Chapter 1. Surat Perpisahan

4 1 0
                                    

#LoveSchool

===================

Donghyuck duduk diam dengan mata menyoroti arah luar jendela dimana langit malam sudah terlihat lingkaran bulan dan bermacam bintang yang mengelilinginya. Bahkan dinginnya angin malam tak menjadi kendala untuknya tetap tenang duduk di sisi jendela.

Kesuraman wajahnya tergambar jelas. Terlihat sebuah kekalutan disana. Rasa tidak ingin, kecewa bercampur jadi satu. Tapi ia juga tidak bisa melawan semua perasaan itu.

Tok tok tok!

Bahkan suara ketukan pintu beberapa kali pun tak menjadi kendala bagi Donghyuck untuk bisa terusik dari lamunan nya.

"Donghyuck, ini udah malem, mending tidur sekarang. Besok kita harus berangkat pagi." Seruan sang ibunda masih dibalas diam dari pria berkacamata itu. Ia tak menjawab ataupun merespon. Ia masih tetap pada posisinya yang tak bergeming menatap langit malam.

"Donghyuck,"

Bak pria bodoh Donghyuck menormalkan kembali raut wajahnya yang terlihat menjuruskan sebuah pertanyaan dikepala sang ibu.

"Kenapa eumm? Kok mukanya kayak gitu?"

"Gak kok ma, aku gak apa-apa." Jawaban yang semakin buat sang ibu curiga.

"Kamu tuh gak bisa bohong sama mama loh. Kenapa? Kamu gak suka kalo kita ikut pergi sama papa?"

Ucapan sang ibu sangat tepat yang berada di hati Donghyuck saat ini. Ya, dia tidak menyukai hal ini. Mungkin jika bisa memilih, lebih baik ia tetap tinggal di negara ini (Korea) agar bisa kembali bersekolah dan terlebih melihat gadis yang ia sukai.

"Donghyuck, mama ngerti sama perasaan kamu. Tapi disini posisi nya kita juga gak bisa ngelakuin apa-apa sayang. Papa gak akan bisa tinggal sendirian disana, dan mama juga gak akan bisa ninggalin kamu disini sendirian. Dan satu-satu nya cara, kita harus ngalah sayang. Ini semua juga buat masa depan kamu. Mama papa sayang sama Donghyuck. Kamu tau itu kan?" Nasehat sang Ibu.

Ingin sekali rasanya ia menangis. Terlebih ini benar- benar keputusan yang sangat sulit. Ucapan sang ibu memang sangat benar. Ayah nya juga tidak mungkin tinggal di sana sendirian, setidaknya harus ada keluarga yang menemaninya.

"Coba lah buat ngerti ya."

Meskipun sulit, tapi Donghyuck akan mencoba semampunya untuk menerima semuanya.

'Terus gimana cara nya gue nyatain perasaan gue ke Jira? Gak mungkin kan gue Pendem gitu aja?'. Batinnya

Ia berfikir sejenak mencari cara yang tepat agar semua perasaannya bisa terungkap. Tapi ia bingung, kalau dia mengatakan langsung itu tidak akan sempat, sebab besok ia dan keluarga nya akan berangkat ke Amerika.

"Yaak, Lee Donghyuck ayo berfikir."

Tak lama kemudian Donghyuck menemukan cara untuk mengatakan perasaannya. Tidak dengan ucapan langsung yang pasti akan membuat nyalinya ciut , tapi dengan sebuah surat. Ya mungkin dengan ini semua isi hatinya akan terungkap walaupun ia tidak menerima jawaban, setidaknya ia sudah merasakan lega bukan.

============
•Keesokan harinya

Terlihat keluarga Donghyuck sedang memasukkan barang-barang-nya kedalam bagasi mobil.

"Ma, aku ijin keluar sebentar."

"Kamu mau kemana? Sebentar lagi kita.."

"SEBENTAR AJA." teriak Donghyuck berlari meninggalkan sang mama yang hanya mendesah kasar melihat tingkah pola sang putra.

Tujuan Donghyuck kali ini adalah kesebuah rumah dimana hanya dia lah yang bisa membantunya untuk memberikan surat yang sudah ia buat pada Jira.

Tepat sekali, Sesampainya Donghyuck didepan rumah minimalis, terlihat Choi Yoona yang tengah sibuk menyiram tanaman hiasnya.

LOVE SCHOOL  - Lee Haechan [on going]Where stories live. Discover now