#3 - Tears for Them

2.3K 294 56
                                    

🖤❤️
.
.
.
.
.

⚠ WARNING ⚠

Chapter penuh dengan Depresi, Penyesalan, Rasa Bersalah, Hancur
Ada Soft juga kok
Cale yang OOC tapi yaa memang kudu OOC dengan keadaanya sekarang. Jadi, dimaklumkan ya (ಥ _ ಥ)

Jangan lupa FOLLOW, VOTE dan KOMEN ya guysss 👁👄👁🌹

Jangan lupa FOLLOW, VOTE dan KOMEN ya guysss 👁👄👁🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Sung Jinwoo's POV]

Setelah menjelaskan secara singkat bagaimana ia bertemu dengan Cale, akhirnya kedua wanita bermarga Sung itu pergi dari kamar. Untuk menenangkan pikiran masing-masing, sembari Kyunghye yang mencoba mencari pakaian untuk Cale.

Meninggalkan Jinwoo bersama dengan pria yang masih terlelap.

Berjam-jam di habiskan pria berusia 22 tahun itu untuk duduk di samping kasur. Mengamati dengan khidmat pada wajah tertidur si kecantikan berambut merah.

Cale Henituse secantik yang ia lihat di ingatan Ashborn. Tulang pipinya, meski lebih kurus, tidak melunturkan kelembutan fitur yang dimilikinya. Bulu matanya panjang, menyapu pipi berkulit pucat yang kontras dengan sepasang bibir penuh kemerahan. Ditambah dengan rambut merah membingkai wajah hati, memikat Jinwoo untuk menyentuhnya.

Jadi, ya, Jinwoo sentuh rambut itu. Mengagumi betapa lembut tekstur yang ia pegang. Bertanya-tanya bagaimana masih bisa selembut ini, mengingat Cale sendiri sudah tidur bertahun-tahun. Tidak lepek kah? Mata Jinwoo mendatar dengan otak mulai bekerja memikirkan jawaban pada setiap pertanyaan aneh yang muncul di otaknya.

Tanpa ia sadari, seberkas cahaya matahari menembus jendela kamarnya. Menandakan hari sudah pagi.

Dan saat sinar matahari itu menyinari wajah si rambut merah, membuat ekspresi terganggu terukir di sana. Tanpa sadar hal itu menciptakan senyuman geli di wajah tampan Jinwoo.

Tangannya terangkat untuk menghalangi sinar itu. Melihat dengan tertarik bagaimana wajah Cale menjadi tenang kembali. Kemudian, dengan iseng ia menggerakkan tangan. Menahan tawa saat ekspresi terganggu kembali hadir di wajah cantik itu.

"Jangan ganggu orang tidur...," gumam Cale membuka sebelah matanya pada Jinwoo kesal. Masih menggunakan bahasa tanah airnya dulu.

"Ah, maafkan aku," ucap Jinwoo tanpa penyesalan sedikit pun. Membuat pria lainnya mendengus. Akhirnya, kedua manik berhiaskan coklat kemerahan permata terbuka lebar. Pertama menatap langit-langit, lemari pakaiannya, cermin, dinding, dan Jinwoo. Tangannya juga bergerak lemah menyentuh selimut.

"...."

Tidak ada tanggapan, aneh. Bukankah seharusnya Cale seperti terkejut dengan perubahan dunia yang menjadi modern?

"Apa kau bisa duduk sekarang?" Tanya Jinwoo dalam bahasa Kerajaan Roan, salah satu pengaruh dari kenangan Ashborn. Cale cemberut kecil.

"Aku merasa seperti orang tua di panti jompo... bagaimana ini?" Tanya si rambut merah polos, membuat Jinwoo mencoba menahan senyuman gelinya.

(INDO VER.) A L T A L U N E  |  SL x TCF FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang