Bocah itu membelakan bola matanya saat melihat Ghava kekasih Ardi ada di dalam kelas ini, dan lekas duduk di sampingnya.

Neil menyerang dengan berbagai pertanyaan pada pria manis yang lebih kecil darinya. Bagaimana dia bisa di sini? Bukannya dia tidak masuk ekskul teater?

"Emm.. aku disuruh sama pak guru buat jadi pengganti pemeran Ophelianya, soalnya pemerannya kecelakaan mobil waktu kamu ga masuk sekolah kemarin."

"Hah? Serena kecelakaan? Kok bisa? Sekarang ada di mana?"

"Bukan kecelakaan yang fatal tapi anaknya masih di rumah sakit. Bentar lagi sama pak guru bakal dijelasin kok."

Neil mengangguk lalu mulai memperhatikan bapak pembina yang tengah membagikan naskah 'The Tragedy of Hamlet, Prince of Denmark' atau yang biasa disingkat Hamlet adalah sandiwara tragedi karya William Shakespeare.

Naskah itu lah yang nantinya akan dipakai sebagai persembahan lomba untuk perwakilan sekolah.

Pemeran sudah ditentukan dari beberapa bulan yang lalu, latihan pun juga sudah dilakukan beberapa kali.

Tragedi ini menceritakan tentang seorang raja yang meninggal dengan misterius, istrinya yang menjadi janda lalu menikah dengan saudara dari sang raja. Arwah raja menghantui istana kerajaan. Ia ingin anaknya, Hamlet, untuk membalaskan dendamnya. Pangeran Hamlet memiliki sumpah untuk membalas dendam dengan segala cara kian diakhir harus dibayar dengan cara yang tragis.

Tokoh Hamlet adalah pangeran yang berasal dari negeri Denmark. Peran ini akan dimainkan oleh Neil nantinya.

Hanya dia yang cocok mendapat peran utama, melihat kemampuan akting serta pelafalan intonasi yang sangat menduplikat sebagai seorang Hamlet.

Pak guru mulai menjelaskan, jika ada sedikit trouble akhir-akhir ini. Mengingat siswi yang memerankan sebagai Ophelia kekasih potensial dari Hamlet mengalami kecelakaan beberapa hari lalu.

Mereka sempat kebingungan siapa yang akan menjadi penggantinya. Karena pembagian tokoh sudah ditetapkan semua. Sampai ketika, Pak guru mengingat jika ada seorang anak di sekolah ini yang dulunya mantan aktor dari Irlandia saat masih kanak-kanak, Ghava orangnya.

Ghava sempat menolak karena dirinya sudah lama cuci kaki dari dunia seni peran seperti itu. Namun dia terlalu didesak demi mewakili sekolah ini, hingga akhirnya menyetujui permintaan dari guru tersebut.

Yah, pada cerita yang akan dibawakan nanti. Neil sebagai Hamlet akan berpasangan dengan Ghava sebagai Ophelia.

Jangan lupakan jika di 'dunia' ini tidak hanya laki-laki dan perempuan saja yang bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih.

Jadi, wajar jika pemeran Ophilia diisi oleh seorang laki-laki.

[Omegaverse ga pandang gender gaes 🙈]

"Jadi begitu ya anak-anak. Ghava akan menggantikan pemeran Ophilianya. Sekarang kita akan mulai latihan seperti biasa. Dan untuk nak Ghava apa sudah hafal dialognya?"

"Sudah pak, saya juga pernah memerankan karakter yang sama saat masih di kampung halaman saya dulu."

"Bagus, dan untuk Neil masih hafal kan dialognya? Seminggu ini otakmu ga kerestart, kan?"

"Ya ampun pak, segitunya... Udah hafal dan perfect dari segala sisi saya ini. Gas dah langsung latihan!"

Seluruh murid hendak mempersiapkan diri masing-masing. Serta bagian properti juga melaksanakan tugasnya.

"Mohon bantuannya ya, Neil"

Ghava tersenyum manis sekali, membuat Neil sedikit oleng dengan paras pria cantik yang ada dihadapannya sekarang.

"Ho oh santai aja, ga usa sungkan kalo sama gue mah."

"Ardi marah ga ya kalo gue pasangan sama Ghava... Bomat lah sekalian balas dendam yang di kantin tadi wkwk. Btw, dia sering sambat kalo matenya hobi marah-marah. Orang kalem gini anaknya??"

Naskah mereka menceritakan jika Pangeran Hamlet jatuh cinta kepada Ophelia, namun Polonius (penasehat utama raja) melarang putrinya tersebut untuk menggubris Pangeran Hamlet. Polonius khawatir putrinya hanya akan dipermainkan oleh Pangeran Hamlet yang memiliki kasta berbeda dengannya. Ophelia dengan patuh menuruti permintaan sang ayah. 

Ophelia sebenarnya telah jatuh cinta pada Hamlet, tetapi karena konflik yang terjadi membuat ia menjadi gila dan berakhir menenggelamkam dirinya ke sungai.

Sungguh kisah cinta kian tragis mengingat ending dari Hamlet sendiri juga akan ikut tewas akibat pertarungan dengan saudaranya sendiri yang sudah membunuh sang Raja.

"Ini cerita agak mirip gue sama Lafranjing. Bedanya Hamlet tulus lebih banyak effortnya dan tidak bajingan, gak kayak sonoh. Apa gue harus nyebur sungai dulu baru dirilik sama beliau yak?"

Neil sudah tidak sabar untuk segera melepas penat dengan gaya aktingnya yang khas itu. Dia benar-benar cinta dunia seni peran. Membuatnya lupa akan hal-hal negatif yang baru saja terjadi.

Namun...

Pak guru kembali meminta atensi jika beliau lupa menyampaikan terkait ketua teater yang baru untuk semester ini. Karena ketua yang lama dari kelas 12  akan lepas dari jabatannya.

Pak guru memanggil Neil untuk maju ke depan menghadap pada para murid. Beliau menepuk pundak Neil yang masih mengerjapkan matanya bingung.

Bapak itu mengatakan jika Neil akan menjadi ketua teater untuk periode saat ini. Meski seorang Dominan Omega, dapat dilihat dari bakat serta potensinya, hanya dia yang dirasa cocok menempati posisi sebagai ketua.

Seluruh murid setuju dan bertepuk tangan terhadap ketua baru mereka.

Sedangkan Neil masih kedip-kedip.

"Loh loh? Saya dipilih jadi ketua pak? Seriusan? Apa gak ancur klub teater ini nanti?"

"Sudah saya pertimbangkan semuanya, bismillah saya percayakan padamu."

"Aigo! Gua dipilih jadi ketua dong??!! Demi bumi gonjang ganjing kudu pamer nantik uhuy"
Batinnya dengan lompat-lompat kecil saat hendak pergi kembali ke tempatnya semula.
.
.
.
____________________________

"Mana bisa gitu pak!! Kenapa dia yang dipilih?! Mboh, nesu aku wes pak!!"

"Nak Ardi tenang lah, permainanmu memang bagus tapi anak ini lebih cocok menjadi kapten."

Bapak pelatih klub futsal menepuk pundak lebar Lafran yang ada di sebelahnya.

Ardi sudah kesulut esmosi. Padahal dirinya sudah yakin akan menjadi kapten. Tapi nyatanya apa?

Dia bersumpah akan mencetak gol sebanyak-banyaknya saat pertandingan nanti, dan akan merebut kembali posisi kapten dari crush sahabatnya itu.

Ardi mengacungkan jari tengahnya pada Lafran. Membuat ekspresi jelek, sangat jelek sekali.

Lafran acuh dan lanjut mengambil alih atensi, menyuruh untuk segera memulai latihan. Beliau orang yang tidak suka membuang waktu.
.
.
.
.
.
.
.

TBC......

Akhirnya udah daftar sidang, ada waktu senggang, kalau bisa setiap hari atau dua hari sekali bakal up!!

Voment!!!🫶👍
Follow juga

19 Mei 2023

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now