Terjebak hujan.

258 20 1
                                    

Jakarta hari ini mendung dari pagi. Noe dan Laras sedang dalam perjalanan pulang, jarak dari kampus ke rumah Laras memang lumayan jauh, bisa 1 jam bisa lebih. Tergantung gimana kondisi jalan, macet atau nggak.
Mereka masih dalam setengah perjalanan tiba-tiba hujan turu dengan derasnya. Noe yang tidak membawa jas hujan terpaksa berhenti dan berteduh di depan ruko yang sudah tutup.

"Neduh dulu ya? Gua gak bawa jas hujan." Ucap Noe.
"Iyaa, it's oke." Laras santai.
"Sini duduk." Ucap Noe sambil menepuk-nepuk kursi panjang satu-satunya yang bisa diduduki disitu.

Laras pun duduk samping Noe. Mereka saling diam, tak ada yang mulai berbicara.

"Lu kedinginan ya?" Tanya Noe membuka percakapan. Melihat Laras yang merangkulkan kedua tangannya pada badannya sendiri Noe jadi simpatik.
"Nih pake jaket gua." Noe melepas jaket yang dari tadi dipakainya, dan menyodorkan pada Laras.
"Udah gausah. Gapapa." Tolak Laras.
Noe sudah feeling pasti ditolak, dia geram, dan akhirnya Noe sendirilah yang memakaikan jaketnya ke badan Laras.
"Apasii gausah."
"Udah pake. Ini dingin, lu bisa sakit." Noe sedikit emosi.
Laras hanya diam dan menerima jaket pinjaman dari Noe.
'Yaudahlah ya. Yang penting gua gak kedinginan, peduli setan dia kedinginan apa nggak.' Batin Laras.

***

Hujan agak reda tinggal gerimis aja, akhirnya Noe dan Laras memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya dirumah Laras langsung turun dari motor.
"Lo nggak mau mampir dulu?"
"Udah gapapa. Gua lanjut aja, keburu malem." Jawab Noe.

Noe melepaskan helm yang dipakai Laras, Laras hanya terbengong.

"Yaudah kalo gitu gua duluan ya." Kata Noe dan langsung tancap gas.

Setelah Noe pergi baru sadar kalo jaketnya masih Laras pake.
"Lah jaketnya." Kata Laras.
"Au ah." Katanya frustasi dan bergegas masuk ke rumah.

***

"Dianterin siapa yas? Pacar kamu?" Tanya Papa Laras.
"Pacar apaan? Orang temen doang." Elak Laras.
"Yang, Laras dianterin cowo pulang ni yang." Papa Laras menggoda.
"Apaansi pahh.. itu tu cewe bukan cowo."
"Masak? Itu buktinya yang kamu pake jaket cowo, pasti jaket dia kan?"
"Ini emang jaket dia, tapi dia cewe, dandanannya aja kek cowo." Laras menjelaskan.
"Emang iya?" Tanya Papa Laras memastikan.
"Emang iya papa." Laras geram.
"Udah udah, mandi sana, baru pulang." Teri yang tiba-tiba datang.

***

Setelah selesai mandi Laras membuka hp. Ada beberapa pesan masuk.

+62856********
P
P
Ini laras kan?
Gua noe.

Iy, knp?

Jaket gua kebawa ama lu, lu bawa aja dulu, lusa ketemu di kampus aja ya?

Oh iy.

Cuek banget neng :v
***

Chat Noe pun tidak dibalas oleh Laras, hanya di read saja.

Laras segera turun untuk makan. Di meja makan pun Laras masih ditimpa berbagai pertanyaan dari Papanya dan Teri.

"Tadi dianterin siapa yas?" Tanya Teri.
"Temen."
"Cowo?" Tanya Teri lagi.
"Cewe teerr.."
"Ah masa? Orang tadi papa liat kok dia cowo trus helmnya pake di lepasin segala lagi, romantis banget."
"Astagaaa. Dia beneran cewe lo pa." Geram Laras.
"Saran Teri sih, jangan pacaran dulu, fokus kuliah dulu aja."
"Siapa yang pacaran si ter?"
"Ya nggak, teri cuman ngingetin aja, biar ingat lagi gimana kamu berjuang buat bisa masuk ke universitas impian kamu ini."
"Iyaa.." Laras pasrah.
"Coba kalo beneran cewe suruh main kesini." Tantang Papa Laras.
"Dih. Ngapain? Gamau aku." Tolak Laras.
"Kalo gamau berarti bener itu cowo."
"Apaan si pah, orang beneran cewe kok."
"Oke kapan-kapan aku suruh kesini." Tambah Laras.
"Oke, papa tunggu." Jawab Papa Laras.

***

Hari senin pun tiba. Jam menunjukkan pukul 8.29 WIB.
Laras bergegas ke kampus. Ada kelas pagi hari ini. Laras segera turun dan mengambil sepotong roti dan meminum susu segelas tidak habis. Dan bergegas.

"Mana kenyang segitu ras?" Tegur Teri.
"Dah telat ter. Berangkat dulu ya." Laras terburu-buru.
"Hati-hati jangan ngebut." Teriak Teri.

***

Sesampainya di Kampus Laras langsung menuju ke kelasnya hari ini.
"Untung gak telat."
"Kemana aja lu." Sapa Icut.
"Kesiangan gua." Sahut Laras.
Dosen pun datang, perkuliahan dimulai.

***

Selesai kelas pagi Laras langsung kabur ke foodcourt untuk mencari sarapan. Karena pagi tadi nggak sempat sarapan.
Laras memesan dan mulai makan.

Ditengan asyik-asyik makan tiba-tiba ada seseorang ikutan duduk disampingnya sambil membawa makanannya.

"Hai." Sapa Noe.
"Lo? Ngapain lo kesini?" Ketus Laras.
"Ya makanlah." Jawab Noe santai.
"Ohiyaaa.. jaket lu. Lupa gua bawa."
"Yaudah gapapa." Jawab Noe santai.
"Mending lu kerumah gua dah. Soalnya bokap gua ga percaya ama gua, dikira kemarin tu gua dianterin cowo. Sekalian lu ambil jaket lu. Gimana?" Tawar Laras.
"Wah kok gua jadi takut ya." Noe bercandain Laras.
"Dahlah. Kerumah gua."
"Iya deh iyaa.." Pasrah Noe.
"Gua denger-denger lu mau ngekost ya?" Tanya Noe.
"Kenapa emang?" Tanya Laras canggung.
"Gua juga mau pindah kost nih, mau cari kost baru. Lu mau nggak ngekost bareng gua?" Tanya Noe to the point.
"Gatau lah, masih mikir-mikir juga gua."
"Oohh."
"Ya kalo lo mau, lo kabarin gua aja." Tambah Noe.
Laras hanya mengangguk.
"Gua udah selesai, gua duluan ya. Ntar jam 3 an gua tunggu di parkiran buat ambil jaket lu. Bye." Laras bergegas pergi.

***


SILENT RELATIONSHIP.Where stories live. Discover now