Bab 47: looking for happiness

Start from the beginning
                                    

"Bisa diem gak!" Pinta Abiyasa butuh ketenangan.

"Bos~~~"

BRAK!

Abiyasa memukul meja makan dengan keras. Abiyasa jarang emosi kecuali diganggu dengan yang sudah mati seperti sekarang. Dirinya kesal, ia butuh ketenangan saat makan, tak ingin di ganggu tetapi mereka malah mengganggunya dengan meminta makanannya. Enak saja!

"Pergi sebelum gue bacain ayat kursi!" Ancam Abiyasa melirik makhluk tak kasat mata itu.

"Kita juga laper bos~~" Adu pocong.

"Lo makan aja bangke temen Lo, sana! Jangan ganggu gue." Usir Abiyasa melanjutkan makannya.

"Kalau makan bangkai temen sendiri itu namanya nggak setia kawan Bos..." Jelas kuntilanak.

"Emang gue pikirin? Udah sana,"

Pocong dan tuyul duduk disebelah Abiyasa. Abiyasa semakin dibuat kesal.

"Gue hitung sampe lima Lo semua gak pergi, gak segan-segan gue ngusir Lo pake ayat kursi!" Ancamnya lagi.

"Satu..."

Si pocong dan tuyul masih tak bangkit dari tempat duduknya.

"Dua,"

"Tiga,"

Dua kuntilanak pergi meninggalkan dapur.

"Empat..."

Makhluk lain mulai pergi dengan sangat lambat.

"LIMA! PERGI GAK LO PADA!"

Suara keras dari Abiyasa membuat makhluk tak kasat mata itu pergi berhamburan. Mereka takut dengan Abiyasa jika cowok itu sudah mengeluarkan suara yang sangat keras, gendang telinga mereka akan rusak walaupun mereka sudah mati tetap masih bisa merasakan sakit terlebih lagi jika Abiyasa membacakan surah ayat kursi, mereka akan pergi dengan telinga yang kepanasan.

"Ganggu aja!" Gerutunya kesal.

Hampir tak nafsu makan lagi jika mie goreng itu tak ia lirik dengan perut yang keroncong. Dengan hati yang tidak ingin mubazir, ia pun memakan mie goreng yang ia buat tadi.

Kursi makan di depannya di tarik oleh seseorang. Ia melihatnya sekilas lalu melihat makanannya lagi.

"Berisik amat," Protes orang itu.

Plak.

Abiyasa memukul tangan orang itu ketika orang itu ingin mengambil mie gorengnya. "Gatel banget tangannya." Ucap Abiyasa. "Noh masak sendiri sana jangan ganggu gue."

"Pelit banget deh, Adek sendiri loh." Protesnya lagi.

"Sa, Punya tangan kan? Punya kaki juga kan? Sana jalan ke depan kompor, ambil mie terus masak. Gak susah tapi Lo males ngelakuinnya."

Iya, Akhasa pengganggunya. Tiba-tiba datang protes lalu mencuil mie goreng Abiyasa dengan sigap Abiyasa memukul tangannya pelan.

"Lagian Bi Sri mana ya, biasanya udah ada di dapur."

"Kasian Bi Sri kerjaan terus dari pagi sampe malem, jadi biarin dia istirahat."

7 SAUDARA TIRI Where stories live. Discover now