B-Bravo

333 15 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 3 pagi, terlalu dini bagi Denji yang bukan termasuk morning person. Tapi situasinya berbeda, ia bahkan tidak bisa tidur nyenyak tiap 5 menit ia terlelap. Di sampingnya masih ada Yoshida dengan wajah damainya, tertidur pulas setelah semalam beradu bogem lagi dengan Denji. Sebut saja Denji gila, meski ia sudah kalah ia tidak akan menyerahkan harga dirinya begitu saja. 'Gila aja gue mau homoan sama manusia ledik kek dia, najis!' pikir Denji.

Oleh karena itu kali ini ia sedang mencoba keluar dari pelukan Yoshida. Berusaha tidak membangunkan orang gila itu lalu meraih ponselnya yang di taruh di atas nakas di sebelah Yoshida berbaring. Hal tidak penting yang Denji baru ketahui ialah Yoshida merupakan orang yang gampang bangun dari tidur. Jadi suara atau gerakan kecil pun mampu membangunkan manusia berambut hitam itu.

Tetapi setelah bergelud dengan waktu, Denji mampu keluar dari rengkuhan Yoshida, menggeser badannya perlahan ke pinggir kasur. Mengeluarkan badannya dari bed cover hangat nan besar, lalu menginjakkan kakinya ke lantai secara mengendap-endap. Oke, Denji punya bakat mencuri sepertinya. Tapi Yoshida ini jelas kasus yang berbeda, Denji mengeluarkan banyak peluh di dahinya, tak kurang helaan napasnya yang memberat karena takut ketahuan.

Masih bermodalkan nyali upilnya, ia mengendap ke arah berlawanan. Apapun yang terjadi, pokoknya ia harus menghubungi Aki terlebih dahulu. Lelaki itu walau terkadang menyebalkan tapi dia yang lebih bisa diandalkan. Untungnya Yoshida benar-benar sedang dalam masa lelapnya, maka dari itu kesempatan ini tidak disia-siakan Denji.

Ponsel di atas nakas ia ambil perlahan, menyalakannya dengan was-was lalu mematikan bunyi notifikasi agar tidak sampai ke telinga Yoshida. Setelah itu, Denji berjalan menjauhi ranjang. Memilih bersembunyi di sudut ruang yang gelap, membelakangi Yoshida.

Cepat-cepat Denji membuka aplikasi WhatsApp, sebelum akhirnya kaget karena handphone-nya dibanjiri notifikasi. Kebanyakan dari grup kelasnya dan juga grup circle-nya. Juga di paling atas ada kontak Aki yang sudah ditebak Denji, lalu Power diurutan kedua. Tanpa banyak basa-basi, Denji menekan kontak Aki, mengabaikan pesan Aki yang kebanyakan menanyakan keberadaannya dan juga puluhan missed calls. Denji abai, lalu menekan share location dengan cepat. Memberitahu Aki agar segera menjemputnya di sini.

Was-was Denji menengok berkali-kali ke arah Yoshida, takut lelaki berambut hitam itu terbangun dari lelapnya. Masih beruntung Yoshida terpejam, Denji melanjutkan kegiatannya.

'Aki gw diculik sm bch prik. Dia gila bgt sumpah, gw hmpr dibunuh.' [send]

'Plis tlngin gw' [send]

'Jemput gw dsn ya, udh gw shareloc' [send]

'Aki lo udh tidur?' [send]

Denji sedikit bernafas lega, setidaknya ia sudah mengirim lokasi kepada Aki. Jadi walaupun aki sudah tidur, lelaki itu bisa menjemputnya besok. Tadi saat Denji melihat lokasi di mana ia berada, ia berkerut. Asing sekali dengan lokasinya saat ini. Semoga saja masih diketahui Aki. Sekali lagi Denji menengok ke arah Yoshida, masih terlelap untungnya.

Lanjut dengan ponselnya, Denji membuka pesan Power. Di beberapa pesan, Power mengkhawatirkannya, terkejut karena Yoshida bisa mengalahkannya. Lagipula yang terkejut sudah pasti bukan hanya Power, tapi semua orang. Tetapi semakin ke bawah, pesan Power semakin mengejutkan Denji. Abai dengan hal itu, Denji membuka pesan di grup circle-nya. Topik panasnya masih tentang ia dan Yoshida. Tetapi hal mengejutkan itu juga sedang dibahas di grup circle-nya.

Kembali abai, Denji membuka grup kelas setelah itu grup angkatan. Semuanya sama, hal mengejutkan bagi Denji ternyata memang benar adanya. Apa yang mereka katakan sudah pasti benar. Denji ternganga berulang-ulang. Tidak menyangka dirinya bisa seapes ini. 'karma kali ya?' batin Denji.

831 637  [YOSHIDEN]Where stories live. Discover now