1. Vonis

116 33 6
                                    

Kevin, anak sulung kami, telat bicara. Saya menganggap itu bukan masalah yang serius. Menurut beberapa teman saya, masalah speech delay itu akan teratasi jika dia mulai bersekolah. Kemudian Kevin, kami masukkan ke les bahasa Inggris dekat rumah dan dima mulai mengenal gambar-gambar seperti apel, mobil, pisang. Tahap selanjutnya, walaupum dia belum bisa bicara, dia bisa bergumam seperti pa untuk father, ma untuk mother. Ia juga sangat suka melihat buku-buku bergambar. Saya ingat bila ke toilet, ia suka membawa buku ceritanya untuk dilihat.

Saya yakin kalau Kevin adalah anak yang cerdas, sama seperti cerita mama mertua saya tentang suami saya. Saya yakin Kevin akan sama cerdas seperti papanya. Masalahnya dimulai ketika dia mulai sekolah di Taman Kanak-kanak.  Sebagai anak yang pintar, dia selalu jadi kesayangan guru, tapi saya ingat ada seorang guru yang tidak menyukainya. Guru ini menganggap anak saya tidak sopan dan kasar, karena Kevin sangat tidak suka dengan sesuatu yang terjadi tiba-tiba dan tanpa rencana. Saya dipanggil untuk membahas masalah ini dan kemudian kepala sekolah merujuk saya untuk menemui seorang psikolog.

Ini buat pertama kalinya saya menemui psikolog. Seingat saya, dia mulai bicara dengan anak saya dan melakukan serangkaian tes, yang pada akhirnya saya tahu kalau Kevin divonis asperger. Saya tidak tahu apa itu asperger yang mana pada saat itu saya juga tidak menemukan gejala-gejala lain yang menggamggu aktivitas anak saya di sekolah. Dia tetap menemui psikolognya secara teratur di mana semuanya kegiatannya adalah dalam bentuk permainan. Kevin juga mulai sekolah di SD umum untuk anak-anak normal dan tidak menemui kendala, kecuali satu hal. Dia sangat tidak suka ketika ada beberapa temannya yang dihukum tidak boleh pulang bila tugas menulisnya belum selesai. Pertamanya, dia tidak mau pulang dan menunggui temannya, tapi kemudian bila terlalu lama, ia akan mulai tantrum dan marah. Karena hal ini juga saya sering dipanggil pihak sekolah. Saya tidak tahu kalau inilah gejala asperger bahwa mereka sangat tidak suka perubahan mendadak dan sesuatu yang tidak direncanakan.

Parenting with AspergerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang