Demi gaji, aku rela datang!

11 0 0
                                    

Sebenarnya, jarak tempuh antara rumah ke kantor cukup jauh. Kalau bukan karena perihal gaji bulanan ku yang belum diambil, mungkin jiwa mager yang akut ini sudah lebih dahulu menguasai setiap tulang, rusuk dan pikiranku untuk tetap berada di dalam kamar.

Janji untuk bertemu Pak Yanto sudah dijadwalkan sekitar pukul sepuluh pagi. Aku yang baru selesai mandi jam delapan lewat lima menit segera bersiap-siap menunggu jemputan dari seseorang datang. Yup. Nasya.

|Me send to Nasya - 08.18|
____________________
Syaa!! Lagi dimana?

Pesanku tidak dibaca Nasya. Sepertinya Nasya sedang dalam perjalanan menuju rumahku. Atau, anak ini memang belum bangun dari tidurnya. Dua hal kemungkinan di atas selalu jadi acuan kalau pesan yang ku kirim tidak dibaca oleh Nasya.

Sambil menunggu Nasya datang menjemput ku. Ada beberapa hal yang perlu ku persiapkan, salah satunya mental untuk bertemu Pak Yanto. Sebenarnya, problem ku bukan sama Pak Yanto, melainkan salah satu rekan kerja Pak Yanto di kantor.

Teng,teng,teng_.

Teleponku berbunyi, Nasya yang ku tunggu sejak tadi akhirnya memberi kabar. Segera ku angkat telepon darinya.

"Dah dimana, Sya?!"

"Aku di depan gang rumah kamu."

"Astaga, Sya. Kenapa nggak mampir dulu ke rumah. Daritadi di tunggu juga, Sya!"
Nadaku sedikit kesal.

"Maaf, Naf. Tadi habis dari bengkel, motornya perlu di ongkel, jadi nggak bisa ditinggal."

"Ooo, okay. Yaudah tunggu sebentar, aku mau pakai sepatu dulu."

Aku segera menutup teleponnya, dan menuju teras rumah untuk memakai sepatu. Sebelum pergi, aku pamit pada Ayah dan Ibu. Kata Ibu, kalau sudah sampai kantor jangan lupa berdoa. Aku mengiyakan semua kata-kata mereka.

Setelah pamit pada kedua orangtuaku, langkah kakiku segera menyusul Nasya yang sudah menunggu lama di depan gang. Dadaku berdetak tak karuan. Perihal siapa yang nanti ku temui di kantor duluan? Pikiranku mengawang entah kemana.

[Nggak kuat, serius!! Ini flashback yang amat sangat ekstrim. Ya sudah segitu aja dulu. Hampir nangis bukan karena sesuatu! Tapi, rasa kangen yang muncul tiba-tiba 🙂]

---Thank you for reading, guys!!---
Chapter 2 - 8 April 2023
Farhanah Alifah
.
.
.
Copyright ©2023

Lost Love | CERPENWhere stories live. Discover now