Chapter 10

130 10 0
                                    

Bab 10 Saat Kamu Pergi

Untuk beberapa alasan, Putra Mahkota tidak tib-tiba muncul di hadapanku lagi.

Dia bahkan tidak memanggilku dan mengatakan harus pergi ke pesta, dan ketika kami bertemu satu sama lain , yang kami lakukan hanyalah saling menatap.

Hidupku menjadi sedikit damai, tidak seperti sebelumnya. Pendidikan untuk menjadi Putri Mahkota yang selama ini aku jalani juga sedikit berkurang, sehingga aku lebih memiliki banyak waktu untuk istirahat.

Tapi mengapa seperti ada sesuatu yang hilang?

Ah, apa karena aku mendengar kabar bahwa Akasia akan pergi?

"Akasia, apakah kamu benar-benar harus pergi ke manor? Bisakah kamu tidak pergi?"

Setelah pesta selesai, waktunya jadi bebas, jadi aku membuat rencana untuk lebih sering bermain dengan Akasia, tapi saya mendengar suara seperti guntur dari langit.

"Akasia, tetaplah bersama kakakmu!'

"Aku juga tidak ingin dipisahkan dari kakaku!"

"Maka tinggalah bersamaku, huh?"

"Tapi, Kakak laki-laki dan Orang tuaku...."

Sisiny harus pergi ke manor, jadi tidak ada yang bisa dia lakukan. Tanpa itu, akasia harus pergi ke manor.

"Tuan Diano punya ruma di ibu kota, bukan?"

"Tapi Kakaku harus pergi bekerja setiap hari."

Apa yang Diano lakukan saat dia tinggal di mansion yang ada di ibu kota?

Diano pergi bekerja di istana kekaisaran setiap hari, sehingga Akasia pada akhirnya harus pergi ke manor karena tidak ada orang dewasa yang bisa merawatnya.

Orang tuanya juga keberatan untuk mempercayakan Akasia kepada Diano, mereka mengatakan bahwa itu tidak membuat mereka nyaman.

"Akasia, aku akan sangat sedih jika kamu pergi."

"Aku, juga kakak Atie."

Setelah berbagi kesedihan, kami meminum teh yang di berikan Sirius untuk kami.

"Ini diberi dari Yang Mulia Permaisuri. Bagaimana rasanya, apakah itu enak?"

"Ini benar-benar manis, kakak."

"Ya, baunya juga enak."

"Wah, ini enak."

"Bolehkah aku membawanya beberapa?"

"Benarkah?"

"Oh, tentu saja.'

Saat aku mengedipkan mata pada pelayan yang berdiri disampingku, pelayan itu langsung meninggalkan tempat.

Aku jadi terbiasanya melakukannya, karena aku sering melakukannya. Pada awalnya aku tidak nyaman melakukannya.

"Ah.. kakak, aku ingat Ronen mengirimiku surat."

"Surat?"

"Ya. Apakah kakak tidak mendapatkannya?"

"Uh.. sepertinya tidak."

"Aneh, Ronen bilang dia juga mengirim surat untuk kakak? Katanya dia mengirim banyak surat."

"Begitukah."

Tapi aku tidak menerima apapun. Aku mengangguk dan berpikir, jika aku bertemu dengan pangeran nanti aku akan menanyakannya.

****

Karena aku memiliki banyak waktu, kegiatan jalan-jalanku semakin meningkat. Aku yakin bahwa aku tidak akan tersesat sekarang karena aku sering pergi ke sana.

The Crown Prince's Fiancée  ( COMPLETED )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt