Revenge?

1.5K 25 2
                                    

Dug dag dag dig dug~

Dug~

Dug~

Suara musik menggema dalam sebuah tempat yang penuh dengan manusia yang lincah meliuk-liukkan tubuhnya, muda mudi tersebut tetap menari dengan sesekali melakukan skinship membuat Disc Jockey di tempat yang biasa disebut surga dunia oleh orang-orang itu menyeringai senang, DJ tampan berambut merah itu makin semangat membuat manusia-manusia dibawahnya terbuai dengan karya seninya, deejaying... mencampurkan beberapa lagu dengan sempurna yang dapat menciptakan atmosfir malam ini penuh gairah, sesekali ia membalas cumbuan beberapa wanita sexy yang dengan lancang menganggu pekerjaannya.

"Sepertinya Mathew benar-benar menikmati pekerjaannya ya."

Seorang wanita muda bersurai dark brown dengan style ponytail mengalihkan perhatiannya yang semula menatap DJ tampan itu kepada gadis blonde disebelahnya, ia mendengus pelan saat menyadari posisi wanita muda tersebut yang kini tengah berada di pangkuan seorang pria sexy berambut coklat yang ia yakini pasti akan menjadi penunggang yang cukup liar di atas ranjang.

'Sejak kapan dia di posisi itu,' batinnya heran. Wanita itu tak menanggapi ocehan seseorang di sampingnya dan mengalihkan perhatiaannya lagi pada pria bertubuh sialan sexy yang menciptakan musik beat yang membuat lautan manusia dibawahnya bersorai gembira. Benar-benar berisik. Dalam hati Ia bersyukur tempatnya sekarang cukup jauh dari area tersebut.

"Apalagi dengan wanita-wanita nakal di sekelilingnya." tambah gadis bermata biru itu mencebik rendah saat melihat beberapa wanita yang mulai menelanjangi diri di sekeliling pria tampan itu.

"Hmmmh, sejak kapan kau jadi seorang komentator Tris?" Wanita itu mendengus sembari menyesap winenya.

"Huh, aku kan hanya mengeluarkan isi pikiranku, Kate." Wanita bernama Tris tersebut mengerucutkan bibirnya membuat pria yang memangkunya semakin bergairah mencumbunya.

"Eee? Atau jangan-jangan kau sedang mengincar kakakku, huh?" Kate memicing curiga.

Menghentikan sejenak kegiatan bercumbunya Tris melirik Kate dengan kerlingan jenaka "Heheh... Mmmm... mungkin? Menghabiskan malam bersamanya sepertinya tidak akan merugikanku hm?" Tris tersenyum nakal.

"Tsk, jangan menciptakan imej jalang di hadapanku Tria, kemarin Karin dan sekarang kau?" Kate mendengus geli.

"Bukankah sekarang ini aku memang sudah menjadi jalang hm?" Tris tersenyum prihatin.

Melihat wajah Tris membuat Kate menghela napas rendah. "Hmm yah..." Kate hanya bergumam rendah menanggapinya. Lama mereka terdiam, hanya terdengar suara musik yang semakin kentara memenuhi gendang telinga mereka.

"Aku jadi heran dengan anak-anak di kampus yang masih melihatmu bak seorang malaikat baik hati." Kate menggeleng-geleng prihatin.

"Hahaha, itu urusan mereka. Kalau mereka akhirnya tau pun aku tidak peduli, ini hidupku dan aku yang menjalaninya." ucap Tris mantap membuat Kate tersenyum manis menatap sahabat karibnya.

"Cepatlah pesan kamar sebelum kau ditelanjangi disini." cibir Kate melirik tubuh Tris yang setengah telanjang.

"Sial, aku tidak menyadarinya."

Kate terkekeh melihat Tris yang terburu-buru membenahi dressnya dan menarik prianya untuk menghabiskan malam bersama. Kate mendesah berat, padahal dulu mereka sama-sama polos terhadap hal-hal 'gelap' semacam ini, mungkin karena faktor pergaulan dan lebih banyak disebabkan keadaan keluarga yang memaksa mereka melampiaskannya kepada hal-hal seperti ini. Setidaknya ia masih memiliki sahabat yang menemaninya walau pada awalnya mereka bersama hanya karena faktor 'kesamaan nasib' dan berakhir dengan saling menyemangati, tapi itu sudah cukup untuk Kate.

Unexpected revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang