Kebun Kakek!

23 4 0
                                    

Naomi membuka matanya perlahan, bangkit dari tidurnya dan terduduk sejenak mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya masuk ke dalam dirinya. Saat sudah merasa cukup, ia bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari rumah kecil itu.

Jadi apa yang akan aku lakukan di hari pertama ini? batin Naomi sambil meregangkan tubuhnya dan menghirup udara segar yang jarang ia rasakan di kota tempat tinggalnya.

"Yo!" Tiba-tiba, terdengar suara yang membuat Naomi terkejut. Ia segera berbalik dan melihat seorang pria berotot dengan rambut cokelat dan kumis tipis di depannya.

"Aku Zack. Aku yang biasanya anterin barang jualan dan pesanan para warga. Salam kenal!" sapa Zack dengan senyuman ramah.

"Ah iya, aku Naomi," balas Naomi sambil mencoba memberikan senyuman balasan.

"Kau lihat ini?" Zack menunjuk sebuah kotak yang berada di dekat kebun kakek Naomi. "Ini kotak jual, jangan sampai lupa! Kalau mau jual barang, masukin aja dalam kotak ini. Aku bakalan datang jam 5 sore buat ambil barang dan membayarnya," jelas Zack.

"Oh... begitu ya. Jadi aku tidak perlu pusing saat ingin menjual barang ya." Naomi mengangguk-nganggukkan kepalanya mengerti.

"Tapi aku gak bakal ambil barang saat ada festival, mau tahu kenapa?" Zack mendekati Naomi dengan wajah serius.

Naomi pun membalas tatapan Zack dengan serius juga lalu bertanya, "Kenapa?"

"Karena aku juga butuh libur hahaha...." Zack menjawab sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ha...ha...." Naomi hanya bisa tertawa kikuk mendengar kelucuan Zack.

"Ngomong-ngomong untuk hari pertama ini, kau bisa pergi mencari buah-buahan atau apapun itu di hutan untuk kau jual  jika kau tidak mengerti apa yang ingin kau lakukan. Kau juga bisa membeli bibit di supermarket," kata Zack setelah selesai tertawa.

"Be-begitu ya." Naomi menggenggam salah satu tangannya dan memukul ke telapak tangannya yang lain.

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti sore. Jangan lupa untuk berinteraksi dengan penduduk yang lain saat kau tidak sibuk ya," ucap Zack sebelum meninggalkan Naomi.

"Sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan," gumam Naomi sambil mengambil tas ranselnya dan menuju ke arah hutan, mencari buah-buahan yang jatuh di tanah untuk dijual, meskipun dia juga tak bisa menahan diri untuk mencicipi beberapa di antaranya karena rasa penasaran.

Ia berjalan menuju air terjun, berharap menemukan sesuatu di sana, namun terkejut ketika melihat dua perempuan sedang berdiri di sana sambil bercanda dan tertawa.

"Hm? Maaf kamu siapa?" ucap salah satu perempuan setelah menyadari kehadiran Naomi. Perempuan itu memiliki rambut panjang berwarna oranye terang yang diikat rapi ke belakang dengan poni menutupi dahinya.

"Hmm? Kita belum pernah bertemu," tambah perempuan lainnya dengan rambut panjang bergelombang berwarna merah muda.

"Aku Naomi," kata Naomi singkat padat dan jelas.

"Ahh Naomi ya? Senang bertemu denganmu. Aku Popuri!" balas perempuan berambut merah muda dengan senyuman lembut.

"Ohh kamu gadis pemilik baru dari kebun itu ya? Aku kira kamu tamu. Aku Ran! Senang bertemu denganmu!" ucap perempuan berambut oranye dengan suara riang.

Naomi mengangguk sebagai tanggapannya.

Jadi di kota ini ada gadis yang seumuran denganku, batin Naomi tampak terkejut dan senang mengetahui hal itu.

"Wah sudah jam sepuluh, aku harus membersihkan penginapan. Lain kali mampir ke penginapan kami ya, Naomi," ungkap Ran sambil buru-buru pergi dari hadapan Naomi.

