enam puluh. 🔞

Mulai dari awal
                                    

Guanlin kembali menindih tubuh Renjun. Ia pertemukan kembali perut yang kata Renjun mirip papan pencucian itu dengan perut yang masih ramping milik Renjun meskipun sudah melahirkan dua buah hati hasil kerja kerasnya.

 Ia pertemukan kembali perut yang kata Renjun mirip papan pencucian itu dengan perut yang masih ramping milik Renjun meskipun sudah melahirkan dua buah hati hasil kerja kerasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin kini tengah menyambangi bibir Renjun yang selalu menjadi candu untuknya. Lidah mereka saling berperang di dalam. Tangan Guanlin tidak tinggal diam, ia mulai menyentuh kembali setiap inchi tubuh Renjun membuat Renjun terus terusan mendesah.

"Ahhh.. L-linnn"

Tangan Renjun turun menarik celana dalam yang Guanlin kenakan di bantu oleh kakinya hingga suaminya itu juga sama dengannya kini, tanpa sehelai kain.

Tanpa pikir panjang, Guanlin langsung melesakan masuk kejantanannya ke dalam lubang Renjun membuat Renjun melebarkan matanya. "Arggghh!!"

Guanlin mulai menggerakan miliknya keluar masuk lubang Renjun membuat Renjun semakin pusing di buatnya. Desahannya terus keluar membuat Guanlin semakin semangat.

"Ahhhrr.. linnn.. ahhh shittt"

Gerakan Guanlin semakin cepat hingga Renjun merasakan lubangnya sangat penuh.

"Ahh linnnn.. gue mau keluar.."

"Agghh!!"

Renjun mendapatkan puncak pertamanya hingga cairannya membasahi perut Guanlin. Guanlin tidak berhenti meskipun Renjun meminta, karena ia sendiri belum mencapai puncaknya.

"Agghh ren.. lubang lo bikin gue canduu!!"

"Linn.. mmhhh.."

Guanlin merasakan ia akan mencapai puncaknya kini. "Arggg!! Shit!'

"Arghh!"

Guanlin terkulai di atas tubuh Renjun. Ia kemudian memeluk Renjun dengan erat.

"Lin?!"

"Hm?"

"Anjir! Lo lupa gak pake kondom ya?!"

Guanlin menatap Renjun. "Hehehe.. maaf lupa"

"Ck!"

"Lagian gak bakal jadi yang"

"Kalau jadi gimana?!"

"Ya udah rejeki buat kita"

"Gue gantung lo kalau jadi!"

Guanlin tidak menjawab, ia hanya terkekeh sembari berdoa agar kecebongnya kali ini tidak jadi.

Setelah beristirahat sebentar, mereka kemudian membersihkan diri. Kali ini cukup satu ronde saja, karena Renjun sudah lelah katanya dan Guanlin enggan memaksa.

"Mau makan mie gak lin?" Tanya Renjun.

"Mie apa?"

"Mie kuah. Mau gak?"

"Mau. Lo yang masak?"

"Ya iya"

"Gue bantuin deh, biar lo gak capek"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang