.

.

"Hhhh...hahh..hahhh"

Kenniro mengusap peluhnya, ia tak menyangka sekolah barunya akan seluas ini

"Anjirr!! Gue malu banget!!"

"Lo ngapain sih Ken pake acara panggil dia Papa segala!!" Rutuknya. tapi tak dipungkiri, hatinya merasa lega karena berhasil mengucapkan kata itu

"Woy, ruang kepala sekolah dimana?" Tanya Kenniro pada dua orang siswa yang lewat

Salah satunya menunjuk ke seberang, jauh juga.

"Thanks"

Setelah dari ruang kepala sekolah, kenniro ditempatkan di kelas XI IPA 2. Siswa-siswi disini tak perlu piket karena sudah ada petugas kebersihan sendiri. Kelas Kenniro sendiri berada di lantai tiga, beruntung ada lift sehingga Kenniro tak perlu menaiki tangga

Tok

Tok

Tok

"Masuk"

Kenniro memasuki ruang kelas dan Wow! Muridnya banyak sekali, jika satu kelas sudah sebanyak ini, bagaimana dengan satu sekolah?

"Hai! Gue Kenniro. Murid baru disini"

"Baiklah, kamu bisa duduk di bangku yang kosong" Kenniro pun mengangguk dan duduk di bangku paling belakang, karena hanya itu yang kosong. Beruntung ia tak ada teman sebangku, jadi tak perlu berkenalan lagi kan?

Pelajaran pun berlanjut sampai bel istirahat berbunyi. Kenniro tidak langsung ke kantin, ia memilih menghubungi Raka dan Kemal terlebih dahulu

"Kenniro! Lo beneran pindah sekolah?"

Suara dari Raka membuka percakapan mereka, Kenniro sudah tau kalau Raka akan seheboh ini

"Iya, ini gue lagi istirahat"

"Lo kok nggak ngasih tau kita sih?" Itu suara Kemal

"Ya, gimana ya? Mendadak banget soalnya. Tuh! Gara-gara si Mario"

"Mario? Bokap Lo itu?"

"Iya" kemal dan Raka pasti sudah di kasih tau oleh Irene tentang ia yang masih punya sosok ayah dalam hidupnya

"Wah! Berani bener Lo!" Seru Raka saat Kenniro memanggil ayahnya tanpa ada rasa sopan sedikit pun.

"Salah dia sendiri ngeselin"

"Oh ya, sampai mau lupa"

"Apa?"

"Jordan nantangin Lo lagi"

"Jordan itu bego apa gimana sih? Gue kan dah pindah sekolah!"

"Ya nggak tau, Lo terima nggak?"

"Kapan?"

"Sekarang"

"Otw"

Jordan itu kakak kelas Kenniro waktu di Starla high school. Awal mula, cewek incaran Jordan itu suka sama Kenniro. Dari situlah mereka jadi rival, Jordan jadi selalu gangguin anak kelas sebelas dan sering ngajakin tawuran. Kalau Kenniro punya teman satu kelasnya, Jordan punya anggota gang motornya

Sekarang baru jam istirahat pertama, ia akan bolos dua mapel pelajaran lalu kembali di jam istirahat kedua. Jadi, ia tak akan ketahuan kan?

Kenniro sudah ahli memanjat pohon, jadi saat dihadapkan dengan tembok tinggi dibelakang sekolah itu tak menjadi halangan untuknya

.

.

.

Ruangan gelap dengan interior mewah, sunyi. Itulah yang menggambarkan keadaan saat ini

Pria yang duduk di kursi kebanggaan nya seolah tak terganggu sama sekali dengan gelapnya ruangan ini. Membiarkan gorden tebal menghalau sinar matahari dari luar.

Pria itu hanya diam, mengamati jam pasir yang ada di mejanya. Hingga suara ketukan pintu mengganggu ketenangan nya.

"Masuk"

Ceklek

"Apa yang kau bawa?" Asap mengepul berasal dari mulutnya. Kakinya di angkat di atas meja dengan rokok yang diapit antara jari telunjuk dan tengahnya

Lelaki yang baru saja masuk itu menyerahkan iPad yang menampilkan gambar tiga orang yang sedang berpelukan di rumah sakit

Tersenyum puas dengan hasil kerja bawahannya, tak lama senyum itu berubah menjadi smrik yang mengerikan

"Kerja bagus, kau mendapatkan bonus bulan depan"

"Terimakasih, tuan"

"Sebarkan foto ini di seluruh media, pastikan seluruh dunia mengetahuinya"

"Baik tuan, saya permisi"

Setelah pria itu pergi, lelaki yang duduk di kursi itu mengeluarkan tawa mengerikannya.

"Tunggu tanggal mainnya, Demario"





Bersambung...

See you next time

🍄🍄🍄

ALESSANDRO||END||Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu