lima puluh dua.

Zacznij od początku
                                    

Kun yang tidak ingin mengecewakan Renjun itupun meminta Guanlin menggantikan dirinya menemani Renjun. Dengan segala bujuk yang Kun berikan, akhirnya dengan sangat terpaksa Renjun menerimanya.

"Mau nonton gak yang?"

"Gak ah. Nonton sama lo ngebosenin. Lo mah cuma numpang makan popcorn habis itu tidur"

Guanlin terkekeh. "Ya habisnya dingin banget di dalam. Enak buat tidur"

Renjun berdecak. "Tidur tuh dirumah. Ngapain jauh jauh di bioskop" kesalnya.

"Yaudah yaudah. Mau kemana deh sekarang?"

Renjun mengedarkan pandangannya. Meskipun kesal, tapi tangannya masih setia melingkar di lengan Guanlin. Kaki mereka berdua melangkah entah kemana, hingga Renjun tiba tiba berhenti membuat badan Guanlin seketika ikutan terhenti juga.

"Kenapa?" Tanya Guanlin

"Linn"

"Hm?"

Renjun merapatkan tubuhnya pada Guanlin, ia sedikit menjinjit berbisik kepada Guanlin. "Tengok arah jam 2, tapi jangan langsung di tengok"

Guanlin mengangguk, dan langsung memutar tubuhnya ke arah yang di maksud Renjun.

"ANJIR! gue bilang jangan langsung di tengok!!" Kesal Renjun sembari mencubit lengan Guanlin

Guanlin terkekeh, kemudian menghampiri yang dimaksud Renjun tadi. "Oii Mar! Ngapain lo?" Sembari menepuk pundak seseorang.

Yang di tepuk pun menoleh. "Lah? Ngapain lo disini?"

Renjun menghela, menarik pelan lengan Guanlin. "Udah yuk lin, pergi yuk"

"Bentar" Guanlin kembali menoleh pada Mario, temannya dulu yang pernah naksir Renjun katanya. "Lo yang ngapain disini? Dih segala liat liat lingerie, mau beli buat siapa lo?"

Mario melirik Renjun, sedangkan Renjun sembunyi dibelakang guanlin. Agak ngeri dia tuh sebenernya, soalnya Mario dulu pernah ribut sama Guanlin.

"Buat beliin laki lo, ya kan Ren?"

Renjun melotot, begitupun Guanlin. Mario yang melihat ekspresi mereka pun terkekeh. "Bercanda, ini buat kado temen gue. Mau nikah dia, jadi ya iseng beliin beginian"

Guanlin menghela pelan. "Hampir aja gue ajak gelud lo mar"

"Kalem. Udah move on kok. Tapi gapapa sih kalo Renjun mau sama gue lagi"

"Jangan mimpi!" Guanlin merangkul Renjun, "ya udah gue pergi dulu ya sama LAKI gue. Mau quality time kita berdua. Ya kan sayang?" Lanjut Guanlin yang diangguki Renjun.

"Ya udah pergi deh lo berdua, sebelum Renjun gue rebut lagi nih?"

Guanlin menatap tajam Mario, ia kemudian segera menarik Renjun pergi darisana sebelum Mario menjadi jadi.

"Duh susahnya punya laki cakep" gumam Guanlin

"Ngapain lo samperin sih Lin?! Tuh lo bete sendiri kan?"

Guanlin sedikit menunduk menatap Renjun, maklum suaminya ini sedikit mungil. "gak bete kok. Gue cuma mau nunjukin lo bahagia sama gue"

Renjun menghela, "kalau gue gak bahagia sama lo gimana?" Tanyanya yang langsung membuat Guanlin menghentikan langkahnya.

"Lo gak bahagia sama gue Ren?"

Renjun diam. "Apa karena salah gue dulu? Lo masih kesel ya sama gue?"

Tiba tiba tawa Renjun meledak. Seru ternyata godain Guanlin.

"Bercanda. Gue bahagia kok. Bahagiaaaaaa banget malah"

Renjun menoleh kesamping, tangannya ia letakan di pundak Guanlin. Renjun sedikit menjinjit dan mencium sekilas pipi Guanlin sebelum ia berlari meninggalkan Guanlin.

Kisah Papa Papi - GuanrenOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz