Kakak Ipar 1

82.9K 247 4
                                    

Aku Rima, janda tanpa anak yang ditinggal mati oleh suamiku 3 Bulan yang lalu. Suamiku mengalami kecelakaan kerja di salah satu perusahaan kontruksi. Hatiku sedih meskipun pernikahan kami karna perjodohan oleh orang tua dikampung, bagaimana pun dia adalah suami yang baik untukku selama pernikahan kami, semua yang kubutuhkan selalu dipenuhi kecuali satu kebutuhan ku saat bercinta. Tapi aku tak mempermasalahkan hal itu. Bagaimanapun aku tetap menjadi istri yang baik untuk suamiku.

Hari ini aku berencana untuk berlibur ke rumah Kakak iparku. Kak Santi kakak dari almarhum suamiku memintaku untuk berlibur ke rumahnya di bandung, dan aku menyetujuinya dan mengambil libur untuk satu Minggu. Toko pakaian yang menjadi usaha ku selama menikah dengan suami ku ke serahkan kepada orang kepercayaan ku untuk sementara. Setelah mengepak Segala keperluanku aku segera berangkat menuju Bandung.
Rumah kak santi termasuk dalam kota yang dingin, beberapa jam perjalanan ku tempuh akhirnya sampai. Lokasi rumahnya agak jauh dari rumah warga. Halaman luas dan berlantai dua. Cuaca sangat nyaman dan tenang jauh dari kebisingan. Aku dapat menenangkan diri disini.
"Hai Rima, akhirnya kamu sampai, ayo masuk" kak Santi memelukku dan membawa koperku."bagaimana perjalananmu? Aman kan?"
"Aman Kak. Gak pake tersesat" aku berseloroh. Kak Santi tertawa mendengarnya.
"Yaudah, ayo kuantar ke kamarmu, kamu bisa istirahat sebentar, nanti aku panggil kalau mau makan malam" kak Santi menunjukkan kamar untukku. Aku berterimakasih dan Kak Santi meninggalkan ku untuk beristirahat. Badanku juga sedikit lelah kuputuskan untuk berbaring sebentar setelah itu mandi.

Setelah makan malam selesai aku mencuci piring bekas makan kami sambil bercerita.
"Oh ya Rim, gimana ya bilangnya" wajah kak santi kebingungan
"Kenapa kak?" Tanyaku penasaran.
"Gini loh Rim, aku dapat kabar dari kepala desa, kalau kami ada seminar sosialisasi di kota selama 3 hari. Apa kamu Gak apa apa aku tinggal sendiri?"
"Kapan kakak berangkat?"
"Besok Rim. Makanya aku gak enak, padahal kamu kesini mau liburan malah aku tinggal. Suamiku juga belum pulang Dinas dari luar kota" kata Mbak Santi merasa bersalah. Aku hanya tersenyum.
"Yaudah gak apa apa Kak. Biar sekalian jaga rumah. Lagian aku gak papa cuaca dan suasana adem jadi enak menenangkan diri" aku mencoba menghapus rasa bersalah kak Santi
"Maaf ya Rim. Malah jadi ngerepotin kamu jaga rumah."
Aku hanya menenangkan Kak Santi sambil tersenyum.

Keesokan harinya kak santi berangkat pagi pagi sekali. Aku hanya mengantarnya sampai pintu rumah. Setelah itu aku masuk dan mandi dan setelah itu sarapan. Aku hanya mengenakan daster tipis dan thong tanpa bra, Udara sejuk membuat puting ku menegang.
Karena aku sendiri di dalam rumah jadi ku pikir aman saja. Ketika sedang asik menonton aku terkaget pada seorang yang masuk, dan ternyata itu kakak iparku Ternyata pulang dari luar kota. Dia tertegun melihat penampilan ku. Tali daster ku melorot sebelah, puting menegang. Aku segera minta maaf dan berlari ke dalam kamarku. Setelah sejam aku didalam menenangkan diri, aku keluar dengan pakaian yang lebih sopan. Kulihat hujan turun dengan lebat. Mas Seto, kakak iparku sedang duduk sambil menonton tv, sepertinya sudah selesai mandi.

"Hei , Rim sini duduk" mas Seto memanggilku. Saat aku duduk di sofa, kudengar interupsi mas Seto. "Kok jauh banget duduknya? Lebih dekat sini." Dengan canggung aku duduk disofa panjang yang sama dengan kakak ipar ku . "Kapan sampai Rim?" Tanya Mas Seto, tapi anehnya tatapan dan senyumnya terasa aneh bagiku.
"Kemarin sore mas" jawabku seadanya."Kak Santi baru pergi subuh tadi" aku menjelaskan.
"Iya, sudah dikabari tadi" pandangan mata mas Seto mulai membuatku risih.
"Jadi kak Santi udah tau mas pulang" tanyaku penasaran.
"Belum, gak sempat kasih tau karena Santi keburu tutup telponnya tadi" entah perasaan ku saja jarak antara aku dan mas Seto duduk makin menipis.
"Oh begitu" aku mulai risih.
"Iya, diluar hujan deras sekali" aku reflek melihat jendela dan mengiyakan perkataan mas Seto."ngomong ngomong kenapa ganti baju? Kamu cantik pakai baju tadi. Seksi" mas seto mulai semakin mendekat padaku. Aku semakin merasa tidak tenang.
"Saya pamit ke kamar dulu ya Mas" aku langsung berdiri namun pinggang ku di tahan oleh mas Seto sehingga aku kembali duduk diantar kakinya. Aku menggeliat memberontak namun kekangan mas seto semakin kuat saja.
"Mau kemana Rim. Disini aja sama mas. Mumpung berdua kita senang senang yuk"mas seto mulai menciumi leherku.
"Mas lepas mas, ingat mas udah punya istri" aku mencoba memberontak. Lidahnya terus menjilati kulit leherku.
"Iya, tapi mas pengen rasain kamu Rim. Sini main sama mas ya. Hujan hujan gini biar mas yang angetin kamu" tiba tiba tangannya meremas satu payudara ku.
"Ahh. Mas jangan" aku adik ipar mu mas" aku mulai memberontak lebih keras.

Tapi percuma kekuatan mas Seto lebih besar dari pada ku. Kakiku pun dikunci dengam kaki nya.
"Sudalah Rim, aku tau pasti lubang surgamu kesepian semenjak suamimu pergi. Jadi biar mas yang isi lubangmu ya"di baringkan tubuh ku dengan cepat di sofa dan ditindih nya, aku berteriak namun teredam oleh hujan serta ciuman mas seto pada bibirku. Di sobeknya dasterku, terlihatlah buah dadaku dibalut bra tipis menerawang berwarna merah."cantik, mas Hisap yaa Rim." Diangkatnya bra ku keatas dihisap puntingku yang sudah menegang akibat cuaca dingin."emmm, clop clopppp" aku mulai tak berdaya
"Masss. Ahhh mhhas ishh ahh" aku mulai menikmati rangsangan pada bagian payudaraku.
Tangan Kakak iparku mulai merambat menuju paha dan masuk melalui samping celana dalamku, jempol menggesek kapal mungilku, aku terengah "Ahh ahhh, mass.. masss ahhhhh jangan Masshh ohh YESS ya ya ouhh ahhhh" rangsangan itu membuat cairan cinta ku keluar membasahi jari jari mas seto.
Aku terkulai lemas. Dijilatnya jarinya yang terkena cairan cintaku.
"Enakkan Rim. Tenang saja bakal mas tunjukin yang lebih enak" katanya sambil membuka bra dan celana dalamku.

Aku tak sanggup lagi melawan. Entah karena lelah atau karna menikmati. Apalagi hujan turun semakin lebat cuaca semakin dingin. Dibuatnya posisiku menjadi duduk dan dibuka lebar kakiku sehingga terlihatlah lubang vaginaku yang sudah mengkilap basah. Dia berjongkok di karpet bawa lalu menenggelamkan kepalanya di selangkanganku.
"Ahhh Mass ahhh oushhh ahahh emmm" aku mendesah tak karuan menekan punggungku makin keras kesandaran sofa saat lidahnya menjilat vaginaku." Ouchh Masshh ahhh yessss yesss ahhhh" ku Jambak rambutnya, lidahnya makin masuk kedalam lubangku, menghisap dengan kuat, sesekali digigitnya kapal kecilku membuatku blingasan. Saat akan mencapai puncak kutekan kepalanya semaki dalam ke selangkangan ku dan kusembur cairan cintaku dimulutnya dan dilahapnya sampai tak bersisa.
"Gurih sekali cairan cintamu Rima sayang" ucapnya sambil mengelusi payudaraku. Mas Seto berdiri dan aku terkaget saat dia menelanjangi dirinya di depanku. Milik sangat besar, tegak mengacung siap menerobos lubang vaginaku.
"Sekarang puasin Mas ya Rim". Aku masih duduk terdiam memandang penis nya lalu tersadar saat penis itu sudah ada di depan Mulutku...

Di Puaskan Kakak Ipar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang