1. awal mula

137 20 1
                                    

Naruto pov

Entah bagaimana awalnya, anak tetangga sebelah seakan sudah menjadi bagian dari keluarga ini. Orang tuaku sangat menyayangi putri dari tetangga yang telah menempati rumah disebelah kami.

Semua sepertinya berawal saat aku berumur 5 tahun dan saat itu keluarga kami mendengar bahwa rumah didepan kami yang telah kosong selama beberapa bulan itu akan terisi kembali.

Saat tetangga kami mulai datang dan terlihat dari depan rumah, keluarga itu sedang sibuk mengatur banyak barang yang mereka bawa. Tou-san sebagai kepala keluarga yang baik langsung saja membantu keluarga itu berbenah. Dan sebagai gantinya mereka mengundang keluarga kami untuk makan malam di rumah itu.

Awalnya aku malas untuk ikut karena kupikir untuk apa kesana. Tapi karena kaa-chan yang memaksaku untuk ikut akhirnya mau tak mau aku ikut kesana. Kaa-chan begitu bersemangat untuk pergi kesana , dia bahkan membawakan banyak buah tangan untuk tetangga baru kami. Katanya sangat penasaran dengan anak perempuan berusia 4 tahun yang tou-san katakan sangat lucu itu.

Tentu saja kaa-chan akan sangat antusias karena dia sangat menginginkan memiliki anak perempuan sejak dulu. Namun, ya sepertinya kami-sama belum memberikan anugrah itu pada keluarga namikaze ini. Dan sebenarnya aku pun tidak terlalu menginginkan seorang adik. Aku sudah senang menjadi anak tunggal satu-satunya. Aku tidak mau berbagi kasih sayang orang tuaku pada orang lain.

Ah ya namaku Naruto Namikaze, anak tunggal dari pasangan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki. Tou-san adalah salah satu pengusaha yang terkenal di jepang, dia adalah pemegang NamiU corp, perusahaan yang bergerak di bidang tekhnologi. Dan kaa-chan dulu adalah seorang desainer yang sangat terkenal. Semua karya kaa-chan selalu banyak diminati di pasaran dan selalu menjadi trand. Namun setelah menikah dengan pria kaya raya  seperti tou-san, kaa-chan akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus merawat keluarganya.

Kembali ke situasi terkini, saat ini aku dan orang tuaku sedang berada di kediaman tetangga kami yaitu keluarga Hyuga. Aku baru tau jika tetangga kami adalah salah satu rekan bisnis tou-san dan mempunyai perusahaan yang sama besarnya.

Saat kuperhatikan semua anggota di keluarga ini rasanya hampir mirip semua. Mata mereka berwarna ungu pucat dan aku merasa hawa keluarga ini entah kenapa terasa dingin. Hanya bibi Hikari , yang menyambut kami dengan hangat.

Kami saat ini sedang duduk di meja makan, akan  mulai menikmati acara makan malam yang telah direncanakan. Kaa-chan terlihat sedang mengobrol dengan bibi Hikari dan tou-chan juga sibuk membahas bisnis yang tidak aku mengerti bersama paman Hiashi. Sebenarnya tepat didepanku ada anak laki-laki sepertinya lebih tua dariku ,yang bernama Neji Hyuga, dia adalah anak pertama dari keluarga Hyuga ini. Tapi aku sendiripun ragu untuk mengajak nya mengobrol, karena dia seperti sedang sibuk dengan dunianya dan tatapan padaku sedari tadi memang kurang menyenangkan.

Acara makan malam pun dimulai,dan aku mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan disini. Saat semua orang sedang makan, kaa-chan tiba-tiba bertanya pada bibi Hikari.

"Hikari-san, katanya kau memiliki seorang putri. Kenapa sedari tadi aku tidak melihatnya. Aku ingin bertemu dengan nya" tanya kaa-chan

"Putriku sedang tidur kushina-san, sepertinya kelelahan karena sore tadi bermain bersama nii-san nya. Akan kubangunkan jika kushina-san ingin melihat Hinata-chan" jawab bibi Hikari

Bibi Hikari akan berdiri untuk membangunkan putrinya namun kaa-chan segera menjegahnya.

"Ah tidak perlu Hikari-san, tak apa jika putrimu sedang tidur. Besok aku bisa kesini lagi untuk melihatnya saat bangun. Namanya cantik sekali, pasti putrimu sangat lucu" ucap Kushina

"Kau terlalu memuji kushina-san, memiliki anak lelaki yang tampan seperti naruto juga sangat menyenangkan bukan" balas bibi hikari yang membuat pipiku merona

"Ya, tapi kadang anak lelaki lebih susah diatur. Dan sangat sulit menurut pada kaa-chan nya bukan. Kau tau sendiri Hikari-san"
Kaa-chan mengucapkan itu sambil sedikit melirik padaku, aku hanya mendelik kan mata sebal. Kaa-chan memang sengaja menyindirku.

"Ya kau benar, dan sifat keras kepala anak laki-laki memang lebih besar" ucap bibi hikari sambil melirik pada neji. Neji yang merasa tersindir hanya menoleh pada arah lain.

Kedua wanita ini entah kenapa hobi sekali menyindir anak lelakinya. Padahal mereka baru bertemu.

"Tapi anak laki-laki itu kuat, mereka yang akan melindungi keluarganya dan tentu saja menjadi penerus untuk perusahaan tou-san nya" tiba-tiba paman Hiashi berbicara.

"Benar hiashi-san, anak laki-laki juga bisa berguna dalam banyak hal dalam keluarga" ucap tou-san.

"Ya ya kalian para lelaki memang tidak mau kalah" ucap kaa-chan.

Semuanya akhirnya tertawa dan melanjutkan makan setelah perdebatan kecil itu. Tapi saat kami sedang asik dengan makanan kami, tiba-tiba datang seorang anak kecil berjalan pada bibi hikari dengan muka bantalnya. Kaa-chan yang berada disampingku sudah kegemasan ditempat. Tou-san juga memperhatikan dengan senyum lembut pada anak perempuan itu.

Aku sempat terpaku pada anak perempuan itu, dia memang terlihat sangat menggemaskan. Matanya berwarna ungu muda namun lebih berkilau dari anggota hyuga yang lain dan dia juga memiliki rambut berwarna biru gelap yang cantik.

"Hinata-chan sangat cantik, hikari-san bagaimana bisa kau memiliki anak seimut ini"
Kaa-chan terlihat seperti akan melahap hinata saat itu juga. Dia terlihat sangat gemas dengan hinata.

Sedangkan Hinata yang diperhatikan berlebihan oleh kaa-chan sepertinya agak ketakutan. Ya, siapa yang tidak akan takut jika anak usia 4 tahun diperhatikan dengan mata yang kelewat berbinar seperti itu.

"Hinata-chan ayo perkenalkan dirimu. Itu tetangga kita. Jangan takut ya, mereka orang baik" ucap bibi Hikari

Hinata yang awalnya ragu akhirnya menatap kami bertiga lalu mulai bicara.

"Konichiwa, aku Hinata Hyuga" ucapnya dengan malu-malu.

Kaa-chan yang kelewat gemas akhirnya membawa hinata ke gendongan nya dan membawanya duduk diantara tou-san dan aku.
Hinata awalnya seperti takut namun lama kelamaan dia akhirnya bisa tertawa pada kaa-chan dan tou-san.

Kaa-chan sedari tadi terus mengecupi seluruh wajah hinata. Tou-chan pun selalu memberikan makanan apa saja yang hinata mau. Entah kenapa aku merasa sedikit tersaingi oleh anak kecil itu. Tapi aku pun tak bisa marah, karena melihatnya tertawa terasa sangat menyenangkan bagiku.

"Naluto-nii, hinata ingin menjadi teman naluto-nii. Mulai besok kita main belcama ya, ini hinata kasih pelmen"
Ucapnya sambil menyodorkan beberapa permen coklat padaku. Dia juga mengangkat jari kelingkingnya.

Aku menatapnya sambil tersenyum, hah anak ini kenapa binar matanya terasa sangat menghipnotis ku. Aku pun menautkan jari kelingking ku padanya.

"Baiklah kita akan bersama selamanya, Hinata-chan"

Bonus pict dari hime kita yang menggemaskan 💖💖💖

Bonus pict dari hime kita yang menggemaskan 💖💖💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
favorite daughter (short fanfic) | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang