Superior Idol

14 2 0
                                    

Seoa

Satu hari sebelum ulang tahun Ark Kyree

"Ark, stop!" pinta wanita yang sejak pintu masuk Koen Management mengekor sang idol.

Namun, Ark Kyree sekali pun tidak menggubrisnya. Sang idol terus saja melangkah dengan cepat bahkan tidak peduli pada semua orang yang dia lewati.

"Ini hanya masalah kecil kau tidak perlu marah pada Mari. Aku bisa mengatasinya," jelas Autumn, wanita itu seraya terus membuntuti.

"Ya," sahut Ark, tapi sama sekali tidak berhenti. Tatapannya lurus pada pintu masuk ruangan Kamari River, manajer Koen Management. Itu berarti keadaan sejak tadi tidak berubah sedikit pun, Ark tetap saja semurka saat pagi ini menemukan satu isu terkait kebiasaan Ark yang di luar kendali.

"Itu hanya isu kecil. Ulah haters, Ark! It's mean nothing!"

Ark mengangguk.

Napas Autumn mulai kembang kempis, kaki kecilnya semakin sulit mengimbangi langkah artis terpopuler se-Koen Management itu sehingga dia tidak memiliki pilihan lain, kecuali berteriak, "Ark!"

"Apa?" sahut Ark dengan lengkingan yang sama tinggi. Wajah sang idol merah padam.

"Isu itu bisa aku atasi!" tegas Autumn.

"Tidak, Tumey!" seru Ark. Tumey adalah panggilan khususnya untuk wanita berponi lurus yang selama ini menjadi asisten multifungsinya itu. "Isu itu bukan ranahmu! Jadi, jangan cegah aku!"

Autumn memaki, tetapi hanya bisa dilakukannya dalam hati. Dan satu lagi yang tidak mampu dia lakukan di dunia nyata, menahan Ark memasuki ruangan Mari.

Kamari River bergetar sekujur tubuhnya begitu pintu ruangannya dibuka paksa dengan sebuah tendangan.

"Berengsek kau!" maki Ark pada Mari.

Mulut Mari tertutup rapat dan serta merta dia memegangi keningnya.

"Takedown beritanya atau aku sendiri yang akan bicara, Mari!"

"Tenanglah, Ark! Aku sedang mencoba mencari penulis berita itu. Tim sedang berusaha keras menghapus isu yang beredar tentangmu. Tolong, bersabarlah!" pinta Mari akhirnya.

"Sabar katamu?" geram Ark.

"Ark, please!" pinta Autumn.

"Diam!" hardik Ark pada asistennya itu. "Dengarkan aku, Mari!" lanjutnya kembali pada manajer Koen Management. "Kalau sampai isu ini memengaruhi penilaianku apalagi membuat aku gugur dari nominasi The Heavenly Idol, aku akan memberikan pelajaran ... ."

"Ark!" pelas Autum, sekali lagi.

"Tumey, shut up!" teriak Ark semakin menjadi.

Autumn tidak sanggup lagi dan akhirnya enyah dari arena.

"Dengar, Mari! Aku harus memenangkan The Heavenly Idol apa pun yang terjadi. Paham?"

Mari menatap mata model, aktor, dan pemilik segenap bakat luar biasa berperawakan tinggi tegap bermata tajam yang berapi-api itu dengan cara serupa dia menatapnya. Akhirnya Mari pun menjawab bersama sebuah anggukan, "Iya."

Setelah mendapat jawaban Mari, Ark pergi dari ruangan dengan cara yang sama ketika dia masuk. Dengan langkah yang sama pula dia melewati semua orang—para staf dan siapa pun orang yang ada—lantas memasuki ruangan di mana asistennya telah menunggu.

"Panggil seseorang untuk membuatkanku kopi!" perintah Ark sebelum mengempaskan diri ke kursi malas.

"Tidak ada kopi lagi untukmu, Ark!" kata Autumn masih susah payah menata mood-nya.

"Terserah! Buatkan aku minuman apa saja! Aku haus!" seru Ark.

Autumn menarik napas lalu mengeluarkannya perlahan dan menekan tombol panggilan di meja. Seseorang muncul dengan tergesa dari balik pintu.

"Makgeolli*!" kata Ark.

"Ark, tolong!" tegas Autumn. "Tidak ada kopi apalagi alkohol!" lanjut asisten Ark itu. "Berikan dia segelas jus!"

Ark ingin memaki, tapi kali ini Tumey tidak ingin diganggu gugat. Jadi, alih-alih berdebat, Ark lebih memilih menyalakan televisi. Sayang, si asisten rupanya tidak ingin itu terjadi.

"Tumey, apa masalahmu?"

"Masalah?"

"Tumey ... ."

"Aku katakan padamu, Ark! Kaulah masalahnya!"

Ark memasang muka seratus persen masam kembali.

"Sudah aku katakan isunya tidak penting dan masih bisa aku handle. Kau tidak perlu marah-marah sampai setidaksopan itu pada Nyonya River. Dia ... ."

"Aku tahu, dia layak dihormati sebagai ibu dari semua idol Koen Management. Tumey, kau sudah mengatakan itu ribuan kali," sambar Ark.

"Lantas kenapa ... ."

"Karena saat ini aku ada dalam data nominasi idol populer dan akan memenangkan The Heavenly Idol, penghargaan idol terbaik se-Koria. Dan tidak ada sedikit pun cacat yang aku miliki sehingga itu membuat aku gugur, Tumey! Paham?"

Autumn menutup mata. Lagi-lagi The Heavenly Idol-lah yang menjadi alibi Ark. Selama beberapa tahun terakhir ini pria multitalenta itu teramat terobsesi dengan award yang dikemas sebagai tonggak eksistensi terbaik untuk para idol di Koria. Rasa-rasanya percuma saja Tumey membahas sikap Ark pada Mari.

"Kalian semua membuat aku kesal! Berikan aku cermin!"

Selalu begitu, diktator. Ark selalu sewenang-wenang, menjalani hari-hari seenaknya sendiri. Mentang-mentang disegani karena punya beragam prestasi. Sebagai model yang photogenic, aktor berbakat, presenter luar biasa, dan jangan lupa debutnya setahun terakhir di dunia tarik suara. Oh, ya! Ark Kyree sesempurna tampang dan perawakannya yang memesona. Sayangnya, semua orang yang mengenal dekat sang idol menandainya sebagai orang yang berlaga selalu superior, mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli pada orang lain. Kini mungkin Mari sedang menangis di mejanya, tapi Ark mana mau memikirkan itu. Dia dengan santainya meraih cermin yang Autumn sodorkan lantas berkaca, memeriksa penampilannya. Dan jika sudah begitu bahkan Autumn yang mengurusi hidupnya dari membuka mata sampai menutup lagi pun seolah-olah tidak tampak di matanya. Keperluan Ark Kyree adalah melihat betapa menawan dirinya dan tidak ada yang lain yang lebih penting lagi dari itu.

"Besok ulang tahunmu, kau tidak lupa bukan?"

Dari sudut mata, Ark melihat kelebat asistennya pergi. Begitulah Autumn pada Ark, senantiasa peduli sememuakkan apa pun dia. Dan bagi Ark itulah alasan mengapa dia terus mempertahankan sang asisten serbagunanya. Selain itu, juga hanya Autumn yang memahami mengapa Ark begitu menginginkan The Heavenly Idol. Ark besar di Inchia, di sebuah panti asuhan kecil. Seumur hidup Ark tidak tahu menahu asal-usulnya. Siapa orang tua Ark, dia tidak tahu sama sekali. Nama belakang Kyree adalah nama pemberian negara. Beruntung Ark terlahir dengan paras yang indah, tampan paripurna. Sehingga Koen Management tidak memerlukan waktu lama untuk segera merekrut Ark walau dia masih belum genap sepuluh tahun dulu.

"Aku akan memenangkan The Heavenly Idol dan menunjukkan pada keluarga yang telah membuangku begitu saja ke panti asuhan bahwa aku layak dan mereka harus menyesal telah menelantarkanku!"

Makgeolli* : Minuman beralkohol tradisional yang terbuat dari fermentasi beras. Warnanya putih keruh sebab dalam pembuatannya sengaja tidak disaring.

Narcissus - The Last Heavenly IdolWhere stories live. Discover now