𝐆𝐈𝐕𝐄 𝐔𝐏,itoshi sae

Mulai dari awal
                                    

(Name) terus menggerutu kesal selama menuju kelasnya. Siswa-siswi yang berlalu-lalang di koridor hanya menggeleng pelan mendengar gerutuannya yang tentu saja tentang Sae.

"Hey, (Name)!"

Dengan jengkel, (Nama) menolehkan kepalanya ke arah suara asal yang memanggil namanya. Lelaki bersurai pirang dengan biru mewarnai bagian bawahnya merangkulkan lengannya pada tengkuk (Name).

"Tsk. Ini masih pagi, Kaiser. Jangan buat aku kesal, " decak (Name) jengkel. Sementara Kaiser hanya terkekeh mendengar penuturan perempuan yang lebih pendek darinya ini.

"Kau ini masih pagi sudah marah, " balas Kaiser dengan nada yang menggoda dan bermain-main. Iris birunya menatap pada (Name) yang memasang wajah jengkel, bibirnya mengukir seringaian.

"Sudah berapa kali ditolak? Daripada dengannya, lebih baik kau berkencan denganku saja, " ucap Kaiser sambil mengeratkan rangkulannya pada (Name).

(Name) memutar bola matanya malas. Bibir mungil tersebut masih menggerutu tidak jelas dengan Kaiser yang hanya terkekeh mendengarnya. Tanpa keduanya sadari, sepasang mata menatap mereka dari kejauhan.

⠂⠂⠂

Siang ini pertandingan bola antara kelas (Name) dan kelas Sae diadakan. Dengan semangat gadis tersebut menempatkan dirinya pada bagian terdepan tribun. Manik hitamnya menatap sang pujaan hati dengan tatapan memuja.

'Sial. Hari ini ketampanannya masih sama.' Inner (Name) bergejolak ketika Sae masuk ke lapangan dengan angkuh. Hatinya dibuat bimbang harus mendukung kelasnya sendiri atau Sae.

Selama pertandingan berlangsung, (Name) yang paling bersemangat dan suaranya paling lantang ketika Sae bermain ataupun memboboli gawang tim lawan. Teman sekelasnya memakluminya karena memang ia selalu melakukan itu ketika Sae bertanding.

Kelas (Name) dan Sae bertanding selama beberapa match. Tentu saja dimenangkan oleh kelas Sae, dengan Sae yang terus membobol gawang kelas (Name). Gadis itu berniat untuk membawakan sebotol minum dan handuk untuk Sae.

Saat ia telah sampai di pinggir lapangan, manik hitamnya tertuju pada lelaki bersurai merah yang sedang terduduk. Senyuman yang awalnya terukir lebar di wajah (Name), perlahan memudar. Tangannya yang membawa botol dan handuk kecil untuk Sae diturunkan.

Di sana, dapat ia lihat salah seorang anggota cheerleader membawakan Sae sebotol minum dan handuk. Sae bahkan tak menolak pemberian perempuan tersebut. Lelaki bermarga Itoshi itu malah tersenyum pada perempuan itu. Ingin sekali (Name) berkata, namun suaranya tertahan di tenggorokan. Matanya terasa panas dan basah.

Sebuah tangan menutup pandangan (Name) dan menarik gadis tersebut menjauh dari lapangan. Tubuh (Name) ditarik ke dalam sebuah pelukan oleh lelaki bersurai pirang kebiruan. "Sudah aku bilang kan? Harusnya kau berkencan denganku saja," bisik Kaiser sambil mengelus lembut kepala bagian belakang (Name).

Tak ada jawaban dari (Name). Gadis tersebut terdiam di dalam pelukan yang diberikan Kaiser. Pikirannya kalut dan sudah terbang ke mana-mana.

'Jika Sae memang sudah memiliki kekasih, kenapa tidak bilang saja dari awal? Aku merasa seperti orang bodoh yang mengejar cinta seseorang yang sudah memiliki kekasih, ' batin (Name). Ia menarik napas dengan dalam mencoba menenangkan perasaannya yang terasa sakit dan sesak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐃𝐃𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍,BLUE LOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang