Bab 42 • Racun Kecil

1.2K 242 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



≿━━━━༺❀༻━━━━≾



Suasana kediaman Luther selalu mengikuti bagaimana suasana hati sang majikan. Beberapa hari lalu, suasana kediaman tampak begitu mencekam setelah Isalynne dan Theroz pulang dari istana.

Kedua pasangan itu tampak kompak menunjukkan wajah suram dan diam. Ketika sedang memerintah pelayan, keduanya tampak kejam dan tegas. Karenanya, para pelayan pun harus lebih berhati-hati dalam situasi tersebut.

Untungnya setelah berjalannya waktu. Pasangan Luther kembali seperti biasa. Mereka menunjukkan keharmonisan nan romantis. Meski terkadang Duchess Luther terlihat mengeluh kesal kepada Duke, dan Duke yang tidak berhenti menggoda Duchess. Setidaknya, bagi para pelayan suasana itu lebih baik hingga mereka tak perlu lagi menahan napas ketika bertemu kedua majikan mereka.

Hari ini Isalynne menikmati waktu dengan berjalan-jalan di taman. Lalu bersantai di gazebo taman sembari merangkai bunga. Wajahnya terlihat tenang. Sesekali Isalynne bersenandung seakan menyahut pada kicauan burung.

Sementara itu, Theroz seperti biasa sejak pagi pergi ke istana untuk melakukan beberapa pekerjaan.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Isalynne pada Rita yang berdiri di sampingnya. Ia baru saja menggunting beberapa ranting pada tangkai bunga untuk ia taruh ke dalam vas.

Rita mengangguk dengan senyuman. "Itu indah, Nyonya."

Isalynne tersenyum senang. Ia melanjutkan kegiatannya. Sesekali terlihat sedikit mengerutkan kening kala merasa ada sesuatu yang tidak cocok dalam rangkaian bunganya.

"Bagaimana keadaanmu?"

Suara yang sangat dikenali Isalynne hingga tak perlu lagi menoleh untuk memastikan. Isalynne tetap fokus pada karya nya.

"Ada surat undangan pesta jamuan untuk merayakan akhir rapat besar," kata Isalynne. "Kita harus mencocokan pakaian."

"Sayang, berbaliklah."

Isalynne mengernyit. Ia tak langsung berbalik melainkan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

"Sayang."

Isalynne mendecak kecil. Ia berbalik yang lantas membulatkan mata dan sontak beranjak.

"Pangeran ...!"

Sosok Pangeran Quiote berdiri di depan Theroz dengan senyuman lebar. Isalynne segera menghampiri Quiote.

"Astaga ...! Bagaimana bisa Anda datang tanpa memberitahu saya sebelumnya?"

Quiote tertawa kecil. Ia merunduk memberikan hormatnya dan dibalas sapaan hormat Isalynne.

"Saya datang untuk memberikan kejutan. Kebetulan saat saya senggang, saya bertemu dengan Duke."

The Duchess Wants Have to ChildrenWhere stories live. Discover now