ft. mark lee
Tragedi mematikan yang merengut jiwa kesayangan Djoeang.
Djoeang bukanlah pejuang sesungguhnya, namun untuk kekasih cantiknya. Ia sanggup. Tetapi bahkan Tuhan tak percaya.
"Kalau Tuhan sayang kamu lebih dari aku. Tapi aku juga salah sat...
○ cerita ini dibuat berdasarkan fiksi yang dibubuhkan sedikit sejarah. bila ada kesalahan dalam menginformasikan sejarah, mohon dikoreksi dan dibukakan pintu maaf.
● tidak untuk menyinggung siapapun, termasuk idol yang dipakai, ras, agama, dan etnis tertentu.
○ enjoy it! semoga bermanfaat dan dapat menghibur.
dilakoni oleh:
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
1. Djoeang Mahameru / Juang
Dikenal sebagai panglima tempur STM Boedoet 45. Dibilang bandel, suka tawuran, ngelawan guru, berantem sama preman terminal. Tapi sebenernya Juang ini receh, dan hatinya selembut popok bayi.
"Ini kalo SMK sebelah ngajak tawuran lagi, mending kita suruh ajak judi. Lumayan dapet duit buat bayar SPP gue."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
2. Rojali Koesnaidi
Rojali, si mungil yang paling sering ngegas. Kalau kata Hendra Rojali ini dulu nggak dikasih asi tapi bensin premium. Masuk geng Juang sejak kelas 1 SMP karena waktu itu pernah diledekin kakak kelas gara-gara pendek, tapi dibelain sama Juang. Sejak hari itu, Rojali rutin minum susu biar tinggi.
"Tangan kosong kalo berani, cok!!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
3. Junaidi Rhaharja
Ini Juned, tetangga sekaligus teman seperjuangan nyemir sepatu bareng Juang di pasar. Walau mereka tetangga, tapi Juang baru dekat sama Juned pas SMP gara-gara sekelas. Badan gede, yang kalau tawuran tetap aja bawa pengki buat tameng. Harta, tahta, muka Rhaharja.
"BISA GAK SI GAUSAH LEMPAR KERIKIL? KENA MUKA GANTENG GUE!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
4. Najeilani Putro
Anak Pak Ustad Jaelani, alias Naje. Diantara 7, cuman Naje yang pintar ngaji, soalnya Bapaknya buka pengajian tiap abis maghrib. Walau begitu, Naje tetaplah pemuda berjiwa bebas, kalau siang tawuran sampe bonyok, abis maghrib tetap harus setoran ayat ke Bapake.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
5. Hendra Hendrawan
Kalo kata mereka, Hendra ini cocok jadi pelawak gantiin Mandra Betawi. Hidupnya dipenuhi dengan jokes bapak-bapak era 90-an. Tapi emang cita-citanya jadi pemuda penghibur yang sukses, maksudnya yang muncul di tv.
"Etdah, diem dulu ngapa."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
6. De Joseph Van Dericj / Londo
Satu-satunya blasteran kebanggaan. Panggil aja Londo, karena Joseph kebagusan. Walau setengah Belanda, setengah tanah Jawa. Joseph ini berjiwa Pancasila. Nama pribuminya adalah Jono.
"Idih, Pancasila aja gak hapal lo pada?! Warga macam apa?!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
7. Mochamad Yunus
Terakhir, Yunus yang berkontribusi besar sebagai kompor dalam kelompok alias agak nyebelin. Kalo tawuran balik duluan, soalnya harus jaga adek perempuannya. Walau ditengah-tengah kericuhan Yunus yang bakal teriak takbir besar-besar.
