Kaos Oblong

6 3 0
                                    

Asa itu aneh, dia aneh karena terlalu sempurna sebagai kekasih. Sudah satu minggu sejak hubungan kami, dan hobinya yang sekarang adalah menggodaku.

Kami selalu menghabiskan waktu bersama. Sepulang sekolah, bahkan ketika malam hari ia akan mendatangiku dengan kaos oblongnya.

"Berapa kali aku ingatin kamu buat pakai jaket?"

Hanya senyuman manis yang menjawab kalimat tanyaku malam itu. Ia mendekatiku, lalu menyodorkan tangannya.

Aku meraihnya, rasanya hangat. Bahkan lebih hangat dari jaket yang aku kenakan.

"Aku nggak merasa dingin sama sekali." Ucapnya disela langkah kami.

"Tapi kamu bisa masuk angin."

"Nanti aku minta tolong Tuhan buat ngeluarin angin itu."

Aku terkekeh pelan mendengar jawabannya. Selalu diluar dugaan.

"Atau aku bakal peluk kamu kalau udah kerasa dingin."

Tidak bisa dibohongi kalau saat itu pipiku benar-benar memerah.

Asa tiba-tiba melepaskan genggaman tangannya. Ia menatapku yang saat itu benar-benar sedang salah tingkah.

Kedua tangannya meraih pipiku begitu saja. Rasanya hangat, dan sedikit membuat guncangan tepatnya dibagian jantung.

"Kayaknya kamu yang kedinginan." Ucapnya dengan tangan yang masih menangkup dipipiku.

Entah pikiran cabul darimana yang datang, aku membayangkan jika suatu hal akan terjadi.

Beberapa detik setelah tersadar, akupun menepis tangannya. Dan segera berjalan mendahuluinya.

"Kenapa?" Tanyanya sembari menyesuaikan langkahku.

"Nggak papa."

"Mau pulang? Kamu pasti kedinginan karena makin malam." Ucapnya setelah terdiam sejenak.

Walau hanya memutari kompleks sekitar rumah, tapi rasanya tetap menyenangkan kalau bersama dengan Asa.

Aku pun mengangguk dan kami memutar arah untuk kembali pulang.

Sesampainya didepan rumah, Asa langsung menyuruhku masuk dan segera melambaikan tangannya.

"Sampai ketemu besok."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

tentang asaWhere stories live. Discover now