Tiba-tiba saja rasa merinding melanda seluruh tubuhnya. Bagaimana mungkin tempat ini layak disebut sekolah? Sementara semua penghuni ditempat ini tak ubahnya binatang yang dipenuhi birahi.

Lagi-lagi, penyesalan menyeruak dalam dirinya karena telah mengirim XuanYu ketempat seperti ini.

Wei Wuxian menekan rasa bersalahnya.

Tidak ada waktu untuk bersedih sekarang.

Dendam XuanYu harus terbalaskan hari ini.

.
.
.

Langit telah terpoles jingga ketika bel tanda berhenti seluruh kegiatan belajar mengajar menggema diseluruh penjuru sekolah, segera saja koridor yang awalnya sepi langsung dipadati oleh siswa siswi yang berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing.

Gedung yang beberapa menit lalu khidmat berubah bising oleh percakapan yang saling tumpang tindih, tentang rencana yang akan masing-masing dari mereka lakukan setelah kegiatan menjenuhkan selama di sekolah berakhir.

"Sekolah ini benar-benar memuakkan, terjebak dari pagi sampai malam ditempat seperti ini sangat menjengkelkan."

"Masa mudaku sangat sia-sia, ya tuhan."

"Mungkin jika Wen Chao tidak tiba-tiba keluar dari sekolah si Xuan Yu tidak akan bertingkah dan kita masih bisa bermain-main dengannya."

Gadis dengan rambut diikat tiba-tiba saja terhenti, "apa kalian tidak merasa ada yang aneh dengannya?" Membuat teman-teman lainnya ikut memikirkan hal yang sama.

Xuan Yu yang saat ini mereka lihat, sama sekali berbeda dengan Xuan Yu yang selama ini mereka risak. Rasanya, seperti dua orang berbeda.

"Oy oy oy! Sudahlah, kenapa kalian memikirkan cecunguk satu itu sampai serius begitu, sih?! Lebih baik kita pergi ke club, aku teraktir!" Gadis dengan seragam ketat memamerkan amplop berisi setumpuk uang dari balik tasnya dan langsung menimbulkan sorakan tak percaya dari teman-temannya.

"Jangan bilang kau mendapatkannya dari pak tua itu?"

Gadis itu hanya mendengus lalu menutup kembali tasnya, "pria tua itu sangat menjijikan karena terus menerus keluar didalam. Untung saja aku sudah menyiapkan pil pencegah kehamilan."

"Bukankah akan lebih baik kalau kau mengandung anaknya saja? Dia pasti akan memberimu uang lebih banyak lagi."

"Kau gila, ya?!"

Lalu mereka semua tertawa terbahak-bahak, merasa tak peduli sama sekali bahkan jika percakapan kotor mereka terdengar oleh orang lain.

Lagipula, bukan sebuah rahasia lagi jika praktik menjijikan itu sudah menjadi hal lumrah ditempat ini.

Akan tetapi, tawa mereka berangsur terhenti ketika arah pandangan mereka tertuju pada gerbang yang tertutup rapat.

Bukan, bukan itu.

Lebih tepatnya, pada sosok penjaga sekolah yang tergantung di atas gerbang dengan leher hampir putus.

Darah segar mengucur deras dari leher yang sudah berada ditempat yang tak semestinya, juga bola mata yang hilang, tergantikan oleh rongga kosong yang dipenuhi darah.

Gadis-gadis itu segera menjerit ketakutan, diikuti oleh siswa dan guru-guru yang menghambur ketempat mereka.

Terjadi lagi!

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang