Nabila pura-pura tidak dengar, dia menatap keselilingnya sambil bersiul-siul kecil. Paul nyerah, dia menutup kaca helmnya dan mulai keluar dari perkarangan sekolah.

Di sepanjang perjalanan, sudah pasti tidak ada pembicaraan, keduanya masih sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing. Nabila menatap laut dengan kosong, seperti lukisan hingga dia akhirnya sadar kalau mereka memang sedang berada di pantai

Paul memarkirkan motornya, mereka berdua turun dan berjalan ketepi pantai. Masih membisu seperti tadi, keduanya hanya menatap laut sambil menikmati semilir angin yang memeluk mereka berdua

"Kamu kenapa ngediami aku dua hari ini?"

Nabila membuka pembicaraan. Tangannya yang berada di belakang punggung sedang saling meremas-remas.

"Aku gak ngediami kamu" ucap Paul

"Aku cuman lagi ngelatih diri buat gak cemburuan" Paul menatap Nabila, dia tersenyum paksa, senyum yang penuh kebohongan.

"Paul..."

"Kamu gimana? Tadi Dimas sudah ngutarakan perasaanya kan?" Potong Paul ketika Nabila ingin berbicara

Ha? Nabila terkejut. Matanya mendelik, mereka yang sedari tadi tidak bertatapan kini Nabila sudah menghadap Paul sepenuhnya.

"Kamu dengar sejauh mana?"

Mereka saling bertatapan, suara ombak mengisi indra pendengaran mereka saat keduanya saling diam

"Kenapa?"

"Jawab aja"

"Cuma sampai Dimas ngatakan cinta"

Nabila sudah menebak, jadi itu alasan kenapa Paul langsung pergi ketika dia dan Dimas memasuki kelas.

"Udah nguping! Salah faham, terus marah sendiri"

Nabila tampak kesal saat mengatakan itu "lain kali kalau nguping, di dengar sampai habis" lama-lama jadi Nabila yang emosi.

Kebiasaan Paul yang seperti ini harus di hilangkan, bukan sekali dua kali pria itu merasa tersakiti dan mendiamkan semuanya tanpa ingin membicarakannya. Jika semuanya terus di bawa diam, mau sampai kapan masalah mereka akan selesai?

Paul mengernyit, dia tidak ingin menjawab perkataan Nabila. Tadi, saat dia baru saja keluar dari toilet dan ingin kembali ke kelas, di persimpangan koridor dia mendengar Dimas mengutarakan perasaanya ke Nabila. Paul tentu saja terkejut, dia langsung bersembunyi di balik dinding, di intipnya sedikit untuk membuktikan apakah benar bahwa itu suara Dimas, dan benar saja.

Paul tidak ingin mendengar lebih jauh dan dia segera pergi dari sana tanpa meninggalkan jejak.

Benar dugaannya selama ini kalau Dimas menyukai Nabila, sebenarnya jika di fikir lebih dalam, dia tidak cemburu tanpa alasan. Teman lelaki Nabila bukan hanya satu, tetapi banyak, dan Paul tidak pernah cemburu sama sekali ke mereka, karna Paul tau mereka real berteman tanpa melibatkan perasaan

Berbeda dengan Dimas, karna itu Paul tidak bisa mengindahkan rasa cemas dan cemburunya, belum lagi Nabila, gadis itu tidak menyadari semuanya dan terlalu baik ke Dimas membuat pria itu semakin berharap. Sekarang semua terbukti, kalau dugaannya bukan hanya sekedar dugaan.

Serr...

Air pantai menyapu kaki mereka, Nabila tidak ingin melepaskan tatapannya dari Paul. Dia mundur selangkah untuk melihat pria itu lebih jelas.

"Kamu seharusnya nanya ke aku, bukan tiba-tiba ngediami aku. Kamu fikir enak di cuekin secara tiba-tiba?"

Nabila mundur lagi

The One And Only [END]✓Where stories live. Discover now