kehujanan di pinggir jalan.

Anna berlari, berusaha mencari tempat berteduh. Dia kemudian melihat sekitar, dan ingat kalau rumah Marie tak jauh dari tempat dia berdiri sekarang. Anna pun akhirnya berlari lagi untuk ke rumah sahabatnya. Sekaligus dia akan cerita pada Marie tentang kekejaman Reno hari ini padanya.

***

Daniel Wiratama, seorang pria berusia 45 tahun yang sudah cukup lama menyandang status duda. Dia memiliki seorang anak perempuan bernama Marie.

Daniel tinggal berdua di rumah mewahnya dengan putri semata wayangnya. Namun hari ini, dia hanya sendirian di dalam rumah karena putrinya pergi mengunjungi mantan istrinya yang kabarnya jatuh sakit.

Di luar sedang hujan, dan Daniel memilih untuk bersantai di ruang keluarga seraya menonton televisi. Di atas meja ada secangkir kopi hitam miliknya yang masih beruap.

Saat Daniel sedang memilih tontonan, terdengar suara bel yang berbunyi. Keningnya berkerut, merasa heran. Siapa yang datang bertamu dalam keadaan hujan deras seperti ini?

Akhirnya, Daniel pun berdiri dan berjalan menuju pintu utama. Dia langsung membuka pintu rumahnya tersebut. Dan dia terlihat kaget melihat seorang wanita muda yang cukup dia kenal berdiri di depan pintu rumahnya dengan keadaan tubuh basah kuyup.

"Ah, Om. Maaf mengganggu. Apakah Marie ada?" Anna bertanya dengan suara pelan. Bibirnya bergetar dengan tubuh menggigil karena kedinginan.

"Marie sedang mengunjungi ibunya," jawab Daniel. Anna terlihat agak sedih mendengar itu.

"Ah begitu ya. Terima kasih, Om. Maaf sudah mengganggu," ujar Anna. Dia berbalik, hendak pergi dari sana. Namun Daniel memanggil namanya dan menyuruhnya untuk masuk.

"Anna, kamu bisa sakit kalau terus kehujanan. Masuklah," ucap Daniel. Anna awalnya terlihat ragu, namun akhirnya dia menuruti perkataan Daniel untuk masuk ke rumah pria itu.

"Tunggu sebentar di sini. Saya bawakan handuk," ucap Daniel. Dia pun berjalan meninggalkan ruang tamu untuk mengambilkan handuk. Tak lama, pria itu muncul lagi dengan membawa bathrobe berwarna abu-abu. Daniel pun menyuruh Anna untuk memakai bathrobe tersebut agar tubuhnya sedikit hangat.

"Masuklah ke kamar Marie dan pinjam bajunya. Kamu bisa masuk angin kalau tidak ganti baju," ujar Daniel lagi. Anna pun menggelengkan kepalanya.

"Tak usah, Om," jawab Anna dengan perasaan sungkan. Walau sudah bersahabat dekat dengan Marie, Anna sungkan masuk ke kamar Marie ketika pemilik kamarnya tidak ada. Apalagi jika sampai harus membuka lemarinya.

"Kalau begitu, kamu tunggu sebentar di sini. Biar saya bawakan baju Marie untukmu," ujar Daniel. Dia lalu berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, di mana kamar anaknya berada. Sedangkan Anna menunggu di dekat kamar tamu yang pintunya langsung menghadap ke arah ruang keluarga.

Tak lama, Daniel muncul dengan membawa baju anaknya. Daniel lalu menyuruh Anna untuk berganti baju di kamar tamu. Anna pun berterima kasih dan segera masuk ke dalam kamar tamu.

Daniel pun teringat sesuatu, dan dia akhirnya pergi ke dapur. Daniel mencari tas plastik yang tak dipakai untuk pakaian basah Anna. Setelah menemukannya, Daniel pun membawa benda itu dan hendak memberikannya pada Anna.

Saat sampai di dekat pintu kamar tamu, Daniel terdiam dengan tubuh menegang. Anna tidak menutup pintu dengan rapat, hingga pintunya sedikit terbuka. Dan Daniel secara tak sengaja melihat Anna yang telanjang lewat celah pintu tersebut.

Entah kenapa, Daniel merasa sulit untuk pergi dari sana. Matanya malah memperhatikan Anna dengan seksama. Di dalam kamar, Anna melepaskan semua bajunya, termasuk pakaian dalamnya yang juga basah. Posisinya dia membelakangi pintu, hingga dia tak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat tubuh telanjangnya. Anna bergidik pelan, merasa dingin. Dia lalu mengambil baju Marie yang diserahkan oleh Daniel dan langsung memakainya.

Setelah Anna berpakaian, Daniel seolah baru sadar. Dia langsung melangkah mundur dan merutuki perbuatannya sendiri. Apakah dia baru saja mengintip sahabat anaknya yang sedang berganti baju?

Tak lama, Anna pun keluar dari kamar dan hal tersebut membuat Daniel agak kaget. Daniel pun langsung menyerahkan tas plastik yang dia bawa pada Anna.

"Ini untuk bajumu yang basah." Daniel berucap. Daniel sebenarnya agak grogi, namun dia bisa menguasai situasi dengan baik. Anna pun menerima tas plastik itu dan tak lupa berterima kasih pada Daniel.

"Terima kasih banyak, Om."

Daniel tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Tak bisa ditahan, mata Daniel langsung melihat lagi ke arah tubuh Anna. Dan sekarang, Daniel baru sadar kalau dia memberikan baju yang salah pada Anna.

______________________________________

Hai semuanya. Akhirnya cerita baru lagi😁😁

Aku buat cerita ini setelah membaca salah satu komentar di bab terakhir Affair With My Boss.

Aku buat cerita ini setelah membaca salah satu komentar di bab terakhir Affair With My Boss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah membaca komentar ini, aku langsung kepikiran membuat cerita Daniel dan Anna ini. Semoga kalian suka ya❤❤

Terima kasih juga yang sudah memberikan saran hingga aku bisa terinsipirasi❤

Jangan lupa tinggalkan jejak juga😘

My Bestfriend's FatherWhere stories live. Discover now