"Aku juga harus pergi, kamu bisa membeli ayam di tempat kami, jangan lupa." Popuri pun ikut berlari meninggalkan Naomi sendiri.

Meskipun mulai merasa lelah, Naomi tetap melanjutkan langkahnya naik ke atas gunung. Di dekat jembatan, ia melihat seorang pria berambut merah yang duduk di bawah pohon sembari menatap danau.

Apa yang dia lakukan disini? pikir Naomi lalu mendekatinya tanpa ragu.

"Permisi," ucap Naomi dengan lembut.

"Hm? Kamu siapa?" Lelaki berambut merah itu langsung memalingkan perhatiannya dari danau besar di depannya saat melihat Naomi berdiri di sampingnya.

"Aku Naomi, yang baru saja pindah ke kebun di bawah sana," jawab Naomi sembari menunjuk ke arah kebun kakeknya berada.

"Naomi? Baiklah. Aku Brandon, senang bertemu denganmu." Tanpa mengatakan apapun lagi, Brandon kembali memusatkan perhatiannya ke arah danau.

Naomi melanjutkan langkahnya, melewati jembatan. Namun, sebelum mencapai puncak, ia mulai merasa kelelahan. Ia memutuskan untuk kembali setelah mengambil beberapa buah-buahan dan tanaman herbal yang bisa dijual sore nanti.

Setelah menyimpan semua hasil yang didapat dari hutan, Naomi merebahkan dirinya sejenak di atas kasur. Ia sedang memikirkan untuk membeli bibit tanaman, tetapi tidak tahu di mana letak supermarketnya.

Aku akan coba berjalan-jalan dan menanyakan hal tersebut pada orang yang aku temui di jalan deh, batin Naomi, lalu ia bangkit dari tempat tidur dan langsung menuju rumah-rumah penduduk.

Tepat saat dirinya sedang kebingungan, seorang lelaki berambut pirang keluar dari salah satu toko dan hampir bertabrakan dengannya.

"Pe-permisi," ucap Naomi gugup.

"Hm? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya," balas lelaki berambut pirang itu dengan ekspresi datar.

"Aku Naomi, aku tinggal di Seasons farm." Naomi memperkenalkan dirinya sembari tersenyum.

"Huh... Jadi kau pemilik baru kebun itu? Aku Gray, senang berkenalan denganmu." Lelaki bernama Gray itu hendak berjalan meninggalkan Naomi, tapi Naomi tanpa sadar menahan lengannya.

"Tu-tunggu."

"Ada apa?" Gray menghentikan langkah kakinya sembari melepaskan tangan Naomi dari lengannya.

"Supermarket! Apa kamu tahu dimana letaknya?" tanya Naomi dengan senyuman kikuk karena sedari tadi wajah Gray tampak datar.

"Aku sibuk, kau cari saja sendiri," jawab Gray sambil melangkahkan kakinya, tanpa memedulikan Naomi sedikitpun.

Hah? Apa-apaan orang ini? batin Naomi merasa sedikit kesal mendengar balasan Gray.

"Kau--" saat Naomi hendak berteriak, tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya.

"Hay Naomi! Kita bertemu lagi," potong Ran sembari tersenyum.

"R-Ran?!" Wajah Naomi tampak terkejut saat melihatnya.

"A-apa yang terjadi?" tanya Ran yang terlihat memerhatikan kepergian Gray.

"Apa kamu bisa membawaku berkeliling desa ini? Aku ingin mencari supermarket untuk membeli bibit," jelas Naomi dengan wajah penuh harap.

Ran tersenyum sembari menarik tangan Naomi, lalu berkata, "Tentu saja!"

Bersambung...

☆ THANKS FOR READING ☆

Heh?! Ada yang baca? Kok bisa? 😭
Makasih yoo, walau bakalan sering di revisi sih nih cerita 🤭

@RianiAckerman

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Friends of Mineral TownWhere stories live. Discover now