Fiki berniat membuka pintu itu namun tangan nya di tahan Fajri, Fiki menatap ke arah muka Fajri dan Fajri menggelengkan kepalanya pertanda bg sen tidak boleh masuk ke kamarnya, Fiki yg mengerti pun mengangguk paham.

Kini Fiki membuka pintu itu hanya sedikit dan berusaha mencegat pria berambut gondrong ini untuk masuk

"Eh bg sen, udah siap ya minumannya makasih ya udah mau nganterin" ucap Fiki sambil mengambil minuman yg telah di bawah oleh Shandy

"Fik ada apa sih kok pintunya gak boleh di buka" ucap shandy karna ia melihat Fiki yg keluar dan menutup pintu itu kembali

"Enggak, enggak papa kok bg"

"Aji gak kenapa kenapa kan Fik" ucap shandy khawatir sebab ada gelagat aneh dari sahabat Fajri ini, kemudian ia memegangi gang pintu itu dan sedikit membukanya agar ia tidak merasakan penasaran

"Bg bg" ucap Fiki ingin mencegat pria berambut gondrong itu untuk membuka pintu namun aksinya malah gagal alhasil Shandy berhasil membuka pintu itu dan mendapati Fajri yg sedang duduk di kasur sambil bermain game bersama zweitson

"Eh, aji gak kenapa-kenapa kan, mau bg sen bawain sarapan sekalian jugak gak?" Tanyak Shandy sedikit lega karna ternyata Fajri baik baik saja

"Gak papa bg, aji mau main sama Fiki zweitson aja" ucap fajri sebisa mungkin menutupi rasa sakitnya

"Yasudah bg sen tinggal ya, kalau perlu apa apa panggil bg sen aja" ucap shandy kemudian menutupi kembali pintu kamar Fajri

"Kan gak da apa apa, bg sen sih gak percaya sama omongan Fiki"

"Gimana orang mau percaya orang glagat Lo aja mencurigakan" ucap Shandy sambil berjalan menuruni tangga

Melihat Shandy sudah turun ke bawah Fiki pun langsung masuk lagi ke dalam kamar Fajri

*****

Tak lama kini pemuda berkulit sawo matang ini kini sudah tiba di depan rumah keluarga Maulana dan sedikit bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Ah,,, kok gue kesini sih" Monolognya saat sudah didepan pagar

"Kalau gue masuk, fenly bakalan menampar gue dengan kata-kata nya, tapi,,, sebelum gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau dia baik-baik saja, gue belum bisa tenang nih" Lanjutnya bermonolog

Setelah bergelud akan pikirannya, gilang memutuskan untuk masuk, lagi pula ia ingin memberi tau akan kebenarannya kepada fajri, karna ia sadar kalau yang mengalami lebih berhak tahu akan kondisinya

Saat membuka pintu, untung ia bernasib baik karna bukan sahabatnya yg membuka pintu melainkan Shandy.

"Eh,, lang, mau cari fenly ya? Tanya shandy

" Bu_bukan, gue mau lihat si fajri" Ucap gilang

Setelah shandy pikir-pikir, wajar kalau gilang ingin menemui adiknya itu, karna beberapa hari ini mereka tinggal bersama, dan gilang pasti sudah cukup dekat dengan adiknya itu.

"Oo,, oke, tapi dia dikamar sama dua temanya, lo mau gue panggilin aja, atau gimana? " Tanya shandy sopan karna ia berfikir saat ini kalau gilang orang yang cukup berjasa untuk adiknya

"Oo,, ng_ngak, dia pasti lagi istirahat, biar gue kekamar, sekalian itu makanan biar gue bawak keatas, buat temannya fajri bukan? " Balas gilang

"Oo,, ini iya sih, tapi ngak papa ni gue titip ke elo" Tanya shandy dan dibalas anggukan gilang

Setelah diizinkan Shandy, Gilang memutuskan untuk kekamar sambil membawa nampan makanan.

Tuktuk,,,

"Masuk aja bg, jangan ngetuk pintu mulu" Ucap orang di dalam.

Fajri and FamilyWhere stories live. Discover now