"Ini kan yang kamu mau? Hmmmm," teriak om Muh dalam pikirannya. Tanpa ampun ia menggenjot kontolnya itu di dalam memek Indah dengan ganas. Indah hanya mendesah.

Om Muh membalikkan tubuh Indah. Kini ia merobek semua pakaian yang dikenakan Indah. Ia meremas dan menyosor kedua buah dada Indah yang montok. Dihisapnya kuat kuat puting Indah. Puas bermain dengan buah dada Indah, kini Om Muh berjongkok di depan Indah dan mulai menjilati memek Indah dengan kasar.

Tak tahan dengan semua itu, Om Muh kembali berdiri dan mengangkat kaki Indah di pundaknya. Ia kembali memasukkan kontol besarnya ke dalam memek Indah. Ia menggenjot memek Indah dengan sangat keras. Om Muh sudah sangat sange dibuatnya. Nafasnya sudah sangat memburu, dan desan desahan kecil keluar dari mulut Om Muh.

Cukup lama Om Muh membayangkan hal itu. Namun Om Muh yang tak puas dengan mengocok kontolnya sendiri dengan tangannya, melihat ke arah Dika yang tertidur pulas. Ia sudah kehilangan akal sehatnya karena nafsunya. Ia menggenggam tangan Dika yang memeluk tubuhnya dan mengarahkannya ke arah kontolnya. Ia memposisikan tangan Dika agar bisa mengocok kontolnya. Tangan kecil Dika tidak muat dilingkarkan pada batang kontol itu. Om Muh merasakan genggaman tangan Dika yang sangat halus di kontolnya yang berurat itu. Sensasi yang jauh berbeda dari tangan halus seorang wanita.

Diarahkannya tangan Dika naik turun pada kontolnya itu. Sedangkan tangan kirinya memainkan putingnya sendiri. Ia mulai mendesah. "Anjinggg, lembut banget,, uhhh," desah Om Muh pelan.

Perlakuan Om Muh pada Dika membuat Dika terbangun. "Om?" tanya Dika heran karena mendapati tangannya mengocok kontol Om Muh. Dalam temaram lampu, Ia bisa melihat kontol yang selama ini hanya ada di pikiran Dika.

Karena sudah kepalang basah, Om Muh tak menghentikan aksinya. Ia sudah dikuasi nafsu birahi. Kini sarung Om Muh sudah lolos dari badannya."Dika mau ga bantuin Om?" tanya Om Muh perlahan.

"Bantuin apa Om?" tanya Dika.

"Bantuin kocokin Om kayak gini," tangan kanan Om Mu memandu Dika untuk mengocok kontolnya. Dika hanya memperhatikan dengan seksama. Ia takjub dengan ukuran kontol dewasa pertamanya itu. Sangat gagah, tegak mengacung. Perlahan Dika mulai menggerakkan tangannya sendiri tanpa bantuan Om Muh.

"Ahhhh," desah Om Muh dengan suara pelan.

"Emang enak Om?" tanya Dika penasaran.

"Enak banget sayang, ahh," jawab Om Muh sambil mengecup pipi Dika. Tangannya tak lagi membimbing tangan Dika. Kedua tangan Om Muh disilangkan di belakang kepalanya. Ia menikmati setiap momen kocokan Dika. Ini pertama kalinya sejak sekian lama, orang lain membantunya untuk mengocok kontolnya. Kocokan tangan Dika sangat halus. Desahan demi desahan terus keluar dari mulut Om Muh.

Tak puas dengan itu, Om Muh memegang kepala Dika, dan mendekatkannya pada dadanya. Ia mengarahkan mulut Dika ke dekat putingnya. Dika menuruti kemauan Om Muh dan mendaratkan ciuman di puting itu.

"Uhhhh," desah Om Muh. Tangannya menahan kepala Dika untuk tetap berada di tempatnya. "Lanjutin sayang, sedot yang kuat" pinta Om Muh. Seolah paham perintah Om Muh, Dika mulai menghisap-hisap puting Om Muh. Dika menyedot kuat-kuat puting itu membuat Om Muh menggelinjang hebat. Persetan dengan siapa lawan mainnya, ia sudah diambang kenikmatan yang sangat ia rindukan.

Dika melakukan tugasnya dengan sangat baik. Inilah yang ingin Dika lakukan sejak dulu. Kini Ia menyedot kedua puting Om Muh bergantian sembari mengocok kontol Om Muh dengan tangannya.

"Ahhhh, enakk banget dik... Uhhh," desah Om Muh. Dika tak bersuara, ia juga menikmati hisapannya pada puting Om Muh.

"Awww, kalo gigit jangan kenceng-kenceng Dik," teriak Om Muh ketika Dika menggigit putingnya dengan keras. "Pelan pelan ajaa yaaa gigitnya," pinta Om Muh. Dika mengerti perintah Om Muh. Ia kini memainkan puting itu dengan giginya secara perlahan.

"Ahhhh, iyaa gitu sayang. Hhhhh, terusin sayang," desah Om Muh. Dika semakin bersemangat melakukan kegiatan itu.

"Kocok yang cepet sayang kontol Om," pinta Om Muh dengan suara berbisik di telinga Dika.

Dika mempercepat gerakan naik turun di kontol Om Muh, sedangkan bibirnya terus mengenyot puting Om Muh dengan sangat kuat. Desahan Om Muh semakin sering terdengar, nafasnya memburu.

"Arghhh....," desah Om Muh.

Ditangannya, Dika merasakan kontol Om Muh semakin membesar. "Dik, Om mau keluar sayang,,, uhhhh," racau Om Muh.

Tangan Om Muh mengambil alih kontolnya dari tangan Dika. Dika terduduk sedikit menjauh dari Om Muh. Gerakan kocokan tangan Om Muh di kontolnya semakin cepat, nafasnya menjadi tidak teratur, matanya memejam dengan sangat rapat, hingga akhirnya...

Crottt... Crottt... Crotttt...

Cairan kental keluar dari kontol Om Muh membasahi perut dan dada Om Muh, bahkan ada yang sampai mengenai rambut Om Muh. Cairan itu keluar banyak sekali, seolah olah bendungan yang selama ini dijaga Om Muh, jebol. Om Muh melepaskan kocokannya, dan terlihat batang itu masih berkedut sebelum akhirnya terkulai lemas. Sudah lama sekali ia tidak orgasme dengan sangat hebat.

Om Muh mengatur nafasnya. Ketika kesadarannya sudah kembali sepenuhnya, ia melihat ke arah Dika. Ada rasa bersalah dalam hatinya. Bagaimana bisa dia melibatkan anak kecil untuk melampiaskan nafsunya. Dika hanya terduduk bingung, ia bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

"Dik, makasih yaa," ujar Om Muh.

"Makasih buat apa Om?" tanya Dika penasaran.

"Hahaha, pokoknya ini rahasia antara Om sama Dika. Ga boleh ada yang tau ya, termasuk Anas, atau Papa Mama Dika. Janji?" tanya Om Muh sambil mengangkat kelingkingnya.

Dika menyambut kelingking Om Muh, "Janji Om."

Om Muh mendartkan ciuman di pipi Dika, lalu beranjak dsri kasur. Ia mengenakan kembali sarungnya dan membuka pintu kamarnya.

"Sekarang Dika tidur ya, sudah malam, besok sekolah kan," perintah Om Muh. Ia lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Untung saat itu sudah tengah malam, dan rumah sudah sangat sepi. Jadi tidak ada yang menaruh curiga dengan perbuatan Om Muh.

Cukup lama Om Muh berada di kamar mandi hingga akhirnya ia kembali hanya mengenakan sarungnya itu dalam keadaan tubuh yang basah. Rupanya ia baru saja mandi. Karena energinya terkuras habis, Ia langsung berbaring kembali di sebelah Dika. Om Muh mencoba memejamkan matanya.

Tiba-tiba ia merasakan ada benda lunak, basah dan hangan di putingnya. Ia membuka matanya dan mendapati Dika kembali mengenyot putingnya itu. Om Muh mencoba melepaskan kepala Dika, namun sia-sia. Namun karena energinya sudah habis, Ia hanya bisa pasrah membiarkan Dika menghisap putingnya itu. Ia memiringkan badannya ke arah Dika dan mengelus-elus kepala Dika. Hal ini membuat Dika lebih leluasa untuk memainkan putingnya itu. Mendapati Om Muh yang tak lagi menolaknya, Dika terus melancarkan aksinya itu. Mereka berdua pun terlelap.

TBC

Wuhuuu, crot pertama hahaha. Author nulis ini sambil panas dingin. So gimana? Puas? Tenang, masih ada kelanjutan cerita kenakalan Dika yang lainnya. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa vote biar Dika tambah nakal! ^^

Dika dan Para Suami - New ChapterWhere stories live. Discover now