"Baiklah kalau kau tak suka dipanggil menggunakan nama aslimu, Kim Winter saja."
"Ani .." potong Winter cepat. "Bukan begitu sunbae, aku hanya bingung bagaimana kau bisa tau nama asliku."
"Mudah untuk mengetahui semua tentangmu, Winter-ah."
"Semua tentangmu, tapi tidak dengan perasaanmu," lanjut Jaemin dengan serius.
Winter menatap mata Jaemin yang terlihat begitu dalam. Winter benar-benar bisa terhanyut dengan tatapan itu. Cukup lama mereka saling menatap sampai akhirnya Ahjuma itu datang membawa pesanan.
"Pesanan datang."
Winter dan Jaemin langsung tersadar saat itu juga. Winter memundurkan sedikit badannya. Memberikan ruang lebih luas lagi agar Ahjuma leluasa untuk menaruh makanannya.
"Gomapseumnida, Ahjuma," ucap Winter ramah.
Ahjuma itu tersenyum tulus kepada Winter.
"Nah, ini untukmu," kini Ahjuma menoleh pada Jaemin. "Americano, benar? Aku sekalian memesan ini kepada barista tadi."
"Waah, gomawo Ahjuma. Kau tau saja kesukaanku."
"Aku juga tau, gadis itu kesukaanmu juga kan?"
Jaemin hanya tersenyum lebar saat Ahjuma itu berbisik kepadanya. Ahjuma pun lantas memukul bahu Jaemin gemas lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Cobalah," kata Jaemin. "Sujebi itu bisa menghangatkan badanmu."
Winter menyendok kuah sujebi itu, lalu menyeruputnya. Winter seketika memejamkan mata, menikmati rasa hangat sujebi yang masuk kedalam tubuhnya. Ini benar-benar menyegarkan.
"Eotte?"
Winter mengangguk dengan senyuman. "Segar sekali."
Jaemin terkekeh pelan. Merasa lega karna ekspresi Winter yang terlihat nyaman saat memakan sujebi itu.
Mata Jaemin masih memperhatikan Winter yang kini fokus pada makanannya, ia benar-benar merasa senang melihat Winter makan dengan lahap. Ia senang karna Winter juga sudah tidak lagi menghindarinya. Kini mata Jaemin bergerak kearah bibir Winter yang tengah menyeruput sup itu. Bayangan semalam saat ia ingin mencium Winter pun muncul dalam benaknya.
ya tuhan. Jaemin menelan ludahnya gugup. Rasanya ingin ia mengecup bibir mungil itu.
Winter yang sadar akan tatapan Jaemin itu menyeritkan dahinya. "Sunbaenim?"
Jaemin terbatuk saat Winter memanggilnya. "W-waeyo?"
"Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"A-ani," jawab Jaemin gugup. Tolong Na Jaemin, kontrol perilakumu. Kau tidak mau Winter menjauhimu lagi karna salah tingkah seperti ini kan?
Winter meletakkan sendoknya, bersandar pada kursi. Menatap Jaemin serius. Sungguh, Jaemin tidak pernah segugup ini dipandang oleh orang lain, terutama wanita. Berapa banyak wanita yang memujanya, tapi baru inilah Jaemin gugup untuk ditatap.
"Sunbaenim semalam mengantarku ke apartment?" ntah ada keberanian darimana Winter saat ini bisa membalikan posisi. Tidak seperti tadi yang masih malu dan belum siap bertemu dengan Jaemin, sekarang ia malah ingin menginterogasi lelaki di hadapannya.
Jaemin mengangguk kaku. "Ne."
"Wae?"
Jaemin terdiam.
"Kenapa kau selalu menolongku sunbaenim? Bahkan tak jarang kau rela terluka untuk menolongku? Kenapa kau selalu mencoba untuk melindungiku?"
Cukup lama Jaemin terdiam, dan akhirnya ia angkat bicara. "Ntah kenapa tapi aku selalu ingin melindungimu sejak awal bertemu."
YOU ARE READING
DIVE INTO YOU
RomanceJAEMIN X WINTER Pertemuan pertama Jaemin, senior di fakultas seni dan tari dengan mahasiswa baru bernama Winter, membuat ia ingin selalu melindungi gadis ini. Bahkan, ia juga meminta seseorang untuk memata-matai Winter agar ia bisa tau kabar dari ga...
Part 14 : Explain
Start from the beginning
