Permulaan

20 3 4
                                    

"Ma, besok aku boleh gak jalan-jalan sama temanku? Ini kan masih libur kenaikan kelas," tanya Riana seraya duduk disebelah sosok yang diajak bicara.

"Kalau kamu punya uang mama izinkan kok, emang berapa orang yang ikut?" balas sosok yang tak lain adalah ibunya Riana.

"Tenang Ma, uang tabunganku ada nih, yang ikut ada sepuluh orang sama aku. Ada Yessy, Recka, Anna, Maryam, Nanda, Ian, Riduan, Arun, dan Ghani."

"Jalan-jalan kemana? Naik apa kalian?"

"Mau ke TAHURA, naik motor boncengan semua."

"Ya sudah, mama izinkan."

"Makasih ma," sambil memeluk sang ibu.

Gadis remaja itupun mengambil ponsel pintarnya dan langsung memberi tahu temannya lewat pesan singkat. Keesokan harinya, Riana yang bangun pukul 05.34 bergegas mandi lalu sarapan dan bersiap-siap sambil menunggu teman-teman berkumpul dirumahnya. Setelah semua temannya berkumpul, Yessy pun memberi arahan dan pasangan untuk keberangkatan mereka. Gerombolan remaja ini berpamitan dengan orang tua Riana lalu berangkat pukul 07.12 dan menghabiskan waktu sekitar satu jam perjalanan untuk sampai ke tempat yang dituju. Mereka sampai di TAHURA (Taman Hutan Raya) pukul 08.15, memarkirkan motor dan pergi menuju salah satu objek wisata, yaitu air terjun. Untuk ke sana mereka memilih melewati jalan setapak yang terbuat dari batu bata merah, di kiri-kanan jalan terdapat tiang-anakan pohon yang memiliki diameter sepuluh sampai kurang dari dua puluh sentimeter-jenis Matoa (Pometia pinnata) dan Kenanga (Cananga odorata) yang meneduhkan dan membuat udara lebih sejuk.

Sesampainya di air terjun mereka langsung bermain-main, Ian dan Arun menceburkan diri untuk merasakan segarnya air yang diikuti oleh Anna, Recka, dan Yessy, sedangkan Riana, Maryam, Riduan, serta Nanda saling mencipratkan air. Karena tidak membawa pakaian ganti, Ghani memilih untuk mengabadikan setiap momen sebagai seorang yang paham dengan fotografi. Setelah puas berada di air terjun, pukul 11.07 mereka beristirahat dan mengisi perut yang keroncongan di warung terdekat. Kesepuluh remaja ini akan melanjutkan perjalanan ke objek wisata lainnya, tetapi masing-masing dari mereka mempunyai tujuan sendiri. Perbedaan tujuan ini membuat mereka terpecah menjadi beberapa kelompok, seperti Ghani, Arun, dan Anna yang pergi ke fasilitas bermain flying fox yang berada tepat disebelah area penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) dan budidaya Madu Kelulut (Trigona sp.) .

"Eh tunggu, kalau mau ke flying fox kami ikut donk," pinta Riduan.

"Ikut main flying fox?" Selidiki Arun.

"Enggak, kami mau lihat rusa, kan tempatnya sebelahan," sahut Yessy.

Paham dengan niat dua sejoli ini, Ghani pun menyeletuk, "Oalah, kalau mau pacaran ya bilang aja, gak usah pake alasan."

Akhirnya lima dari sepuluh remaja ini pergi bersama lalu berpisah menuju tempat tujuan akhir. Sebelum sepuluh remaja ini berpencar, mereka sepakat untuk kembali berkumpul di tempat parkir pukul 17.00 agar dapat pergi ke puncak melihat sunset. Kelompok pertama yang terdiri dari Ghani, Arun, dan Anna bermain flying fox, melewati jembatan gantung, dan mencoba fasilitas bermain lainnya. Sedangkan kelompok kedua, yaitu Riduan dan Yessy menikmati waktu pacaran yang menyenangkan, mereka memberi makan dan berfoto dengan para rusa. Karena tempat budidaya Madu Kelulut (Trigona sp.) masih berada di satu area dengan tempat penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor), maka mereka juga mendatangi tempat tersebut yang kebetulan ada seorang pemandu wisata yang memandu rombongan anak SD yang sedang karya wisata. Pria yang berusia sekitar pertengahan dua puluh tahun itu menjelaskan tentang alasan rusa dan lebah itu berada TAHURA serta membuka sesi tanya-jawab kepada pengunjung disitu.

***

Fae RealmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang