Bab 41 • Pertemuan Singkat

Start from the beginning
                                    

Count datang kembali dengan setengah berlari. Ia terengah di depan Theroz dan tersenyum paksa.

"Putra Mahkota meminta Anda dan Duchess untuk menunggu. Saya akan mengantar Anda."

Rasa sesal di insan Theroz kian menjadi. Tindakan Theroz yang menolaknya, tetapi menerima pada Isalynne membuatnya sangat ingin mengacungkan pedangnya.




༻✧༺




Pasangan Luther yang berkunjung ke istana Putra Mahkota menjadi berita di tiap istana Ruunich. Kaisar yang mendengar itu memerintahkan beberapa ksatria untuk mencegah situasi yang tidak di inginkan. Bahkan pelayan di perbanyak untuk mengawasi situasi.

Meski pergerakan mereka seakan di awasi, baik Isalynne dan Theroz tak perduli. Mereka duduk di sofa menunggu kedatangan Putra Mahkota seraya menikmati teh dan kudapan.

"Bagaimana jika kita makan malam di luar?"

Isalynne diam sejenak. Ia tampak mempertimbangkan usul Theroz. "Saya tidak pernah makan di luar. Kenapa tiba-tiba Anda mengajak makan di luar?"

"Mencari suasana baru? Omong-omong, kita juga tidak pernah berkencan."

Isalynne memicingkan mata. "Untuk apa lagi berkencan jika Anda selalu mengganggu saya?"

"Aku ingin kita menikmati waktu dengan romantis?"

"Enyahkan pikiran itu. Anda tidak cocok bersikap romantis."

Theroz tergelak.

Ketukan terdengar di pintu beserta interupsi dari pelayan. Putra Mahkota telah datang dan akan masuk.

Pasangan Luther beranjak. Mereka memberikan salam hormatnya pada Putra Mahkota. Ternyata Putra Mahkota tidak sendiri melainkan bersama sang istri.

"Salam kepada Yang Mulia Putra dan Putri Mahkota."

"Sebelumnya, saya minta maaf jika permintaan pertemuan ini mengganggu waktu Anda, Yang Mulia," ucap Isalynne dengan senyuman.

Theroz tidak bicara. Ia melirik pada Isalynne dan tersenyum kecil. Beberapa detik lalu, Isalynne menunjukkan tatapan tajam nan menusuk saat mendengar kedatangan Javiero. Namun, kini justru menampilkan senyuman.

Theroz akui, sandiwara Isalynne adalah tipu nan begitu dahsyat.

Javiero tersenyum. "Tidak masalah, Lyn. Apa kau menunggu lama? Maaf jika kau menunggu lama."

Jika Javiero dan Isalynne berinteraksi dengan ramah seakan tiada kebencian terpendam. Berbanding terbalik dengan Theroz dan Joanna. Mereka menunjukkan tatapan dingin dengan keterpaksaan. Seakan pertemuan ini sangat ingin tidak ia lakukan.

Terlebih reaksi Javiero tampak begitu berlebihan. Tatapan serta perhatiannya sangat tertuju pada Isalynne. Seakan mengabaikan mahkluk lain di sekitarnya.

Hal tersebut membuat percikan kebencian dalam diri Theroz semakin mendalam. Theroz menafsirkan bahwa Javiero kini tak lagi bersembunyi, Javiero menunjukkan sikap terang-terangan yang begitu berani terhadap perasannya.

"Tidak, Yang Mulia."

"Syukurlah," ucap Javiero dengan senyuman lebar. "Kulihat kau terlihat baik."

"Berkat kedamaian yang diberikan keluarga kekaisaran hingga saya sebagai rakyat menikmati itu," sahut Isalynne santun.

"Jangan terlalu kaku begitu, Lyn." Javiero terlihat agak sedih karena formalitas Isalynne. Seakan Isalynne sedang memberikan garis besar di antara keduanya.

Tak hanya Theroz yang menyadari reaksi berlebihan Javiero. Joanna pun yang menyadarinya merasa terganggu. Hendak dipikirkan berapa kalipun, Javiero bak anak muda yang sedang jatuh cinta.

The Duchess Wants Have to ChildrenWhere stories live. Discover now