Anthony dan Regar saling tertawa dengan jokes yang menurut Alma dan Arka sama sekali tidak lucu sebenarnya. Namun demi menghargai mereka, Arka dan Alma berusaha turut tertawa.

"Namanya Alma, salah satu Karyawan di kantorku." Regar melirik Alma, kemudian memberi isyarat padanya.

Alma yang mengerti isyarat itu pun bergegas mengulurkan tangan ke arah Anthony. "Alma." Ucapnya dengan suara manis serta senyuman yang tak kalah manisnya.

Arka nyaris mendengus kuat melihat apa yang Alma lakukan. Dia sangat tahu kalau senyuman dan suara itu teramat palsu. Karena yang Alma Ilyas yang sesungguhnya itu adalah seorang gadis yang senang berteriak, berkelakuan seperti lelaki dan lebih senang memakai jeans dari pada dress yang dia pakai hari ini.

Walaupun Arka tidak bisa berbohong mengenai Alma yang memang terlihat luar biasa cantik malam ini. Alma memang jarang sekali berdandan dan berpakaian seperti wanita selayaknya. Namun setiap kali dia berdandan, putrinya Abizar Ilyas dan Gisana Keanu ini benar-benar sukses membuat mulut para lelaki ternganga.

"Anthony," ucap Anthony memperkenalkan diri. Lelaki ini tidak lupa mengedipkan sebelah matanya genit. "Kamu cantik. Nggak mau jadi asisten saya aja?"

Reaksi Alma hanya mengulas senyuman geli, namun tidak dengan Arka. Dahi Arka mengernyit tak senang seketika. Arka tahu Anthony memang dikenal sebagai duda kaya raya yang mata keranjang. Anthony tidak pernah lagi menikah setelah bercerai puluhan tahun lalu. Tidak pula memiliki kekasih. Tapi di setiap kakinya melangkah, selalu ada gadis-gadis yang bersamanya.

Laki-laki tua bangka ini naksir Alma? Pikir Arka geram.

Arka nyaris menepis genggaman tangan Anthony dan juga Alma, namun ternyata Regar sudah lebih dulu melakukannya.

Sambil mendengus, Regar melayangkan tatapan peringatan pada Anthony. "Cari perempuan lain, jangan anak ini. Aku bawa dia ke sini untuk diperkenalkan ke orang-orang penting. Anak ini punya potensi besar, bahkan bisa sama suksesnya sepertiku. Jadi, buang pikiranmu jauh-jauh." Cibirnya.

Anthony tertawa. "Santai, Regar. Aku hanya bercanda." Lalu Anthony melirik Arka yang kini memasang wajah cemberutnya yang kentara. "Ah, Arka, kenalkan, ini Regar sahabat lama Om."

Regar menatap Arka yang kini tersenyum sopan seraya mengulurkan tangannya. "Arka." Ucapnya.

Regar tampak sedikit mengernyit. "Barata's Group?" tebaknya. Saat Arka mengangguk, Regar yang tadinya tampak tidak tertarik memandang Arka, kini tersenyum kecil. "Putra Leo Hamizan." Gumamnya.

"Om kenal Papi saya?"

"Saya pernah menjadi pengacara lawannya Papi kamu di pengadilan."

Arka mengerjap kaku. Jika sudah menyangkut soal pengadilan, apa lagi Regar menyebut kalau dia adalah Pengacara dari pihak lawan, Arka rasa pembicaraan ini akan menjadi sangat sensitif, maka itu dia hanya mengulas senyum seadanya.

"Alma," tegur Regar pada Alma yang sejak tadi hanya tetap diam. Regar bermaksud menyuruh Alma untuk berkenalan dengan Arka.

"Saya kenal dengan orang ini, Pak." Ucap Alma pada Regar, masih dengan sikap ramah tamahnya yang menipu.

Regar mengernyit. "Oh, ya?"

"Hm. Arkana Putra Hamizan ini..." kini kedua mata Alma menatap tajam pada Arka. "adalah sahabat saya. Iya, kan, Arkana Putra Hamizan?" cara Alma menyebut nama Arka benar-benar menyerupai sebuah ancaman.

MenungguWhere stories live. Discover now