𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭

157 22 20
                                    

Suara lembaran kertas yang dibalik terdengar sangat kasar, membuat seorang gadis yang tengah menelungkupkan kepalanya dimeja itu merasa terusik dan mulai membuatnya mengerutkan alis sedangkan sang pelaku sama sekali tidak sadar dan malah sibuk men...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara lembaran kertas yang dibalik terdengar sangat kasar, membuat seorang gadis yang tengah menelungkupkan kepalanya dimeja itu merasa terusik dan mulai membuatnya mengerutkan alis sedangkan sang pelaku sama sekali tidak sadar dan malah sibuk menggoreskan kalimat di bukunya itu.

Srek srek srek

"Ngapain?" Hinata-gadis yang menelungkupkan kepalanya itu sudah bangun karna suara kertas yang mengganggu

"Hgg" Gumam pemuda yang masih memakai kaos hitam yang bertuliskan 'setter'

Hinata menegakkan tubuhnya seraya mengintip isi buku tersebut, "Gehh?? Tulisan apa itu? Nggak kebaca!" Hinata menyipitkan matanya untuk memproses tulisan-tulisan yang sangat tak beraturan

"Berisik," Kageyama menjawab dengan cuek membuat Hinata mendengus

"Pelit! Kageyama pelit!" Ucap Hinata saat Kageyama menutupi tulisannya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan masih menulis dengan cepat tanpa menoleh, padahal tanpa ditutupin pun Hinata boro-boro bisa baca tulisannya itu

Hinata sedikit memijat lehernya yang agak pegal karna posisi tidur yang tidak nyaman, kemudian ia meraih ponselnya untuk mengecek jam.

"Ayo pulang," ucap Kageyama membuat Hinata menoleh pada Kageyama yang ternyata sudah selesai dengan bukunya itu dan sibuk membereskan barangnya

Kageyama menoleh dan mengerjapkan matanya sebentar lalu berucap, "Kenapa nggak jadi pemain pro aja?"

Hinata berkata dengan nada tak percaya, "Hah? Aku? Emang menurut kamu permainan aku bagus?"

"Engga juga." Kageyama berucap dengan lempeng

"Yehh! Gimana sih! Bikin aku ge-er aja!" Hinata bangkit dari tempat duduknya dan melihat sekeliling gimnasium Schweiden Adlers yang nampak sepi karena memang pelatihan mereka sudah selesai sejam yang lalu

"Lu ada bakat tapi nggak dikembangin, percuma aja karna lu gak bisa ngeluarin 100% persen bakat lu. Dari yang gue liat lu mungkin cuma ngeluarin setengahnya aja, reflek bagus, lompatan bagus, attack bagus tapi kayaknya lu agak tertahan sama tingkat kecepatan lu. " Kageyama mulai berjalan seraya memegang pergelangan tangan Hinata

Hinata mengangguk seraya menatap tangan Kageyama yang menggengam pergelangan tangannya, Hinata bingung karna menurutnya Kageyama gampang banget skin touch.

"Btw, Kags kamu udah pernah pacaran ya sebelumnya?" Ucapan Hinata membuat Kageyama memberhentikan langkahnya dengan tiba-tiba hingga membuat Hinata menabrak tubuh pemuda itu

"Aduh! Kalo mau berhenti ngomong dong!"

"Ng-ngapain na-nanya gitu?" Kageyama tiba-tiba gugup membuat Hinata bingung

"Lah? Panik? Nanya doang aku!" Hinata berucap menatap Kageyama yang kini sudah membalikkan badan menghadap dirinya

Laki-laki bersurai Burberry itu sedikit tersipu namun ia menutupinya dengan ekspresi marahnya ke Hinata, "Ngapain nanya doang?"

-𝙴𝚖𝚎𝚛𝚐𝚎𝚗𝚌𝚢 𝓖𝓲𝓻𝓵𝓯𝓻𝓲𝓮𝓷𝓭 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang