EPOCH

58 8 4
                                    

Semenjak hari itu, aku tidak pernah bertemu dengan Sunghoon lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semenjak hari itu, aku tidak pernah bertemu dengan Sunghoon lagi. Entah alasan apa dia tiba-tiba menjauhiku begitu saja. Aku pernah pergi menemuinya dan berusaha untuk mengajaknya bicara, namun dia hanya membalas dengan gelengan dan anggukan kepala.

Mengeluarkan suara pun hanya sepatah atau dua patah.

Bagiku, Sunghoon satu-satunya lelaki yang bisa diandalkan. Dia adalah teman sekaligus kekasih yang baik didalam kehidupanku. Disaat aku susah dia selalu mengulurkan tangannya, dan saat aku senang dia selalu merengkuhku di dalam pelukannya.

Melihat perubahan sikapnya yang berbeda drastis, aku merasa gagal untuk memahaminya.

Ada apa dengan Sunghoon pada akhir-akhir ini?

Dia selalu sensitif gara-gara suatu hal dan dia sekarang lebih banyak diam. Sifat ceria dan canda tawanya seakan-akan lenyap diterjang angin kencang.

Setelah semua terjadi akhirnya aku merasa kecewa dan putus asa.

Karena aku begitu sangat tidak bisa memahami perasaannya.

"Kita putus."

Kata itulah yang terakhir terucap dari mulutnya, kalimat tajam yang berhasil membuat hatiku tertusuk.

Tubuhku seakan-akan membeku karena begitu tak bisa mempercayainya, aku berfikir bahwa Sunghoon sedang bergurau. Namun ternyata harapan yang kumiliki hanyalah harapan semata, Sunghoon pergi begitu saja melewatiku tanpa sepatah kata lagi.

Aku mengepalkan tangan erat, memutarkan tubuh menghadapnya dengan mata yang terasa semakin memanas. Tentunya aku tidak mau hubungan ini berakhir dengan sia-sia, apalagi dengan alasan yang tak jelas.

"Kamu lagi bercanda 'kan? Aku salah apa? Apa karena kemarin aku bentak kamu gara-gara nggak boleh ikutan latihan skating?" teriakku berusaha mencegahnya pergi.

"Maaf," hanya itulah yang keluar dari dalam mulut Sunghoon dengan begitu mudahnya. Dia tetap melanjutkan perjalanannya tanpa memikirkan perasaanku sama sekali.

Aku jatuh terduduk sambil menangis tersedu-sedu melihat punggungnya pergi begitu saja. Dadaku begitu sesak setelah menerima pengakuan putus darinya tadi, pengakuan itu begitu terngiang-ngiang di dalam benakku tanpa henti.

Di atas jembatan yang melengkung dimana akses untuk melewati sebuah sungai yang mengalir di bawahnya, aku menjambak rambut frustasi. Entah kenapa perasaan benci padanya tiba-tiba muncul.

Pemikiran tentang selama ini bahwa aku mempercayainya malah berakhir mengecewakan.

Di tempat inilah hubungan kami terikat, namun di tempat ini juga hubungan kami berakhir. Bagaikan sebuah skenario yang terputar, aku seperti melihat masa lalu ketika hubunganku dengan Sunghoon terbentuk.

ĔPOCH ⋮ Park SunghoonWhere stories live. Discover now