lima puluh delapan.

Start from the beginning
                                    

"Hikss, daddyyyy, amiiii, mawuuu amiiii"

Renjun menoleh kepada Guanlin. "Gimana?" ucapnya tanpa bersuara

Guanlin bangkit. "Chenle mau minum susu gak? Chenle suka susu coklat kan? Uncle Alin punya nih, mau gak?"

Chenle mengusap matanya pelan. "Mawuuuu"

"Ya udah, Uncle ambilin dulu ya? Tapi harus berhenti dulu nangisnya"

Chenle mengangguk, Renjun segera mengangkat Chenle dan mendudukannya di pangkuan dia sembari ia bersandar di kepala ranjang. "Chenle pinter yaa, tidur sama Ayden dulu ya malam ini?"

Chenle mengangguk. "Amina puyang kapan? Napa lele ndak diajak?"

"Kan Ami jemput di rumah sakit, Chenle kan gak suka rumah sakit?"

"Di cuntik?"

Renjun mengangguk. "Cakit? Ami cama dedek cakit?" lanjutnya

"Enggak. Kayak Papi njun dulu, pas Chenle jenguk Papi njun sama Mingrui"

"Pwapiiii" Ayden terbangun, mendudukan dirinya. Matanya menatap Renjun dan Chenle bergantian. ia kemudian menoleh pada adiknya yang berada di box bayi. "Ih tuhh capaaa!! Hwaaaaa Pwapiii cama ciapaaaa?!!!" tangis Ayden pecah, entah ia belum sepenuhnya bangun dan mengigau atau bagaimana.

"Husttt, husttt kakakk. Jangan nangis ya? Nanti adeknya ikut bangun. Ini yang di pangkuan Papa itu Chenle"

Ayden mengerjapkan matanya, Renjun kemudian menyalahkan lampu kamar mereka. "Oh ya lele ci gembul" ucap Ayden sembari mengusap matanya.

"Lele napa cini?" lanjutnya

"Hiks.. lele ndak diajak jemput dedek"

"Mang dedekna lele dinana? Kan dipelut ami echan? Kok di jemput? Dedekna lele ilang?"

Chenle menggeleng, sedangkan Renjun menahan tawanya mendengar celoteh anaknya itu.

"Dedekna lele ilang, pwiii?"

"Nguawur anaknya Renjun!" saut Guanlin ketika ia memasuki kamar dan mendengar celotehan anak sulungnya itu.

"Ichhh! Napa cih pwa?"

"Nih le, susu coklat buat Chenle soalnya udah jadi good boy"

Chenle menerima uluran susu tersebut. "Macih onkel"

Renjun membantu membukakan susu tersebut dan memberikannya pada Chenle.

"Akak nana?" tanya Ayden kepada Guanlin.

"Lah kan udah tadi sebelum bobo?"

"Ishhh!! Mawu lagi" Ayden menoleh pada Renjun. "Pwapiiii, mawuuu nen"

"Heh! Udah gede"

"Pwapa uga dah gede"

"Papa pengecualian!"

"Guanlinnnn.." tegur Renjun. "Minta tolong Papa ambilin susu yang bagus kak"

Ayden menghela, ia mendekat pada Renjun dan menyandarkan kepalanya di lengan Renjun. "Pwapa pwease, cucu pwesss"

"Males ah. Papa udah ngantuk"

"Hiksss.. pwapiiii"

"GUANLIN!!"

"Iya iya, bercanda yanggggggggg" ucap Guanlin yang kemudian kembali turun dengan mulut yang masih mendumel.

Pagi harinya, Renjun mendapat kabar bahwa anak kedua dari Mark dan Haechan telah lahir dengan selamat begitu juga Haechan yang kini sudah berada di ruang rawat inap untuk pemulihan.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now