"Hihiii, ini Pwapi bedaknaaa"

Renjun terkekeh. "Terima kasih kakak Ayden yang pintar dan baik"

"Nyaaa aaa aaaaa" celoteh Mingrui sembari menggerak gerakan tangannya heboh membuat Renjun dan Ayden terkekeh.

"Tuh dedek suka. Ajakin dedeknya nyanyi kak, kamu di sekolah di ajarin nyanyi apa?"

"Bayonku ada cepuluh Pwi"

"Loh? Gak lima? Papi perasaan dulu taunya balonku ada lima deh kak lagunya"

"Endakk!! Cekalang cepuluh coalnya beyi banakkk"

Renjun terkekeh, ia hanya menggeleng pelan melihat kelucuan Ayden. Ayden mulai bernyanyi sembari Renjun memakaikan baju Mingrui.

"Udah kak, dedek udah ganteng nih"

Ayden menoleh. "Hihiiii buntelan"

"Dedeknya dipanggil buntelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Dedeknya dipanggil buntelan. Kamu dulu juga kayak gini kak"

"Tayak buntelan?"

"Iya, tapi pipi kamu lebih tembem"

"Coalna akak cuka nyenyen Pwiii"

"Iya kamu suka nenen dulu. Sekarang sukanya minum di gelas ya? Udah pinter kakak"

"Iya, kata Pwapa kalo nyenyen muyu nanti ndak becal"

"Iya, kakak kan sudah besar ya"

"Iywaaa dwongg"

Renjun terkekeh mengusap pelan kepala Ayden. "Ya udah turun yuk, makan dulu terus berjemur bareng dedek ya?"

"Oteyyyy!!"

Sekitar pukul sembilan pagi, bibi yang biasa membantu Renjun sudah datang. Renjun meminta bibi untuk menjaga anak anaknya selagi ia memasakan makanan untuk ia kirim ke kantor Guanlin.

Jujur saja ia sedikit risau kali ini, bahkan pesan yang ia kirim ke Daehwi sekertaris Guanlin juga belum mendapat balasan.

Beberapa kali Renjun menelfon Guanlin namun belum juga mendapat sahutan dari sebrang sana.

Bertepatan dengan masakannya yang baru saja selesai, ponsel Renjun bergetar menandakan pesan masuk. Renjun menghela pelan kala yang ia terima bukanlah pesan balasan dari Guanlin, melainkan dari Daehwi.

Renjun buru buru membalas pesan Daehwi sebelum Daehwi tidak membuka ponselnya lagi. Ia harus memastikan apakah suaminya sudah makan dengan benar, karena sejujurnya Renjun sangat khawatir jika Guanlin melewatkan makannya dan membuatnya jatuh sakit lagi.

 Ia harus memastikan apakah suaminya sudah makan dengan benar, karena sejujurnya Renjun sangat khawatir jika Guanlin melewatkan makannya dan membuatnya jatuh sakit lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now