7

1.2K 52 0
                                    

Dengan beberapa berkas yang aku bawa, aku masuk ke gedung perusahaan papa Delima. Sudah beberapa bulan aku bekerja di tempat ini. Meninggalkan pekerjaan gelapku yang banyak dikatakan orang sebagai pekerjaan yang kotor. Tapi mereka tidak tahu, meski aku bekerja kotor seperti itu, tidak pernah kuizinkan satu orang pun menyentuhku lebih dari batas yang sudah aku tentukan.

Merangkul dan sekedar berpegangan tangan, mungkin aku masih bisa menahannya. Tapi lebih dari itu, aku tidak bisa. Bukan karena aku suci, hanya saja masalalu memberikan titik trauma kelam yang tidak banyak kukatakan.

Sentuhan Archer memberikan rasa takut yang sangat kuat, sampai aku kadang memimpikan malam itu lagi dengan cara yang begitu menakutkan.

Itu membuat aku tidak pernah melakukan lebih dari batas yang mampu diterima tubuhku. Aku menghindari banyak pria yang coba mendekatiku, karena aku tahu, kalau aku bisa berteriak histeris jika memberikan mereka lebih banyak ruang kosong di hidupku.

Aku pernah membuktikannya dulu satu kali. Aku pernah dekat dengan seseorang dan akhirnya dia tahu kelemahanku. Sejak saat itu, tidak pernah ada hubungan lain yang aku bangun dengan orang asing.

Ketukan di pintu besar itu tersambut dengan permintaan masuk dari dalam. Aku masuk ke ruangan dengan rok biru sampai betisku. Blouseku juga berwarna sepadan dengan rok. Tas putih ada di satu tangan dan berkas ada di tangan lain.

Saat melihatku datang, Mr. William langsung bangun dan menyambutku dengan semangat. Dia sampai keluar dari mejanya dan merenggangkan tangannya dengan senyuman lebar.

"Megan, kau akhirnya datang."

"Mr. William, berkas yang anda inginkan."

Mr. William menatap kertas itu dan mengangguk pelan. "Jadi, kau sudah siap menemui klilennya?"

"Selalu siap kapan pun anda membawa saya."

Mr. William mengangguk dengan bangga. Dia selalu memberikan pandangan bangga itu padaku. Katanya, aku belajar dengan cepat dan aku bisa diandalkan. Itu karena aku mengambil jurusan bisnis pada kuliahku. Meski aku tidak mencari pekerjaan yang tepat dengan kuliahku, tapi otakku masih ingat dengan semua materi kuliah. Itu membuat aku belajar banyak.

"Kalau begitu, kita harus pergi sekarang. Dia menunggu di dekat sini."

"Tidak datang ke perusahaan, Mr. William?"

"Dia sedang meninjau sebuah tempat. Karena dia klien penting, harus kita yang menemuinya. Kau sudah mengatakan pada Katie untuk pergi dengan kita?"

"Saya sudah mengirim pesan padanya. Dia menunggu di luar."

"Mari pergi kalau begitu."

Dan kami melangkah keluar dari ruangan. Seperti yang aku katakan, Katie menunggu di luar dengan pandangan heran karena seharusnya dia yang diminta masuk tapi malah kami yang keluar.

Katie menatapku mempertanyakan.

"Rapatnya di luar," beritahuku.

"Oh, begitu."

Kami berdua kemudian mengikuti William yang melangkah masih dengan senyuman lebarnya. Dia seperti akan bertemu teman lama dari pada seorang klien. Ketidaksabaran dan kebahagiaannya membuat dia terlihat seperti itu.

Saat kami sampai hanya dengan sepuluh menit perjalanan, kami bertiga keluar dari mobil. Aku meninggalkan tas di mobil dan hanya membawa kertas di tanganku. Aku sibuk membaca ulang dokumen itu dan tidak melihat langkahku sendiri.

"Megan!" seru Katie.

Sebelum aku sadar apa yang membuat Katie harus berteriak sekeras itu, dahiku sudah terantuk benda keras yang membuat aku mengaduh kesakitan. Aku mundur teratur lebih dari sekedar sempoyongan. Aku hampir jatuh. Sebuah tangan menahan di belakang tubuhku.

Aku mendongak dengan aroma khas yang hanya satu orang yang memakainya. Aku melotot tidak percaya menemukannya. Dia ....

"Megan?" sebutnya dengan tidak yakin.

Aku mendorongnya sekuat tenaga. Berusaha memberikan jarak padaku diriku dan napasku sendiri.

Tubuhku berputar cepat membelakanginya. Berusaha ingin pergi darinya tapi aku sadar tidak bisa melakukan itu. William dan Katie menungguku. Aku tidak mau William mendapatkan masalah karena masalahku sendiri.

"Papa? Siapa wanita itu?"

Dan aku benar-benar berbalik.

Hamil Anak Kakak Tiri Where stories live. Discover now