Han Xue hanya bisa setuju, bergumam. "En." Dia berpikir dalam hatinya, otak bajingan ini pasti sedang bermasalah.
-
Han Xue turun, melihat pria besar itu masih duduk di ruang tamu dengan berbagai pekerjaan memenuhi meja. Dia yang mengenakan kacamata tampak tegas dan intelektual, tentu saja, semakin tampan.
Merasakan tatapan seseorang jatuh ke wajahnya, Lin Yu menoleh untuk menemukan pria berkepala merah itu berdiri tak jauh darinya, menyentuh lengan, mengalihkan pandangan. Hatinya tergerak, dorongan samar dalam hatinya membuat ia tersenyum.
Lin Yu menepuk sofa di sampingnya, "ingin bergabung?" Karena si kecil pergi ke sekolah, suasana di antara mereka menjadi agak canggung.
Pria di seberang sana masih memilih untuk menghindari matanya, tapi sekilas, ada semburat merah jatuh di telinga yang indah itu.
Semakin lama Lin Yu memandang Han Xue, semakin dia menemukan dirinya tertarik lebih dalam. Apa yang dia pikir menjijikkan melihat penampilan itu, sekarang, dia bersyukur. Tidak akan ada lagi kesempatan untuk menemukan kesamaan antara dia dan Bai Yue Guang.
-
Berbeda dengan Lin Yu, Han Xue hanya ingin cepat-cepat menjaga jarak dari pria itu. Dia berlari ke rumah kaca untuk merawat bunga dan tanaman secara pribadi. Aturan lama mengatakan, itu adalah satu-satunya pekerjaan untuk dilakukan.
Tapi sekarang, lihat. Siapa yang datang ke arahnya. Lin Yu masih mengenakan kacamata berbingkai platina, bertengger elok di pangkal hidung. Dia membawa sebuah buku di tangan, meski ekspresinya agak acuh, dia bertanya dengan sabar. "Bolehkah aku tinggal di sini?" Dia ingin menghabiskan waktu bersama Han Xue.
Apa yang sedang pria ini lakukan? Pikir Han Xue, menggerutu.
Ia memasang senyum kapitalis, menjawab dengan halus, "tentu saja." Lakukan apapun yang kamu mau, asalkan tidak mengganggu jalanku!
Han Xue tidak mengerti bahwa pria itu diam-diam melebarkan sayapnya, untuk menangkap dia.
Aroma lembut dan segar berbagai jenis bunga memanjakan dua insan yang sedang dalam kesibukan masing-masing. Pria berkepala merah itu merawat mereka seperti halnya menjaga seorang anak. Memperlakukan dengan kelembutan dan perhatian ekstra. Entah mengapa, pria yang sedang membaca buku di kursi santai itu merasa masam. Dia juga ingin di perhatikan dengan begitu halus.
Kapan dia akan memperlakukannya seperti dulu lagi?
Lin Yu memperhatikan kesulitan Han Xue ketika memindahkan salah satu pot bunga terbesar. Apa yang coba dia lakukan, sih.
Yang pasti, meletakkan bukunya ke meja, dia menghampiri pria itu lebih, membantu. Han Xue bergumam pelan, dia juga tidak menyangka sampah bajingan akan bertindak perhatian. Dia yang berpikir pria itu akan kembali duduk, menuju tampilan awal tidak menyangka Lin Yu akan memindahkan lebih banyak pot untuknya.
Apa, sekarang dia benar-benar ketakutan. Sesuatu pasti telah terjadi dengan sampah bajingan ini!
Sebenarnya dia menemukan bahwa pria ini dapat di andalkan untuk pertama kali, merasa canggung.
Satu jam kemudian, suara susu lembut Lin Xiangyi terdengar, menginterupsi. "Ayah, papa. Aku pulang." Sangat jarang dia melihat ayah dan papanya berkumpul. Belum lagi, di rumah kaca yang memberi latar belakang kehangatan, dan harmonis.
Senyum si kecil ditarik semakin dalam.
Tanpa peduli dengan debu dan kotoran di baju Han Xue, Lin Xiangyi pertama-tama memeluk kaki papanya. Tertawa sana-sini dengan kepolosan seorang anak.
Lin Yu bertindak secara alami, menyerahkan tisu untuk Han Xue gunakan, membersihkan tangan. Dia memeluk pria kecil itu tinggi-tinggi. Sebuah senyum perlahan muncul di wajah tanpa ekspresi Lin Yu. Pemandangan ini begitu indah.
