"Itu kang, lampu di dapur Indah mati. Indah ga bisa pasangnya, ketinggian," jawab Indah dengan nada suara yang centil.

"Hmm, udah beli lampunya?" tanya Om Muh. Ia sedikit kasihan pada Indah. Ia menjadi janda dan tinggal seorang diri di rumahnya.

"Sudah kang, tinggal pasang aja," jawabnya.

"Ya sudah ayo," jawab Om Muh.

Indah menuntun Om Muh masuk ke dalam rumahnya. Di dalam otaknya, ia sudah punya rencana untuk mendapatkan pria impiannya ini.

"Masuk kang, dapurnya ada di belakang, langsung aja" pinta Indah mempersilahkan Om Muh masuk. Rumah Indah sangat rapi, dengan interior yang bisa dibilang cukup modern. Meskipun seorang janda, Indah bisa dibilang memiliki pekerjaan yang mapan sebagai seorang dealer motor. Pekerjaan itulah yang menuntutnya untuk terus merawat tubuhnya agar banyak pelanggan yang datang padanya.

Om Muh langsung masuk menuju dapur, ia memang tak ingin lama-lama berada di rumah Indah. Saat Om Muh tak melihat, Indah memasukkan sandal Om Muh ke dalam rumah agar orang-orang tidak curiga dan langsung mengunci pintu. Ia kemudian menyusul Om Muh ke dapur.

Om Muh memeriksa saklar lampu dan memastikan dalam posisi off. Om muh mengambil lampu baru yang sudah disiapkan oleh Indah.

"Butuh bantuan kang?" tanya Indah.

"Udah ga usah," jawab Om Muh singkat. Ia kemudian mengambil kursi kayu dan naik ke atasnya. Tangan Om Muh berusaha menggapai lampu dengan sedikit berjinjit. Hal itu menbuat baju Om Muh sedikit tersingkap di hadapan Indah, memamerkan bulu-bulu halus yang mengarah pada selangkangannya. Melihat pemandangan itu, darah Indah berdesir. Sedangkan Om Muh sangat fokus untuk melapaskan lampu yang sudah mati. Ia tak lagi memperhatikan Indah.

Ketika hendak memasang lampu, pijakan Om Muh sedikit goyah. Indah dengan sigap memegangi kursi dan berdiri tepat di hadapan Om Muh. Ia bisa melihat selangkangan Om Muh yang berada tepat di wajahnya.

Om muh sedikit kesusahan untuk memasang lampu itu, namun ia bisa menyelesaikannya. Om Muh merasakan ada tangan yang meremas kontolnya. Ia menoleh ke bawah dan terkejut mendapati Indah sudah bertelanjang bulat. Dasternya sudah dilepasnya sedari tadi. Indah mencoba mengecup kontol Om Muh dari balik celananya. Sejurus kemudian Om Muh meloncat menghindari Indah.

"Kamu ngapain? Udah gila ya kamu," ujar Om Muh dengan suara yang tertahan. Ia tidak mau ada tetangganya yang mendengar dan menggerebeknya sedang berduaan dengan Indah. Apalagi dengan Indah yang bertelanjang bulat. Om Muh berjalan mundur, namun terhalang oleh tembok.

"Ayolah kang, terakhir kali akang ga nolak kan?" ujar Indah menggoda. Ia tak mendekat ke arah Om Muh. Ia mengambil kursi dan duduk di dikursi itu dengan posisi paha yang terbuka lebar. Ia memamerkan memeknya yang ditutupi rambut halus yang tercukur rapi. Indah memainkan memeknya, ia mengusap-usapnya dengan tangan kanannya.

"Ahhhhh..." desah Indah. Om Muh mencoba menahan sekuat hati godaan Indah. Ia sudah lama tak melihat memek wanita di hadapannya, apalagi memek Indah terlihat sangat menggoda baginya. Ia memejamkan matanya mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun Om Muh sendiri heran, kenapa ia tidak melangkah pergi saja. Ia seperti tertahan dan ingin menikmati lebih.

Indah mulai memasukkan jarinya dan menggerakkannya keluar kedalam. Ia sudah sangat basah. Suara cairan memek Indah yang beradu dengan tangannya, ditambah desahan Indah, membuat Om Muh kembali melihat ke arahnya. Ia menikmati pemandangan itu dan perlahan membangkitkan gairahnya. Terlihay kontolnya mulai menegang. Indah tersenyum nakal ke arah Om Muh. Ia tau Om Muh sudah sange dibuatnya.

Indah menatap tajam ke arah Om Muh dengan tersenyum. Tanpa bersuara, ia menggerakkan tangannya memanggil Om Muh untuk mendekat. Napas Om Muh semakin memburu dibuatnya.

Dengan cepat Om Muh bersimpuh dihadapan Indah. Indah kaget dengan pergerakan Om Muh, namun ia sudah menyangkanya. Indah tetap memasukkan jarinya ke dalam memeknya, membiarkan Om Muh memperhatikannya dengan sangat dekat. Indah mengeluarkan jarinya itu dan menyentuhkannya di bibir Om Muh. Ia mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Om Muh. Om Muh membuka mulutnya dan mengulum cairan yang ada di jari Indah. Ia menatap tajam ke arah Indah. Nafsunya sudah di ubun-ubun.

Om muh menerkam memek Indah dengan lidahnya. Ia menyapukan lidahnya di memek Indah dengan cepat. Indah bisa merasakan napas Om Muh yang memburu di bawah sana. Kumis Om Muh yang beradu dengan memek Indah menimbulkan sensasi geli tapi nikmat bagi Indah.

"Ughhhh kanggg, terusin..." desah Indah. Tangannya membenamkan kepala Om Muh ke dalam memeknya, sesangkan kakinya disandarkan pada pundak Om Muh.

Om muh semakin beringas. Tangannya tak tinggal diam, kedua tangannua bergerak ke atas mencari puting Indah dan memilinnya. Hal itu membuat Indah semakin menggelinjang dan mendesah tanpa henti. Tangannya kanannya memegang sandaran kursi, sedangkan tangan kirinya meremas rambut Om Muh. Om Muh kesetanan, lidahnya semakin liar dan tangannya tak berhenti meremas susu Indah. Ia menggigit pelan klitoris Indah membuat Indah semakin menggelinjang. Mereka semakin panas, keringat mulai mengalir di kedua tubuh mereka.

"Kanggg.... Arghhhh,... Mau keluar kang...," racau Indah. Ia melingkarkan kakinya di kepala Om Muh, tak membiarkan Om Muh untuk menghentikan aksinya. Sementara Om Muh mempercepat gerakan lidahnya di dalam memek Indah. Meskipun sudah lama tidak bermain dengan wanita, ia masih tetap memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bercinta.

Tubuh Indah semakin menggelinjang dan tak lama ia bergetar hebat. "Kangggg aku.... keluar.... Ahhh," jeeit Indah. Ia sudah tidak bisa lagi menahannya. Itu merupakan orgasme terhebat yang pernah ia dapatkan dari lidah seorang pria. Indah terkulai lemas di kursi. Om Muh berdiri menatap Indah dengan sorot mata yang tajam.

TBC

Hehehe. Sesekali diselipin adegan panas lainnya yes. Biar variatif dan bisa liat kegagahan dari para suami. Gimana? Mau lanjut? Hehehe. Pada nunggu Dika ya? Tenang, biarkan imajinasi author yang bekerja. Terima kasih sudah baca sejauh ini dan jangan lupa vote. Terima kasih banyak!

Dika dan Para Suami - New ChapterWhere stories live. Discover now