Malam kembali tiba, seperti biasa Dika tidur bersama dengan Om Muh di kamar Om Muh. Namun kali ini, Om Muh yang memeluk Dika. Pikirannya kalut. Ia mengusap-usap kepala Dika dengan lembut. Kepala Dika tepat berada di dada Om Muh.

"Om kenapa?" tanya Dika.

"Gapapa Dik, Om cuma sayang sama Dika, udah kayak anak Om sendiri," jawab Om Muh.

Dika yang mendengar itu langsung meleleh hatinya. "Dika juga sayang sama Om," balas Dika. Dika yang tidak bisa diam melihat puting Om Muh langsung menghisap puting Om Muh.

"Hahahahaha, kamu ini nakal ya," ujar Om Muh. Ia hanya menikmati perlakuan Dika. Sedangkan Dika semakin bersemangat untuk memghisap kedua puting Om Muh. Tangan Dika ikut meremas dada Om Muh dan memainkan putingnya.

"Ahhhh, enakkk sayang," Om Muh memposisikan dirinya berbaring dan menarik Dika untuk berada di atasnya. Posisi pantat Dika nerada tepat di atas kontol Om Muh. Perlahan kontol itu mencari tegang menusuk-nusuk bokonh Dika. Dika semakin leluasa menjalankan aksinya pada kedua puting Om Muh secara bergantian. Ia membuat Om Muh semakin mendesah.

"Dika mau bantuin Om, nggak?" tanya Om Muh.

"Bantuin apa Om?" tanya Dika.

"Ituuu," jawab Om Muh sambil menggerakkan kontolnya di bokong Dika. Seolah paham, Dika tersenyum pada Om Muh. Ia turun dari tubuh Om Muh dan melepaskan sarung yang dikenakan Om Muh. Kontol Om Muh langsung mencuat tegak. Dika mengambil batang itu dengan tangannya dan mulai mengocoknya.

"Ahhhhh," desah Om Muh.

Dika mempercepat kocokan tangannya namun Om Muh menahan tangannya. Ia memandu Dika untuk mengocoknya sesuai iramanya. Dika menuruti panduan Om Muh. Kedua tangan Om Muh dilingkarkan di belakang kepalanya menikmati perlakuan Dika. Ia tak ingin buru-buru. Ia ingin menikmati kocokan Dika dengan Nikmat.

Dika memulai inisiatifnya. Ia meremas-remas kedua biji Om Muh dengan satu tangannya, sedangkan tangan lainnya mengocok batangnya. Om Muh menggigit bibir bawahnya. Desahan demi desahan keluar dari mulutnya.

Om Muh yang sudah kesetanan, masih tak puas dengan itu. "Dik coba cium kontol Om," pinta Om Muh.

"Hah?" ia tak percaya dengan omongan Om Muh. Ia belum pernah mencium kontol yang biasa digunakan untuk pipis. Tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Om Muh hanya tersenyum meyakinkan Dika dan mulai mengarahkan kepala Dika untuk mendekati kontolnya. Dika mencoba melakukannya dan mendaratkan bibirnya di kepala kontol Om Muh. Tak aneh juga, bahkan kontol Om Muh cukup wangi. Dika kini mencium kontol Om Muh berkali kali.

"Coba Dika jilat," pinta Om Muh lagi.

Kini tanpa ragi Dika mulai menjilat kepala kontol itu. Aneh, Dika merasakan sesuatu kepuasan tersendiri tanpa rasa jijik sedikitpun. Dika menjilat-jilat kepala kontol Om Muh seperti permen lolipop.

"Ahhhh, enak sayanggg," desah Om Muh sembari mengusap-usap rambut Dika. Dika semakin bersemangat untuk melakukan aksinya. Kini ia tak hanya menjilati kepalanya saja, namun seluruh permukaan batang itu tidak ia lewatkan. Ia menyukainya.

Om Muh mencoba membimbing Dika. Ia mengarahkan tangan Dika untuk mengocok batangnya, sedangkan kepalanya menjilat-jilat kepalanya. Dika cukup cepat belajar dalam hal itu, ia melakukannya sesuai dengan arahan Om Muh. Om muh mendesah puas.

"Dika mau nyoba masukin ke mulut?" tanya Om Muh. Dika hanya mengangguk.

"Coba buka lebar-lebar mulutnya sayang," pinta Om Muh. Dika membuka mulutnya lebar-lebar. Om Muh menuntun kepala Dika untuk memasukkan kontolnya ke dalam mulut Dika.

"Uhhhh," desah Om Muh. Ia bisa merasakan kehangatan pada kontolnya di mulut Dika. Memang tidak bisa masuk semuanya, hanya kepalanya saja. Terlihat pipinya yang semakin membesar karena kontol Om Muh di dalamnya. Bagi Dika yang pertama kalinya melakukan ini, ia sangat senang bisa membantu memuaskan Om Muh.

Dika dan Para Suami - New ChapterHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin