Maret 2019: Kenapa?

4 0 0
                                    

Maret 2019: Kenapa?

•••

Sebentar lagi, Tryout kelulusan akan di mulai. Tinggal menunggu hari senin saja. Setelah Tryout akan ada beberapa ujian yang termasuk salah satunya adalah UN. Andara berdiri di tengah-tengah kerumunan anak-anak kelas 6 yang penasaran dengan jadwal Tryout pertama mereka. Andara mendapat ruangan yang berbeda dari Tanisa dan Reisca. Itu membuatnya agak sedikit kecewa karena keduanya di tempatkan di ruangan yang sama. Tapi dia juga senang karena Tera akan satu ruangan dengannya.

Biasanya, jika ujian ia suka memberi beberapa jawaban untuk Tera. Tanpa dimintapun, Andara pasti akan membantu jika bocah lelaki itu kesulitan. Bahkan dia sudah hapal dengan kata kata manis Tera yang membuatnya seperti dibawa terbang ke angkasa. "Kamu baik banget, udah baik pinter lagi."

Akan tetapi, kalimat itu seolah hambar ketika melihat sikap dingin Tera padanya jika tidak membutuhkan jasa bocah perempuan itu. Andara tidak tahu, kenapa Tera jarang sekali ingin berbicara dengannya. Bahkan, jika Andara bisa bertukar raga dengan Tanisa, ia akan meminjam raga temannya itu sebentar demi berteman dekat dengan Tera.

Sekarang Andara berjalan sendiri di koridor sembari memperhatikan wastafel yang terpasang di tiang setiap kelas yang ia lewati. Cinta monyet ini... Kapan akan berakhir? Andara pikir anak SD sepertinya tidak akan tahu apa itu cinta, tidak akan mengerti apa itu suka, Bahkan Andara sudah tahu apa itu wattpad. Tempat ia membaca banyak kisah cinta remaja. Memang umurnya sudah 12 tahun, dan kata orang diusianya yang sekarang sudah bisa mengenal arti sakit hati.

"ANDARA NARESWARI ADYANKA!"

Teriakan itu membuat Andara memelankan langkahnya sebelum berhenti dan menoleh untuk mendapati Selina berlari ke arahnya sembari menggendong tas di pundaknya. Andara tahu apa yang akan dibahas anak itu.

"Kita satu ruangan!"

Benar, persoalan ruangan Tryout. Untuk anak hyper aktif seperti Selina pasti akan heboh. Tetapi Andara biasa saja. Karena dari kelas 1 sampai dengan 6, dia sudah merasakan duduk di kelas yang sama dengan anak itu. Jadi untuk apa heboh seperti apa yang dilakukan Selina barusan.

"Aku tau, kamu kayak gak pernah satu ruangan sama aku aja." Andara terkekeh ringan melihat ekspresi lucu dari wajah temannya itu.

"Aku senang banget tau satu ruangan sama kamu. Bisa nyontek, hehehe." Selina tertawa dengan wajah tanpa dosanya.

"Kamu emang selalu gitu."

"Oh, Iya. Kamu udah tau belum kalau Tera katanya lagi deket sama Tanisa?"

Lantas secepat itu Andara menoleh ke arah Selina dengan tatapan ingin meminta klarifikasi. Namun, akhirnya ia urung untuk menunjukkan rasa ingin tahunya. Ia menunggu sampai Selina melanjutkan perkataan yang sebenarnya membuat hati kecilnya terluka. Lebih tepatnya, membuat perasaanya menjadi tidak tenang.

"Udah tau belum? Aku nanya nih sama kamu!"

Andara menggeleng, "Aku belum tau. Memangnya kamu tau dari mana?"

"Tadi pagi aku liat mereka jalan berdua waktu Tanisa baru dianter Mamanya terus salting gitu waktu disamperin Tera," terang Selina terdengar meyakinkan. Bukannya merespon Selina yang terus mengoceh, bocah itu memilih berbelok arah untuk mencari Tanisa.

LENTERA 2019Where stories live. Discover now