PROLOG

5K 354 311
                                    

DISARANKAN MENGENAL KARAKTER TERLEBIH DAHULU DENGAN MEMBACA BUKU 00.00 & DOMINIC LEONIDAS

Unwritten part adalah SERIES. Dia terpisah dari trilogi. Ending trilogi adalah mutlak. Sedangkan series UP hanya memakai karakternya saja. Ini akan jadi semacam "what if" yang tidak ada kaitannya dengan alur awalnya.

story by: JAJANGMYEON99



"ITU JAGUNG TERAKHIR DOMINIC SETAN! BERHENTI BERMAIN!"

Segala hal tentang keluarga Leonidas itu konyol, dengan y bukan t.

Mereka lebih mirip seperti kucing liar dan seekor singa jinak yang tidak pernah kehabisan akal dalam membuat Arsen berteriak. Perjalanan pernikahan sudah berakhir bahagia namun tingkah keduanya tak bisa dibilang damai sentosa. Ya setidaknya akan selalu seperti itu, ini sedikit tak bisa dipercaya tapi paksakan saja hatimu untuk percaya bahwa Dominic dan Arsen bertahan sampai sejauh ini karena kekonyolan mereka.

Dengan y bukan t.

"Kau lihat itu?" Kekeh Darren, matanya mencuri lirik pada aksi kejar-kejaran Arsen dan Dominic sambil terus membolak-balik irisan daging di atas panggangan.

"Ya, aku melihatnya. Cantik." Damian menjawab dengan sejuta takjub dimatanya.

Sebentar.

Darren menatap suaminya.
"Arsen cantik?"

"Hah? Kenapa jadi dia?" Nada kebingungan Damian itu membuat Darren lega, namun sedetik kemudian matanya melotot spontan menoleh cepat menatap wajah Damian lagi.

"Maksudmu Dominic cantik?!"

"Apa-apaan itu." Dengusan Damian terdengar begitu kesal, dia yang sejak tadi sangat menikmati posisi duduknya karena dari sana dia bisa menatapi wajah Darren dengan syahdu kini terpaksa berdiri kesal.

"Aku membahas tentang Arsen dan Dominic, siapa yang kau bilang cantik itu?!" Selidik Darren.

"Ck, aku bahkan baru tahu kita membahas mereka, Darren."

"Jangan mengelak, kau juga tahu kalau sejak tadi tingkah mereka berdua sangat menarik perhatian."

"Oh ya? Tapi kau lebih menarik perhatianku."

Lengan Damian melingkar dipinggangnya, erat dan mesra. Ia mendekatkan bibir ke telinga Darren untuk berbisik, "Kau cantikku."

Darren tersenyum, mereka sudah sejauh ini namun setiap kali Damian mengucapkan kata manis, itu selalu berhasil membuat pipinya merona.

"Aku memperhatikanmu sejak tadi, aku bahkan tidak sudi membuang satu detik pun untuk mengalihkan pandangan darimu, meski itu daging sialan yang sejak tadi membuatmu terus mengabaikanku. Katakan kapan mereka matang, sayang? Aku lapar."

Darren cekikikan, rengekan Damian dilehernya terdengar menggemaskan.

"Kau tahu, kita punya kentang goreng di meja. Kau bisa memakannya dulu sambil menunggu ini selesai."

"Bagaimana kalau bokongmu?"

"Oh ya?" Darren membalik badan dan menjulurkan spatula panasnya.

"Oke, oke." Damian mengangkat kedua tangannya dan perlahan memundurkan diri. "Kurasa kentang tidak begitu buruk. Emm, yah, kau tahu maksudku, mereka mengandung banyak serat yang bisa meningkatkan daya tahan tubuhku," katanya lalu segera berlari pergi sebelum spatula Darren mendarat di dadanya.

Damian berjalan ke meja ujung tempat mereka meletakkan banyak minuman dan snack, sekaligus tempat yang nantinya mereka akan makan bersama disana. Bicara soal malam ini, hanya pesta kecil-kecilan bagi dua keluarga. Mereka selalu menghabiskan liburan akhir pekan untuk berpesta di rumah, entah itu rumah Leonidas maupun Alexander.

UNWRITTEN PART [Damren & Domarsen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang