Pertama.

44 0 0
                                    

Malam itu..
Setelah wiyata menimbang-nimbang
Perihal
Apakah ini yang baik?
Apakah ini jalan yang harus diambil?
Akhirnya wiyata mengambil keputusan Bijak.

Keputusan yang sampai detik ini masih wiyata pikirkan.
Apakah keputusan itu tepat?
Apakah keputusan itu baik?
Atau mungkin keputusan itu egois?

Malam itu Wiyata mengirim 1 barang pada Harsa.
Yang ia rasa akan cukup berumur lama jika dipakai
Meski mereka mungkin tak lagi sama-sama.

Didalamnya ia selipkan secarik kertas
Dengan beberapa kalimat di dalamnya.

Isinya tidak lain adalah
Kalimat Maaf
Kalimat terimakasih
Dan ditutup dengan Pamit.

"Aku pamit, semoga disaat kamu baca ini disaat bersamaan juga hal baik dateng ke kamu"
"Jaga diri baik-baik yaa"
"Aku harap kamu baik-baik aja, setelah aku milih opsi ini"

Begitu, ujar Wiyata padanya.

==================================

Hari berlalu setelah Wiyata pamit.
Mereka menjadi asing.

Pesan-pesan singkat itu tak lagi sampai,
Harsa tak pernah lagi mengantar wiyata pulang.
Kabar-kabar buruk itu tak lagi sampai,
Wiyata tak pernah lagi bercerita pada Harsa.
Perasaan-perasaan sedih itu tak lagi sampai.
Harsa dan Wiyata memilih bungkam.

Wiyata tak pernah lagi mendengar suara Harsa.
Wiyata tak pernah lagi melihat pesan dari Harsa.
Wiyata tak pernah lagi melihat Harsa dibelakangnya
Wiyata tak pernah lagi tau kabarnya
Wiyata tak pernah lagi tau sudah Bab berapa skripsinya
Wiyata tak pernah lagi tau Harsa tidur jam berapa
Wiyata tak pernah lagi tau Harsa makan apa

Dan bagian terpedihnya

Wiyata tak pernah lagi tau Apa yang sedang Harsa Alami dan Rasakan.

Pertemuan Terakhir Harsa & WiyataWhere stories live. Discover now