1-Endless darkness

15 3 0
                                    

  Kuusap kepalaku yang terasa nyeri setelah aku terjatuh dari sebuah tebing. Untungnya dibawah ada genangan air yang cukup untuk meredam rasa sakit. Sebuah pemandangan hitam yang tidak ada ujungnya, pemandangan dungeon dengan lolongan monster disetiap sudut.

Sudah berapa lama aku berada di kedalaman ini bahkan sinar matahari tidak bisa menyambut keberadanku. Hari-hari berlalu tanpa sinar matahari, aroma busuk dan busuk terus tercium di seluruh kegelapan sepanjang aku berjalan. Sudut ruangan dan lorong hanya gelap dan busuk yang terus diisi dengan suara monster yang merusak mental.

Semuanya terasa mengerikan jika saja orang yang berada disini tidak memiliki mental yang kuat. Dihadapkan pada sebuah kondisi dimana mati begitu terasa lbih baik daripada hidup, kegilaan dungeon adalah sesuatu yang tidak bisa dilukiskan hanya dengan kata-kata saja.

Hitung saja satu minggu. Itu adalah waktu yang kukira telah kuhabisakan didalam kegelapan dungeon. Namaku Kujo Hinomiya, seorang pelajar biasa yang lahir di bumi dan berasal dari negara Jepang. Aku pindah keTokyo setelah mendapatkan beasiswa yang kuperoleh dengan susah payah. Tapi tampaknya itu semua sudah tidak berguna lagi, hidup sepertinya akan berakhir atau aku harus memulainya didunia yang asing ini.

Suara*zruu* dari depan. Aku langsung tahu jika itu merupakan pergerakan dari seekor monster. Mencoba bersembunyi dibalik batu disana, monster seperti kelabang dengan dua tanduk seperti kerbau dan ujung ekornya seperti kalajengking merayap diatas tanah.

Skill informasi aktif dan memberikanku pengetahuan [Long kalajengking horn.
Level :42
Kulit keras baja dan sengatan beracun yang mengandung racun neurotoksin]

Ini menakutkan! Tapi makhluk itu benar berada di sana. Untungnya monster itu tidak mengetahui keberadaan Kujo meski sempat mendengus keberapa arah dengan antenanya.

Hari ini keberuntungan masih berpihak padaku. Setelah menunggu beberapa saat hingga suara itu menjauh, kucoba melangkah mundur yang dari arah lain terdengar suara yang tidak ingin kudengar. Kali ini monster ulat dengan lendir pelarut. Kulempar batu disampingku dan langsung mengambil langkah seribu.

Ulat lendir itu memekik dengan suara yang nyaring setelah kulempar dengan batu. Berlari dan berlari, suara perut merayap dari tanah. sebisa mungkin untuk tidak melihat kebelakang, tapi tampaknya rasa takut dan lelah memaksaku untuk melihat berapa jarak yang kuambil darinya. "Ini sialaaaan!" Kurang dari satu meter jarak dengan monster dan sesaat sebelum cairan lendir mengenai tubuhku, aku melompat dan meluncur kebawah.

Monster itu memekik keras lagi. Tampaknya dia kesal karena kehilangan makan siangnya.

"Uwooghhhh~ uwooghhhh ~" aku meluncur tak terkendali. Mengambil satu taiming, ku kencangkan kakiku dan melompat kearah rerumputan. *Gedebruk!* Tubuhku berguling disana beberapa kali sebelum berhenti ketika menabrak kayu.

Aku mengerut penuh kesakitan sembari memegang punggungku yang malang. "Owuuch."

Sekali lagi keberuntungan berpihak kepadaku. Tapi didalam dungeon ini keberuntungan saja tidaklah cukup.

Kupaksa kakiku yang mulai lemas untuk terus menyeret badanku yang terasa sangat kotor dan bau. Satu minggu dan bahkan aku belum mandi, aku yakin ibuku akan sangat marah melihat anaknya yang sama sekali tidak menjaga kesehatan tubuhnya. Bahkan memikirkan kebersihan didalam neraka sangat aneh bagiku.

"...."

Ah! Kudengar sayup-sayup gemericik air dari arah depan. Tanpa menunggu waktu lama aku langsung berlari mendorong sisa-sisa kekuatanku. Aku ingat jika persediaan airku sudah menipis. Selama ini untuk menjaga agar tidak dehidrasi, pengumpulan air dari tetes air dilakukan. Itu dengan kantung kura-kura yang ditutup dengan kain yang lapisi sisik suatu makhluk. Untungnya dari kotak penyimpanan menyediakan gelas kaca dan gelas keramik, setidaknya tanpa menggunakan tulang monster sebagai pengganti gelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly in Fiction-survive in another world that could go crazy at any timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang