O1. Fight For Freedom

119 14 1
                                    

Wanita itu menaruh hati padanya, yang kini berjuang keras untuk mempertahankan negara yang diserang oleh pasukan musuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita itu menaruh hati padanya, yang kini berjuang keras untuk mempertahankan negara yang diserang oleh pasukan musuh.

Wanita itu seharusnya menghapuskan segala macam negatif yang mempengaruhinya untuk memperburuk akalnya bekerja.

“Percayalah kepadaku, aku akan berjuang untuk kita berdua agar bisa bertemu dan bersama semula. Tiada yang mampu memisahkan kita.”

Wanita itu mengkerut sendu lekas sesegera mungkin membuang muka ketika raut wajah kekasihnya tampak tidak begitu merelakannya pergi.

“Itu tugasku, Julia.”

Hening.

Hanya terdengar suara ribuan warga orang-orang tengah memberi ucapan terakhir mereka sebelum berangkat ke negara tetangga —membantu negara kini terserang habis.

Mereka berhadapan, tetapi tidak dengan mata mereka yang berlainan arah. Mereka juga tidak menginginkan hal ini berlaku namun apakah dayanya sebagai prajurit kini berperan penting untuk negara.

“Julia, mungkin aku memang tidak pernah mengutarakan pendapatku selama ini. Mungkinkah ini satu-satunya cara untuk kamu mengerti tentang diriku.”

“Dengan apa, Lucy?” Julia berujar dengan nada cetus. Matanya berair dan memerah, bahkan tidak memperdulikan para prajurit tengah menunggu kedatangan kapten mereka.

“Dengan pergi berperang melawan musuh dan berakhirnya meninggalkan tempatmu di sini? Melupakan seseorang yang telah menunggumu sampai sekarang, begitulah kira-kira maksud anda, Kapten Lucy?”

“Julia …”

Julia menghempas perlahan tangannya, genangan air muncul membasahi pipinya lekas diusap dengan kasar. Hatinya terlalu lama merendam ratusan juta kesalnya akhirnya tumpah jua kepada wanita yang ia cintai.

“Dengar, Kapten Lucy. Anda berperan sebagai ketua prajurit, aku memahaminya tetapi anda juga berperan sebagai kekasihku, tapi mengapa anda tidak mengerti perasaanku seperti aku mengerti keadaan ini sekarang.”

“Memang terdengarnya seperti egois, ya benar, aku melakukan ini untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin berperang melawan pikiranku yang terus-menerus memikirkan hal yang buruk,”

“Tapi anda tidak mengerti bagaimana perasaanku terus berdebat karena memikirkan hal buruk  tentang kehidupan di sana, bagaimana dengan keadaanmu dan para prajurit lainnya juga. Aku tidak ….”

Lucy merangkulnya, menenggelamkan kepala kekasihnya di lehernya, perasaannya bercampur aduk. Perasaan Julia yang tidak pernah ia dengar sebelumnya kini menghancurkan dirinya.

Bagaimana Julia terus memikirkan dirinya yang berjauhan dengannya. Bagaimana Julia mencoba memikirkan hal positif tentang kehidupan di sana. Bagaimana Julia berharap peperangan itu usai dengan cepat.

“Kapten, kita harus berangkat sekarang. Waktunya sudah tidak lama lagi, kapal ini akan segera berangkat,” pesan rekan setimnya kini menatap sendu kearah mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

you home • itzyWhere stories live. Discover now