Mereka tahu Han Xue tidak bisa berlama-lama untuk lelah, jadi pria itu mengambil si kecil darinya. "Biarkan papa beristirahat dulu. Yiyi kembali bersama ayah, kita akan pergi ke rumah kakek sebentar lagi." Ucapnya dengan nada super lembut, biasa di gunakan untuk membujuk seorang anak.
Tentu saja, ini anaknya, siapa lagi, ba!?
Merasa di perlakukan seperti boneka porselen yang berharga dan rapuh, panas membakar wajah Han Xue. Untuk kesekian kalinya, pria ini memberikan kejutan tak terduga, agak manis, dan menyenangkan.
Lin Yu naik ke atas dengan Lin Xiangyi di pelukannya. Dia mempertahankan senyum di bibirnya hingga akhir.
Rumah utama keluarga Lin mengadakan perayaan ulang tahun untuk adik perempuan Lin Yu, Lin Yue. Han Xue menganggap acara ini sebagai pemborosan untuknya yang keberadaannya sulit untuk di terima. Sepanjang perjalanan, atas paksaan Lin Yu, dia mengekor dengan sempurna di belakang sang pria. Orang-orang memandangi siluet itu dengan keanehan, begitu jarang presiden Lin mengizinkan pasangannya bertingkah lengket. Namun tetap saja, cinta di mata keduanya tidak bisa di bohongi. Salah satu memandang dengan penuh cinta sementara yang lain biasa saja.
Mungkin itulah yang di tangkap semua orang, tidak dengan Lin Yu, yang sebenarnya sedikit gugup. Kali ini dia akan memperkenalkan Han Xue secara resmi pada orang lain, sebagai mana mestinya pasangan.
Keluarga Lin merupakan salah satu keluarga berpengaruh di ibu kota, jadi akan sangat umum jika tamu yang hadir juga berasal dari kalangan atas dan terkenal. Sosok Lin Yue sendiri yang di kagumi karena kecantikannya menjadikan alasan begitu banyak tamu hadir, mengejarnya.
Selain putra kedua, Lin Yu dan si bungsu Lin Yue, cabang utama keluarga Lin juga memiliki seorang putra sulung lainnya, Lin Geng. Dengan segudang prestasi dan kerja keras, sudah di tentukan kemana masa depan Linjia di serahkan.
Luar biasa lagi ketika tidak ada perebutan warisan antara ketiga saudara itu. Lin Yu memulai bisnisnya sendiri, dan dia menjadi presiden. Lin Yue bahkan seorang aktris dan model terkenal yang penghasilannya mencapai ratusan juta tiap tahun. Untuk apa menyulitkan diri dengan urusan perusahaan yang klise. Yang pasti, ketiganya menikmati kehidupan mereka tanpa konflik sejati pewaris keluarga kaya.
Han Xue yang di haradapkan dengan begitu banyak salam orang asing dan terkenal menjadi gugup. Bahkan wajahnya memperlihatkan dengan jelas. Lin Yu mau tak mau merasa bersalah, bertukar beberapa salam lagi sebelum membawa pria ini menjauh. Penampilan yang mencolok dari kepala merah dan sepasang mata bunga persik, tentu saja menjadi pusat perhatian semua orang. Belum lagi fitur wajah yang halus dan tampan Han Xue, membuat beberapa orang secara tidak langsung jatuh cinta. Ini pertama kalinya mereka melihat penampilan eksentrik di bawa ke pesta formal dan tetap terlihat tampan.
"Yu ge, lama tidak bertemu." Suara merdu dan menyenangkan datang dari belakang mereka. Perhatian Lin Yu untuk sesaat terhenti.
Ini Bai Yue Guang! Akhirnya mereka bertemu! Han Xue mau tak mau berteriak histeris dalam hati.
YOU ARE READING
[END] He's Out Of The Script
FanfictionHan Xue yang cerah dan periang dan pekerja keras berpindah ke tubuh lain dengan nama yang sama tetapi dunia berbeda. Dia yang tergila-gila pada suaminya sendiri, "Han Xue ini pastilah yang gila." Setelah menerima kenangan dan kenyataan, saatnya bera...
Chapter 4
Start from the beginning
![[END] He's Out Of The Script](https://img.wattpad.com/cover/337534868-64-k466596.jpg)