5

4.1K 26 0
                                    

"Yah Pak! Kok ditolak lagi sih," Kesal Ara saat lagi dan lagi skripsi nya ditolak oleh sang dosen.

"Ya emang skripsi kamu kurang pas," Jawab sang dosen yang bernama Anton itu.

"Kalo ditolak terus kapan lulusnya," Gumam Ara.

"Makanya belajar yang bener,"

"Ck. Bapak kan dosennya, ajarin dong Pak,"

"Saya udah ngajarin kalo di kelas,"

"Pak, ayolah, bantuin saya, saya juga pengen lulus,"

"Selesain dulu skripsinya,"

"Ah kalo Bapak nggak mau bantuin ya nggak papa, saya mau pulang dulu, udah mau malem juga," Kesalnya.

Tiba-tiba Anton kembali berbicara.

"Kamu mau saya bantu?" Tanya Anton.

"Mau Pak, mau banget," Girang Ara, dia kembali duduk.

"Hmm, ya bisa sih, tapi ada syaratnya," Ujar Anton.

"Apa Pak?"

Anton berdiri, dia mengunci pintu ruangannya.

"Loh Pak, kenapa dikunci?" Tanya Ara bingung.

"Syaratnya ya ini," Ujar Anton, dia berdiri didepan Ara.

"Maksudnya Pak?"

"Ara," Anton merendahkan tubuhnya lebih mendekat dengan Ara.

"I-iya Pak,"

"Saya boleh minta tolong?"

"B-boleh Pak,"

"Tolong puasin saya Ara,"

"Hah,"

Tiba-tiba Anton melumat bibir Ara yang masih terbuka karena tadi masih bingung.

"Emhh," Ara mencoba mendorong Anton, tapi Anton segera menahan tangannya.

"Emhhh,"

Desahan Ara semakin kuat saat Anton meremas payudaranya kuat.

"Ahh Pak, apa yang Bapak lakukan!"

"Suttt, saya bilang tadi ada syaratnya kan, syaratnya itu, saya mau kamu puasin saya dulu," Ujar Anton sambil meremas-remas payudara Ara.

"Ahh Pak, k-kalo gituhh saya nggak jadi,"

"Tapi saya jadi, gimana dong,"

Anton melepaskan ikat pinggangnya kemudian mengikat tangan Ara kebelakang.

"Pak! Lepasin saya!"

"Tenang Ara, kamu pasti bakal suka,"

"Pak jangan!"

Anton tidak peduli, dia melepaskan kancing kemeja yang Ara pakai kemudian menurunkan br4 nya.

"P-pak j-jangan saya mohon ahhh,"

Anton melahap payudara Ara sebelah kiri dan memainkan yang sebelah kanan. Payudara sebelah kiri adalah kelemahan Ara, dia menjadi ikut terangsang saat putingnya dimainkan.

"Shhh ahhh Pak ahhh,"

Anton memainkan puting Ara yang ada didalam mulutnya dengan sesekali menggigitnya.

"Ahhh Pak Antonhhh ahhh,"

Tubuh Ara menegang, lidah Anton yang memainkan payudaranya membuatnya tidak bisa lagi melawan.

"Kamu suka Ara?" Tanya Anton dengan nada mengejek saat dia sudah melepaskan lumatannya.

Anton tetap memainkan puting payudara Ara yang sebelah kiri, kini dia tau kelemahan Ara.

Anton mengangkat Ara dan membaringkannya dikarpet bulu yang ada didekat sofa.

"Saya akan buat kamu lebih menyukainya lagi Ara,"

Anton melepaskan semua pakaian Ara dan juga pakaiannya.

"Berbulu dan becek," Ujar Anton saat dia berada diantara selakangan Ara.

Dia menjilati lubang milik Ara dan memainkan klitnya yang membuat Ara mendesah tidak karuan.

"Ahhh Pak Ahhh,"

"Yeaahhh Ahhh ahhh shhh ahhh,"

"Pakk ahhh saya ahhh pakkkk ahhhh,"

Anton tau kalo Ara akan keluar, dia semakin ganas memangsa lubang surgawi milik Ara.

"Aahhhhhh,"

Anton menjilati cairan Ara kemudian duduk, dia puas melihat Ara yang lemas tak berdaya.

"Apa saya bilang, kamu pasti suka,"

Anton mengungkung Ara, dia menjilati leher Ara, menggigit dan memberi tanda disana.

"Ahhh pak j-jangan,"

Ara menahan tangan Anton yang hendak memasukkan penisnya.

"Suutttt,"

Anton kembali melumat bibir Ara, dia menahan tangan Ara keatas dengan satu tangan, dia kembali mencoba memasukkan penisnya lagi.

"Emhhhh,"

Ara tetap berontak, dia menggeleng-gelengkan kepala.

"Emhhh,"

Karena tidak sabar, Anton langsung memasukkan penisnya dengan sekali hentakkan.

Dia mulai menggerakkan pinggulnya dengan tetap melumat bibir Ara hingga beberapa menit dia pun melepaskan lumatannya.

"Ahhh Pakk ahhh s-stop ahhh,"

Anton tidak peduli, dia tetap menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan gerakkan sedang, tangannya memainkan klit Ara yang membuat Ara gelimpungan.

"Ahhhh aahhh ouhhh ahhhh emhhh shhh ahhh ahhh,"

"Ahhh Pak An-ton ahhhh uuhhh Pakk ahhhh,"

Ara mengangkat pinggulnya saat dia merasakan pelepasannya.

Anton tersenyum puas saat Ara kembali mengeluarkan pelepasannya.

"Kamu sudah keluar dua kali Ara, tapi saya belum,"

"Emmhhh Paak akhh,"

"Kali ini saya harus keluar juga ya Ara sayang,"

Anton mengangkat Ara, menyuruhnya untuk menungging dan berpegangan pada pinggir sofa, dia kembali memasukkan pen*s nya begitu saja.

"Akhhh,"

"Saya sudah lama menginginkan ini Ara akhh,"

Anton kembali menggerakkan pinggulnya dengan brutal hingga beberapa kali Ara ikut tersentak.

"Akhh Pakkk akhhh,"

Anton meremas kedua pay*dara Ara membuatnya semakin terangsang, hingga beberapa menit kemudian.

"Paakkk akkhhh sayaa akhhh,"

"Bersama Araa,"

"Akhhhh,"

Mereka pun mendapatkan pelepasannya.

Tanpa melepaskan tautan kedua benda itu, Anton menuntun Ara untuk duduk di sofa, dia mendudukan dirinya di sofa dan memangku Ara.

"P-pakk akhh udahhh,"

"Suttt, nanti dulu Ara, saya belum puas,"

Anton mengecupi leher Ara, sedangkan Ara hanya pasrah, dia sudah lemas ditambah dengan terus di paksa untuk terus terangsang dengan pay*dara nya yang terus dimainkan.

Dan terjadilah ronde-ronde berikutnya.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 03, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Random Story II (New Story) 18+Donde viven las historias. Descúbrelo ahora